Diksi Ber_Fantasyiru Fil-Ardhi

DISKUSI FANTASYIRU. Tentu Maman A Majid Binfas (kanan) terlibat diskusi serius dengan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, KH Alwi Uddin, tentang fantasyiru fil ardhi. (Dokumentasi Pribadi Maman A Majid Binfas)
 





------------

PEDOMAN KARYA

Ahad, 11 Juli 2021

 

 

Diksi Ber_Fantasyiru Fil-Ardhi

 

 

Oleh: Maman A Majid Binfas

(Dosen Pascasarjana Uhamka Jakarta, dan Unismuh Makassar)

 

Narasi ini, penulis akan mengawali dengan mengutip firman Allah di dalam Al-Qur’an, Surah Al-Jumuah, ayat 10, yang bunyi lafadznya lebih kurang: “Fa idza qudhiyati as-sholatu fantasyiru fil-ardhi wabtaghu min fadhlillahi wadzkurullaha katsiron la’allakum tuflihun,”

Ditafsirkan artinya oleh ulama yakni: “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi. Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Diksi “fantasyiru fil-ardhi” dalam ayat tersebut, berarti “bertebaranlah kamu di bumi”. Ulama bersepakat bahwa esensi bersifat gerakan, selain berisikan perintah melaksanakan shalat Jumua'at, juga memerintahkan setiap umat Islam untuk berupaya atau bekerja mencari rezeki sebagai karunia Allah SWT.

Ayat ini memerintahkan manusia untuk melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan mempersiapkan untuk kehidupan di akhirat kelak.

Gerakan pemikiran untuk mempersiapkan dua sisi berbeda untuk memaknainya, baik secara keyakinan maupun logika kecerdasan untuk memahaminya.

Logika kecerdasan tidak semata diandalkan pikiran otak semata, melainkan dibuktihkan dengan kepekaan radius ruh kecerdasan nurani berimbang dunia akhirat.

Kecerdasan ini menjadi poros arsy pertimbangan agar tidak terkurung pada dimensi logika otak tanpa rasa nurani. Logika merasa cerdas sendiri sehingga birahi arogansi dipertuhankan dalam memonopoli kebenaran tanpa menghargai argumen orang lain. Sekalipun, dalam dimensi berguru yang esensinya tidak saling menggurui dalam ber_fantasyiru fil ardhi.

 

Berguru dan Fantasyiru

 

Orang sangat cerdas, adalah mereka yang menghargai dan mengakui kelebihan orang lain. Untuk ber_fantasyiru__

Sebaliknya, orang yang hanya merasa lebih cerdas dari orang lain karena arogan, sesungguhnya ia adalah orang yang hanya mengawetkan kebodohannya menjadi ketololan yang sungguh sangat tulen. Tentu, tiada ber_fantasyiru__

Entah, _tanpa disadari mungkin diriku juga demikian mesti diakui, astaghfirullah al-‘adhim. Rabb ampuni hamba ... aamiin...

 

Rabb mohon kirannya keluarkan api rasa arogan dari raga hamba

Hingga diri boleh leluasa ber_fantasyiru fil-ardhi

 

Tentu berbeda dan lebih dahsyat dengan fantasyiru diskusi yang tampak pada fotograf berikut ini. Kami dengan Sang Tuan Guru Dr KH Muh Alwi Uddin MAg (Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel), tampak dalam ruas diskusi memang sangat serius.

Mungkin boleh jadi antara guru dengan murid, atau tanpa perbedaan sama sekali, saling menghargai satu sama lain, dengan langgam fantasyiru masing-masing.

Tiada berlebihan, diskusi mengenai kosmos aras suluk Ladunni dalam perspektif tasauf sufiktik, baik bersifat ortodoks hingga modern maupun kontemporeri sekalipun.

Tentu, diskusi ini tiada terbatasi waktu hingga tiada terasa selepas sholat asyar hingga magrib berazan. Ezim berguru adu berbagi argumentatif ini, sungguh bernilai makna fantasyiru yang sangat mendasar berhingga Arsy tanpa terbatasi.

Tentunya, tidak hanya berdiskusi asal-asalan tetapi berkesan menjadi fantasyiru fil-ardhi dalam keilmuan tingkat tinggi penuh ketawadhuan. Menjadi titik poros berguru pada dimensi ber_fantasyiru ardhi penuh kesantunan yang merdeka tanpa intimidasi terkesan saling mengurui.

