----------
Rabu, 09 Juni 2021
Melati
Syahrir Guru Honorer SD di Makassar Ikut Program Pengembangan Literasi Sekolah
Nasional
Juga
Membantu Muridnya Ikut Gerakan Sekolah Menulis Buku
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). “Bu Melati, bisakah saya ikut menulis?
Saya ingin ikut, tapi saya tak punya uang,” begitu kisah Melati Syahrir, Kepala
Perpustakaan Purnama SD Inpres Paccerakkang, Makassar, Rabu, 09 Juni 2021.
Melati, yang juga
merupakan Ketua Kelompok Kerja Pustakawan Sekolah (KKPS) Kota Makassar, tengah
berbagi cerita tentang salah seorang muridnya, Rezki. Rezki merupakan anak dari
keluarga kurang mampu, tapi menunjukkan minat besar pada aktivitas literasi.
Dia bahkan jadi salah satu Duta Baca di Perpustakaan Purnama.
Melihat antusiasme Rezki,
Melati bersama Bunda Baca SD Inpres Paccerakkang, yang berjumlah 12 orang,
sepakat ikut Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional, tahun 2021, atas
inisiatif sendiri.
Mereka akan keluarkan
dana partisipasi paguyuban Bunda Baca untuk mendaftarkan Rezki. Duta Baca yang
lain juga akan ikut menabung demi mewujudkan impian Rezki.
Ainun Rasyidah Iksan,
yang juga Duta Baca Perpustakaan Purnama, mengaku senang atas hadirnya program
GSMB yang diadakan oleh Nyalanesia. Ainun mengaku, dia sering menulis puisi
tetapi hanya disimpan di buku catatannya. Setelah dapat info dari Bu Melati
tentang GSMB, dia gembira sekali. Dia berharap, karyanya bersama teman-temannya
dapat dibukukan.
“Kepolosan Rezki, Ainun
dan lainnya jadi pemantik semangat untuk terus melangkah demi literasi anak
bangsa yang lebih baik,” beber Melati yang masih tercatat sebagai guru honorer
itu.
Motivasinya ingin berbagi
semangat dan sedekah ilmu dari anak-anak Duta Baca. Dia mendapat pembelajaran
dari proses yang tengah dijalani sebagai penggiat literasi bahwa membangun
iklim literasi itu butuh kebersamaan, cinta, kolaborasi, dan sinergitas.
Melati mengikuti Program
Pengembangan Literasi Sekolah Nasional. Dia lolos sebagai salah satu dari 500
besar pendaftar Sosialisator Program Literasi (SPL) Nasional yang diadakan
Nyalanesia (GMB-Indonesia), yang diikuti 4.000-an peserta. Sekarang tahap uji
penerjunan. Dia dibimbing oleh founder Nyalanesia, Lenang Manggala, dan
mentor Akbar Bagus Wicaksono.
Menurutnya, sebagai Ketua
KKPS, ini merupakan gift, bonus, berkah yang diberikan Tuhan untuk ikhtiarnya
dalam meningkatkan indeks literasi. Dia sudah bertekad akan terus melakukan gerakan
literasi demi menguatkan sekolah binaan, kepala sekolah, guru, Duta Baca, Bunda
Baca, dan mitra kerja.
“Saya harus bergerak
mulai dari sekolah, karena peletak dasar literasi ada di sekolah,” imbuhnya.
Menurutnya, apa yang kita
kerjakan hari ini semata-mata guna memberikan wadah bagi anak-anak di sekolah
untuk memantaskan potensi yang mereka miliki. Mereka perlu diberi motivasi bahwa karya mereka layak mendapatkan
tempat pada setiap halaman buku. Nanti, dengan bangga, mereka akan membawa buku
itu ke mana-mana.
“Mereka akan tunjukkan
pada dunia, inilah karya saya, inilah pengalaman saya semasa sekolah. Saya
pernah menulis buku,” jelas Melati.
Dia mengajak untuk
melangkah bersama dengan terus saling menggenggam semangat dan saling support
satu sama lain. Dia berharap, keikutsertaannya akan berkontribusi bagi kebaikan
dan kemajuan gerakan literasi.
Mau
Menulis
Kepala UPT SPF SD Inpres
Paccerakkang, Muhammad Yunus Sunusi, ikut memberikan dukungan terhadap Melati.
Menurutnya, banyak orang
pintar di Indonesia terapi sedikit yang dapat dan mau menulis. Dia berharap,
semoga program ini mampu menggerakkan kesadaran kita semua akan pentingnya
menulis.
Respons positif juga
datang dari Kepala Sekolah SDS Hang Tuah, Arpin, yang memberi kesempatan pada
Melati memberikan sosialisasi di sekolahnya kepada guru-guru.
Sementara Kabid
Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Amran Kudus,
mengatakan akan memberikan satu sesi untuk sosialisasi GSMB, saat Rakor
Perpustkaan Sekolah, bulan Juli 2021.
Katanya, program ini
perlu disosialisasikan ke sekolah-sekolah, terutama sekolah yang
perpustakaannya akan diakreditasi, biar ada nilai tambah pada indikator
prestasi.
“Dulu ada Gerakan
Makassar Gemar Membaca atau GMGM. Semoga dengan adanya program ini bisa
berkembang menjadi Gerakan Makassar Gemar Menulis,” kata Amran. (win)