"Selamat jalan saudaraku HM Taufik Fachruddin, raihlah kerinduan kepada bundamu, kerinduan kepada anak-anak, kepada jamaah Masjid Raya Bukit Baruga yang sering kamu sumbang dan datangi, kerinduan kepada rekan pengusaha, politikus, serta teman-teman lamamu di jalur musik.
Kami semua selalu mengenang kebaikan dan kerendahan hatimu. Saya bersaksi bahwa engkau orang baik. Musisi yang sukses." (Suwardi Thahir)
---------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 27 Juli 2021
In
Memoriam Taufik Fachrudin, Anak Band yang Baik dan Sukses
Catatan
lepas Suwardi Thahir
(Wartawan Senior, Mantan
Pemred Harian Fajar)
TERASA sangat menyentuh
melihat video almarhum HM Taufik Fachruddin memainkan lagu Iwan Fals dengan chord
dan sedikit melodi atas fret gitar.
Lirik lagu tentang
kerinduan seorang anak ke ibu terasa sangat menyentuh. Juga terlihat
jari-jemarinya yang lincah, meloncat-loncat menindis strin di atas fingerboard
menyatukan achord dan melodi.
Video ini menarik kembali
memori 30-an silam ketika Opi, panggilan akrab Taufik Fachruddin, aktif
bermusik. Era 80-an dan 90-an panggung musik rock menguasai pentas musik di
kampus-kampus, sekolah, stadion, dan bahkan bioskop.
Saat itu, Makassar
menjadi epicentrum penyelenggaraan festival musik di wilayah Indonesia timur. Group
rock dari Kalimantan, Sulawesi Utara, Palu, dan kabupaten-kabupaten wilayah
Sulsel menjadikan Makassar sebagai barometer untuk tampil di pentas nasional.
Saya bersama James
Wehantouw dan dedengkot Bieffe Enterprises lainnya, aktif menggelar pertunjukan
musik dan festival musik Indonesia sebagai perwakilan Log Zhelebour.
Bieffe Enterprises
sendiri bermarkas di kompleks perumahan dosen Jl Sunu G.18. Ayahanda James,
Prof Wehantouw adalah dosen di Unhas, dan kami adalah mahasiswa yang berkampus
di Baraya.
Tentu banyak yang tidak
tahu bahwa almarhum Taufik Fachrudin adalah seorang musisi yang pernah mewarnai
rentetan panggung rock dan festival musik rock yang marak di era 80-an yang
kami gelar.
Musik rock di era itu
memang ditandai dengan keterlibatan anak pejabat dan pengusaha kota ini. Sebut
saja Proetoel, S-70, dan Cikal (Cheeqal Band).
Proetoel adalah group
musik cadas elit Makassar yang bergaya “Rolling Stones”, kelompok musik
mancanegara dengan simbol “lidah menjulur.”
Di masa jaya (80-90-an),
Proetoel menjadi trend rocker Makassar karena simbolisasi kemewahan,
personifikasi, dan kiblat musik yang dianutnya.
Saat itu, pada 1986,
Proetoel digawangi punggawa rock berkelas, yakni Andre Tidie (gitar), Bhur Ago
(dram), Erlan (gitar), Uyan (bass), Yogi (sax) dan Robby Lamajido (kibor).
Erlan adalah putra
Walikota Makassar Jancy Raib, dan Robby adalah putra Gubernur Sulteng, Lamajido.
Jancy Raib menjabat Walikota Makassar 1983-1988. Markas mereka di Jl Gunung
Klabat adalah peneguhan bahwa memang elit.
Taufik
Motor “Cikal Band”
Di perumahan dosen Unhas
Baraya, di ujung utara bermarkas group musik yang beraliran rock, namanya Cikal
Band. Personelnya adalah putra dan kerabat para dosen yang mukim di kampus
Unhas, Baraya.
Cikal Band digawangi
almarhum M Taufik Fachrudin (disapa Opi, panggilan akrab) sebagai lead guitar,
Syarif (bass), Iwan (rhytim guitar), Udin (drums), dan Alwi (vocalist).
Lead guitar atau biasa
disebut gitaris pada band adalah posisi penentu yang bisa mengangkat nama band.
Bersama vokalis, gitaris adalah person kunci dalam band. Opi adalah gitaris
handal Cikal Band.
Gitaris yang mapan adalah
mereka yang mampu memainkan gitar dan asesoris secara harmonis untuk
menghasilkan berbagai efek seperti flager untuk menghasilkan suara gemuruh
pesawat jet, metalzone (distorsi), atau pun efek delay.
Pada awalnya, Opi cs yang
memakai bendera Cikal Rock Band, cukup aktif ikut konser di kampus-kampus dan
festival. Di luar festival, Cikal Rock Band sering memakai nama Cheeqal, dan
vokalis juga pernah digawangi Iwan B (Bieffe Junior).
Markas band ini di rumah
Udin (drummer) yang orangtuanya dokter. Taufik Fachruddin sendiri, seperti kita
ketahui adalah putra Prof Fachruddin, mantan Rektor Unhas, dan mantan Dekan
Fakultas Pertanian.
Selamat jalan saudaraku,
raihlah kerinduan kepada bundamu, kerinduan kepada anak-anak, kepada jamaah
Masjid Raya Bukit Baruga yang sering kamu sumbang dan datangi, kerinduan kepada
rekan pengusaha, politikus, serta teman-teman lamamu di jalur musik.
Kami semua selalu
mengenang kebaikan dan kerendahan hatimu. Saya bersaksi bahwa engkau orang
baik. Musisi yang sukses.