 

Diksi Ber_Fantasyiru Fil-ardhi__

 

Kemarin di group Alumni PBSI FKIP Unismuh Makassar, pertama menemukan video pembacaan puisi karya penulis, yakni rekaman video dishare oleh Dr H Andi Sukri Syamsuri (Wakil Rektor II Unismuh Makassar).

Video tersebut menurut pembuatnya, ia telah diviralkan di berbagai group Whatsapp lainnya. Dan lebih kurang saya berkomentar tentang video ini, kepada Dr Andhies Andis Syamsoerie, darimana asal video ini, beliau menjawab dari group sebelah. Tentu sebagai manusia biasa merasa terharu juga tersanjung, dan mungkin wajar tanpa berlebihan. __

Sama halnya, rasa haru saya karena beberapa puisi yang pernah dimodifikasi oleh Mr Geoff Fox, budayawan Australia, beliau memviralkan di Eropa dengan Websitenya saat bedah buku Mamonisme secara Internasional di awal tahun 2021.

Boleh klik ini sebagai bukti data keakiratannya_ https://tujuhbelasan.com/2020/12/16/literary-tujuhbelasan-10-mum/amp/.

Namun, rasa sungguh salut dengan pengapreasinya dalam membacakannya oleh Ida Fitriana Rusli, dan Murniati yang sungguh lebih menarik daripada perakit diksinya sendiri, _mesti diakui.

_diksi ucapan kesalutan dan terimakasih disampaikan dari kami__

Dan salam doaku untuk Ibu Murniati Pangkep dan Ida Fitriana Rusli (deklamatornya), beserta jajaran Wakaden C Pelopor Bone dan Bhanyakaranya, telah membacakan puisi ini dalam acara perpisahan Bervideoa Fantasyiru .

 

Jujur tiada diduga sebelumnya


Boleh diklik video Diksi _Fantasyiru Fil-ardhi via Murniati (2021).

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4735458249804249&id=100000203635230


FANTASYIRU

 

Detak deru rindu menanti

Detik berganti hari dinanti

_akan kehadiranmu

guna menyapa dahaga cinta

 

Sejak lama berseri

jejak salam rindu

_berseru seru aduhai dikau

 

Di sini aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Rantauan juga bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Sekolah dan kuliah

Terlebih aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Keluar daerah

baik kota atau desa

juga aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Keluar Negeri

Pulang pergi

darat laut udara

Tetap aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Pulang kampung kelahiranku

di sini pula aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Di rumah orang tua

di sini juga aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Di Rumah Mertua

Lebih lebih di sini aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Di rumah bersama Isteri

di sini terasa aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Makan minum

Sekedar penyangga untuk bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Siang malam

Berganti berlalu jadi tamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Hari bulan dan tahun

Hitungan waktu bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Waktu bagai lesatan peluru

bahkan lebih dahsyat dari itu

di sini aku bertamu

terus jadi teman

berlalu

dan kembali

fantasyiru fil-ardhi

 

Lalu

di mana 'kan menetap

akhir bertamu

tiada bertebaran jadi teman

jua berlebaran verbanian

abadi

tanpa meratapi tumpuan

jadi titik arsy fantasyiru fil-ardhi __

 

Teman jadi taman firdausyin

 

(Makassar, 2021)

 

Diksi syair di atas, ia hadir karena terinspirasi dari diskusi dengan Sang Tuan Guru Dr KH Muh Alwi Uddin MAg, pada 18 April 2021, di Masjid Ridha, Perumnas Tamalate Makassar. Diskusi berkaitan tentang ilmu yang beresensi dalam keladunnian dan kesufian, beroreintasi pada hakikat tasauf modern juga bersifat kontemporer.

Hasil diskusi tersebut, kirannya dengan harapan tulus pada suatu saat nanti, semoga Allah memberkahi dapat diwujudkan menjadi rangkaian diksi yang berbentuk buku, bernarasi goresan apa adanya tanpa kamuflase.

Buku, bukan sekedar buku dari tumpukan tulisan google copy pastean_tetapi buku yang menjadi jejak mata jati diri, terutama tentang kevalidan data tanpa plagianisme.

Berhingga firman Allah pada esensi pesan di dalam Al_Quran Surah Al-Jumuah ayat 10, menjadi kenyataan pula.

Maka diksi berlafadz “... fantasyiru fil-ardhi wabtaghu min fadhlillahi wadzkurullaha katsiron la’allakum tuflihun,,”.... bertebaranlah kamu di bumi. Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung__ dapat diaamiinkan penuh ketulusan diyakini berkalam.

Wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama