Beberapa hari menjelang berakhirnya bulan Juli 2021, dan pada hari Ahad, tanggal 01 Agustus 2021, banyak sekali beredar di media sosial, twibbon milad atau dies natalis ke-60 Universitas Negeri Makassar. Nah, pada milad ke-60 almamater kami hari ini, saya terkenang suasana Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terpadu IKIP Ujungpandang di Desa Masago, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, sekitar bulan Agustus – September tahun 1990.
--------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 01 Agustus 2021
Mengenang
Suasana KKN di Bone pada Milad ke-60 IKIP / UNM
Oleh:
Asnawin Aminuddin
(Alumni IKIP Ujungpandang
/ Universitas Negeri Makassar)
Beberapa hari menjelang
berakhirnya bulan Juli 2021, dan pada hari Ahad, tanggal 01 Agustus 2021, banyak sekali
beredar di media sosial, twibbon milad atau dies natalis ke-60 Universitas
Negeri Makassar (disingkat UNM yang perubahan nama dan status dari Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau IKIP Ujungpandang).
Sekadar informasi, twibbon
adalah sebuah media promosi, dukungan, pamflet atau banner berupa foto yang
dikombinasikan dengan bentuk frame atau border yang diedit dan didesain
sedemikian rupa hingga terlihat bagus dan menarik.
Twibbon-twibbon tersebut
dibuat dan disebar melalui media sosial oleh para alumni IKIP / UNM lewat berbagai media sosial seperti Facebook
(FB), WhatApp (WA), dan lain-lain.
Karena penasaran dengan
beredarnya twibbon-twibbon tersebut, maka saya pun mencari tahu bagaimana
membuat twibbon dengan memasukkan foto saya ke dalamnya, dan alhamdulillah saya
memperolehnya dari adinda Muhammad Nursam (alumni UNM yang sudah sekitar sepuluh
tahunan sekarang bekerja sebagai wartawan Harian Fajar Makassar).
Nama twibbon sendiri saya
dapatkan dari anak saya, Ahmad Ali (Sarjana Teknik Informatika), karena awalnya saya tidak tahu apa nama foto
yang dikombinasikan dengan bentuk frame atau border yang diedit dan didesain
sedemikian rupa hingga terlihat bagus dan menarik.
Pesan yang disampaikan
melalui twibbon tersebut adalah ajakan kepada para alumni IKIP Ujungpandang / UNM untuk
mengucapkan selamat milad atau dies natalis ke-60 IKIP Ujungpandang / UNM.
Praktek
Mengajar
Nah, pada milad ke-60 almamater
kami hari ini, saya terkenang suasana Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terpadu IKIP
Ujungpandang di Desa Masago, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, sekitar bulan
Agustus – September tahun 1990.
Desa Masago kini masuk
dalam wilayah Kecamatan Patimpeng. Dulu Masago dan Patimpeng adalah dua di
antara beberapa desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Salomekko, tapi
belakangan terjadi pemekaran. Patimpeng menjadi kecamatan dan Desa Masago masuk
dalam wilayah Kecamatan Patimpeng.
Saya salah satu di antara
sekitar 20 orang mahasiswa IKIP Ujungpandang yang ditempatkan melaksanakan KKN
di Desa Masago.
Sebelum berlabel KKN
Terpadu, jumlah mahasiswa yang ditempatkan KKN pada setiap desa atau kelurahan
paling banyak sepuluh orang, tapi diubah nama dan statusnya menjadi KKN
Terpadu, maka jumlah mahasiswa yang ditempatkan ada setiap desa dan kelurahan
ditambah menjadi sekitar 20 orang.
Sebagai mahasiswa IKIP (Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan), yang memang dipersiapkan menjadi guru, maka kami
pun melakukan praktek mengajar di sekolah-sekolah, dan salah satu sekolah yang
ada di Masago yaitu sebuah SMP Negeri.
Mengajar
SKJ 88
Saya tentu saja mengajarkan
mata pelajaran olahraga (kalau tidak salah, sekarang namanya Pendidikan
Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, disingkat Penjaskesrek).
Selain mengajar olahraga,
saya juga sempat berkeliling ke beberapa sekolah di Kecamatan Salomekko mengajarkan
Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 88 kepada para guru dan murid, karena waktu itu
SKJ 88 masih baru dan belum banyak orang mengusai gerakan-gerakannya.
Latihan
Karate
Di SMP Negeri Masago,
pada sore hari, dua atau tiga kali sepekan, saya juga mengajarkan
gerakan-gerakan dasar ilmu beladiri karate. Kebetulan saya waktu itu aktif
latihan karate di Lemkari (Lembaga Karatedo Indonesia) dengan level kyu 5,5
sabuk biru.
Setiap kali latihan,
selalu banyak keluarga dari siswa atau anggota masyarakat umum yang datang
menyaksikan latihan yang kami gelar. Mungkin mereka ingin melihat bagaimana
latihan dasar ilmu beladiri karate itu dan membandingkannya dengan ilmu
beladiri pencaksilat yang umumnya diajarkan di kampung-kampung waktu itu.
