------
Jumat, 16 Juli 2021
Bulukumba
Bisa Menjadi Contoh Pengembangan Ternak Sapi di Sulsel
Arkaba
Farm Australia Jajaki Kerjasama Peternakan di Bulukumba
Populasi
Sapi Ternak di Bulukumba Berkisar 77.000 Ekor
Sri
Nurmala Tohl: Ternak Sapi di Indonesia Dikandangkan, di Australia Dilepas Bebas
BULUKUMBA,
(PEDOMAN KARYA). Populasi sapi ternak di Bulukumba kurang
lebih 77.000 ekor yang tersebar pada beberapa kecamatan, dan terbanyak di
Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Ujungloe, Kecamatan Kajang, Kecamatan Gantarang,
dan Kecamatan Rilau Ale.
Dengan populasi sapi
ternak sebanyak itu dan luas areal pertanian yang memadai, maka Bulukumba bisa
menjadi contoh pengembangan ternak sapi di Sulawesi Selatan pada khususnya dan
di Indonesia pada umumnya.
“Bulukumba bisa menjadi
contoh pengembangan ternak sapi dan kami berharap Bulukumba nanti menjadi bukti
nyata kerjasama dengan kami ke depan,” tutur Manajer Arkaba Farm, Mrs Sri
Nurmala Tohl, saat melakukan presentase di hadapan Bupati Bulukumba Andi
Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf, serta beberapa kepala SKPD
terkait, di Pendopo Rujab Bupati Bulukumba, Rabu malam, 14 Juli 2021.
Perempuan asal Sulawesi
Selatan yang tinggal di Australia itu bertemu dengan Bupati Bulukumba untuk
menjajak kerjasama antara Arkaba Farm (sebuah perusahaan multinasional yang
bergerak di bidang peternakan dan pertanian di Australia bagian selatan) dengan
Pemerintah Kabupaten Bulukumba.
Sri Nurmala Tohl
mengatakan, berternak sapi adalah mata pencaharian, namun peternakan sapi di Australia
sangat bertolak-belakang dengan peternakan sapi di Indonesia.
Di Australia, kata Sri,
ternaknya dilepas bebas di areal peternakan yang luas, sedangkan di Indonesia sapinya
rata-rata dikandangkan, padahal kelebihan ternak yang dilepas adalah peternak
yang mengatur ternaknya, bukan ternak yang mengatur peternaknya, dalam arti
bukan peternak yang datang memberikan makanan dan minuman kepada ternak.
“Sebaliknya jika ternak
itu dikandangkan, kita begitu repot datang pagi, siang, malam untuk mengontrol
dan waktu kita habis setiap hari untuk melihatnya,” kata Sri.
Terkait pemilihan jenis
sapi apa yang diternakkan, Sri memberikan saran agar sapi yang dipilih adalah
jenis sapi yang cocok dengan kondisi air dan udara yang ada di Kabupaten
Bulukumba.
“Tidak perlu ikut-ikutan
memelihari jenis sapi yang ada di daerah lain, jika pakannya tidak tersedia
atau terbatas di daerah ini,” kata Sri.
Meski lahan atau hamparan
di Bulukumba tidak seluas di Australia, Sri Tohl berharap ada beberapa areal
yang nantinya dijadikan percontohan bagaimana berternak tanpa kandang.
“Mudah-mudahan nanti kami
bisa kembangkan dan memberikan edukasi, saling bertukar pemikiran dan
pengalaman supaya sektor peternakan kita lebih baik dan lebih maju lagi,” kata
Sri.
Faktor
Keamanan
Bupati Bulukumba, Andi Muchtar
Ali Yusuf, mengatakan, kebiasaan mengandangkan ternak sapi di Bulukumba
terutama karena faktor keamanan.
“Jika ternak sapi dilepas,
kadang sapi tersebut naik mobil avansa (baca: dicuri),” kata Andi Utta, sapaan
akrab Muchtar Ali Yusuf sambil tertawa.
Selain faktor keamanan
yang akan menjadi perhatian, katanya, perubahan mindset (cara pandang) kepada
peternak juga menjadi penting. Jika selama ini berternak sapi hanya pekerjaan
sampingan, maka saatnya berternak sapi itu dijadikan mata pencaharian utama.
“Syaratnya, harus
bersungguh-sungguh menjadi peternak, harus menguasai ilmu dan teknik
berternaknya,” kata Andi Utta.
Ia mengaku heran, petani
atau peternak kita kebanyakan belum sejahtera, padahal potensi alam untuk
berternak sangat bagus.
“Peternak di Jepang itu
hidupnya mewah padahal lahan mereka terbatas,” ungkap Andi Utta.
Ia berharap kehadiran Manajer
Arkaba Farm, Mrs Sri Nurmala Tohl, dapat memberikan edukasi dan berbagi pengalaman
dalam berternak serta menjajaki prospek kerjasama ke depan dengan Pemkab
Bulukumba.
Dalam kunjungannya pada
hari kedua di Bulukumba, Sri Nurmala Tohl didampingi Dinas Peternakan Bulukumba,
melakukan kunjungan di lapangan bertemu dengan para peternak di Kecamatan
Bontotiro dan meninjau lokasi yang cocok untuk peternakan sapi di Kecamatan
Rilau Ale. (asdar)