“Makhluk apakah yang awalnya berjalan dengan empat kaki, kemudian berjalan dengan dua kaki, dan selanjutnya berjalan dengan tiga kaki?” tanya Daeng Tompo’ sambil tersenyum. |
---------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 23 Juli 2021
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Awalnya
Berjalan dengan 4 Kaki, Kemudian 2 Kaki, dan Terakhir 3 Kaki
“Ada pertanyaanku’ Daeng Nappa’,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.
“Apa seng mau kitanyakan?
Teka-teki kah?” Daeng Nappa’ balas bertanya sambil tersenyum.
“Semacam itulah,” jawab Daeng
Tompo’ juga sambil tersenyum.
“Oke, apa pertanyaanta’?”
kata Daeng Nappa’.
“Makhluk apakah yang
awalnya berjalan dengan empat kaki, kemudian berjalan dengan dua kaki, dan
selanjutnya berjalan dengan tiga kaki?” tanya Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Makhluk apami itu?
Makhluk jadi-jadian kapang,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
“Ampunmaki’?” tanya Daeng
Tompo’.
“Ampun ma’. Jadi, makhluk
apa padeng?” Daeng Nappa’ balik bertanya dengan penasaran.
“Manusia,” jawab Daeng
Tompo’.
“Kenapa bisa? Manusia kan
berjalan dengan dua kaki?” tanya Daeng Nappa’.
“Waktu masih bayi, manusia
belum bisa berdiri tegak, ia berjalan dengan dua kaki ditambah dengan dua
tangan. Berarti manusia bayi berjalan dengan empat kaki. Bukan berjalan
sebenarnya, tapi merangkak. Orang Makassar bilang, akkadangkang,” tutur Daeng
Tompo’.
“Oh begitu,” ujar Daeng
Nappa’.
“Setelah bisa berdiri,
manusia berjalan dengan dua kaki. Itumi yang disebut berjalan,” kata Daeng
Tompo’ sambil tersenyum.
“Terus kapan manusia berjalan
dengan tiga kaki?” tanya Daeng Nappa’.
“Kalau masih panjang
umurna, sakitmi lututna, dan itulah yang disebut orangtua, maka manusia pakai
tongkat, dan tongkat itulah kakinya yang ketiga, jadi manusia tua alias orang
tua berjalan dengan tiga kaki,” papar Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya
pun terawa-tawa. (asnawin)
Jumat, 23 Juli 2021
Mantap, daeng
BalasHapus