Sebagaimana mahasiswa KKN
pada umumnya, kami juga ikut serta melakukan atau membantu berbagai kegiatan
yang diprogramkan pemerintahan desa setempat, antara lain kerja bakti, membuka
jalan baru di areal persawahan atau perkebunan, serta membuat Balai Nikah di
kompleks sebuah masjid besar yang letaknya hampir berhadapan dengan rumah pribadi
Kepala Desa Masago waktu itu.
Oh iya, saya dan beberapa
teman waktu itu menempati rumah milik keluarga Andi Mappamiring yang akrab
disapa Petta Miring, yang di rumahnya ia membuka usaha bengkel motor.
Tercipta
Keakraban
Kami melaksanakan KKN
Terpadu selama dua bulan dan waktu yang cukup lama itu membuat kami benar-benar
akrab dengan masyarakat setempat.
Banyak sekali warga yang sering
mengundang kami ke rumahnya untuk makan siang atau makan malam, termasuk
menghadiri acara-acara pesta perkawinan, syukuran, serta pengajian takziyah.
Keakraban bukan hanya
tercipta antara mahasiswa KKN dengan masyarakat setempat, melainkan juga
antar-sesama mahasiswa. Beberapa mahasiswa KKN akhirnya (mohon maaf) “jadian”
(istilah lain dari pacaran), bahkan belakangan kami dengar informasi, ada di
antara teman kami yang KKN di Masago akhirnya menikah, alhamdulillah.
Selain itu, ada pula
mahasiswa (laki-laki) yang akrab dengan warga setempat (istilahnya “gadis desa”,
he..he..he…) dan bahkan ada yang jatuh hati satu sama lain, tapi saya tidak mendengar
apakah ada di antara mereka yang berlanjut hubungannya ke jenjang perkawinan
atau tidak. Wallahu a’lam.
Tukang
Urut
Waktu itu, saya juga
sempat memberikan massage atau mengurut (urut kesehatan) kepada Andi
Mappamiring (orangtua angkat saya dan beberapa teman karena kami tinggal di rumahnya
selama KKN) dan rupanya massage yang saya berikan itu disampaikan pula kepada
beberapa orang sehingga tersebar di sebagian orang bahwa saya pandai mengurut
alias tukang urut.
Maka terjadilah “kesalahan
persepsi” (he..he..he…) dan akibatnya saya juga pernah dipanggil mengurut orang
yang jatuh dari pohon.
Meskipun saya sudah
jelaskan bahwa pengetahuan saya hanya massage kesehatan, mereka tetap meminta
saya mengurut orang yang jatuh dari pohon tersebut. Karena tak ingin
mengecewakan mereka, maka saya pun mengurutnya sebisa-mungkin dengan menggunakan
“naluri tukang urut” (he..he..he..).
Mengazankan
Bayi Baru Lahir
Pengalaman menarik
lainnya, saya pernah dipanggil mengazankan bayi yang baru lahir. Mereka
memanggil saya, karena saya juga cukup sering berbincang-bincang tentang
masalah agama dengan warga setempat (padahal pengetahuan agama saya masih
sangat minim, kebetulan saja pernah menimba sedikit ilmu di sebuah rintisan
pesantren diniyah, pernah aktif mengikuti pengajian di Masjid Muhammadiyah
Bulukumba, dan juga pernah mengikuti pengkaderan di Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah / IMM).
Saya sudah agak lupa
nama-nama teman KKN waktu itu, karena kami sudah jarang bertemu satu sama lain
dan rentang waktunya sudah cukup lama yakni 31 tahun (kami KKN tahun 1990, dan
tulisan ii saya buat tahun 2021).
Yang saya ingat, ada seorang
teman KKN yang sudah cukup berumur ketika itu, seorang perempuan yang memang
sudah berstatus guru PNS yang melanjutkan kuliahnya dari Diploma menjadi
Sarjana (S1).
Ada juga seorang teman
yang waktu itu berstatus pengantin baru, dan belakangan beliau terpilih menjadi
kepala desa di Kabupaten Maros.
Dua orang teman kami yang
belakangan terangkat menjadi guru PNS, yaitu Andi Patahangi (guru PNS di
Makassar), dan Yusup Habta (waktu itu, Yusup Habta kami pilih sebagai Kordes,
Koordinator Desa, dan belakangan jadi guru PNS di Bulukumba).
Saya berharap semoga
semua teman-teman KKN kami di Masago, Bone, waktu itu, semuanya sukses dalam
perjalanan hidupnya.
Kepada warga Desa Masago,
terima kasih atas diterimanya kami dan keakraban yang diberikan kepada kami.
Kami minta maaf bila selama kami KKN, ada hal-hal yang yang kami lakukan dan kurang
berkenan di hati.
Terima kasih kepada dosen
dan pembimbing KKN kami. Jasa kalian insya Allah akan menjadi amal jariyah.
Selamat milad ke-60 IKIP
Ujungpandang / UNM. Semoga tetap jaya dan terus menerus mendidik, serta
menghasilkan lulusan yang berkualitas untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Gowa, 01 Agustus 2021