---------
Selasa, 17 Agustus 2021
Dua
Putra Terbaik Sulsel Terima Satyalancana Kepariwisataan 2021 dari Presiden RI
Suhardi
SPd di Makassar, dan Yohan Tangke Salu di Toraja
Hanya
Lima Orang Penerima Satyalancana Kepariwisataan 2021
Penyerahan penghargaan
dilakukan secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, Selasa, 17
Agustus 2021.
Pada tahun 2021 ini,
hanya lima orang putra terbaik Indonesia yang menerima penghargaan Satyalancana
Kepariwisataan, terdiri atas dua orang dari Provinsi Sulawesi Selataan, dua
orang dari Provinsi Bali, dan satu orang dari Provinsi Jawa Tengah.
Dua orang penerima
penghargaan Satyalancana Kepariwisataan 2021 dari Sulawesi Selatan yaitu Suhardi
SPd (Pengusaha dan Assesor Bidang Pariwisata) dan Yohan Tangke Salu (Ketua PHRI
Toraja Utara dan Pengusaha Bidang Pariwisata).
Tiga orang lainnya yaitu
almarhum Ida Pedanda Gde Ngurah Karang (pengusaha di Provinsi Bali), Tjokorda
Gede Pura Artha Astawa Sukawati (penggiat dan Pengusaha pariwisata di Provinsi
Bali), serta Nuryanto (Founder Galery dan Workshop Produk Inovatif Lidiah Art,
dan Wisata Seni Budaya Omah Mbudur - Magelang, Provinsi Jawa Tengah)
“Seluruh 34 provinsi
mengajukan calon penerima Satyalancana Kepariwisataan, termasuk kami dari
Sulawesi Selatan mengajukan belasan calon. Jumlahnya pasti ratusan orang,
tetapi setelah diseleksi secara nasional akhirnya hanya lima orang yang layak
menerima penghargaan dan dua orang di antaranya dari Sulawesi Selatan,” kata
Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel, Bruno
S Rantetana, kepada wartawan seusai mendampingi Suhardi SPd, menerima
penghargaan secara virtual di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel, Jl Ratulangi
Makassar, Selasa, 17 Agustus 2021.
Bruno yang sudah 29 tahun
mengabdi sebagai ASN di Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel (dulu Kanwil
Pariwisata Sulsel) mengatakan, proses pengiriman nama-nama calon penerima
penghargaan Satyalancana Kepariwisataan 2021 sudah dimulai sejak 2019 dan rencananya
diserahkan pada tahun 2020, namun karena tahun 2020 terjadi pandemic Covid-19,
maka pemberian penghargaan ditunda ke tahun 2021.
“Pak Suhardi dan Pak Yohan
tidak tahu kalau kami mengusulkan namanya sebagai calon penerima penghargaan,
karena kami memang melakukan seleksi secara ketat. Setelah nama-nama terkirim
ke pusat dan nama keduanya turun, barulah kami memberitahukan kepada mereka
berdua, tetapi prosesnya masih panjang,” ungkap Bruno.
Proses dimaksud yaitu
Suhardi dan Yohan Tangke Salu harus membuat profil tentang kerja-kerja dan karya-karya
mereka dalam pembangunan kepariwisataan di Sulsel dan setelah itu memaparkannya
di hadapan tim dari pusat.
“Setelah itu, tim dari
pusat mengunjungi langsung mereka berdua. Pak Suhardi di Gowa, dan Pak Yohan di
Toraja,” papar Bruno.
Tak
Pernah Minta Uang
Suhardi membenarkan apa
yang dikemukakan Bruno S Rantetana, dan menambahkan bahwa dirinya diminta langsung
memaparkan profil kerja-kerja dan karya-karyanya dalam pembangunan kepariwisataan
di Sulsel, di hadapan tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian.
“Sebenarnya saya sudah
lupa, karena prosesnya sudah sejak dua tahun lalu, tapi tiba-tiba Pak Bruno
menyampaikan bahwa nama saya masuk nominasi dan saya diminta menyiapkan profil,
maka saya pun menyiapkannya dibantu Pak Bruno dan teman-teman dari Dinas
Pariwisata Sulsel,” tutur Suhardi.
Direktur PT Hardi Unggul
Persada (Hardi Tours & Transport menambahkan, dirinya juga menerima
langsung kunjungan tim dari pusat di tempat usaha saya di Desa Jenetallasa,
Kecamatan Pallangga, Gowa.
“Dan akhirnya saya
ditetapkan sebagai salah satu penerima penghargaan Satyalancana Kepariwisataan
Tahun 2021,” tutur Suhardi.
Menyinggung kontibusinya
dalam pembangunan bidang pariwisata, Suhardi mengatakan, dirinya sudah aktif
dalam dunia pariwisata sejak tahun 1994 sebagai pramuwisata berhasa Jerman,
mengajar Bahasa Jerman pada Program D3 Bahasa dan Pariwisata Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun1998-2005.
Suhardi juga kemudian
terpilih menjadi Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulsel, menjadi
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulsel, mengajar sebagai
dosen luar biasa di Politeknik Pariwisata (Politekpar) Makassar dan beberapa
perguruan tinggi lainnya, serta menjadi pembicara dan aktif dalam berbagai
kegiatan yang diadakan Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel.
“Kalau ada kegiatan organisasi
di luar kota, saya tidak pernah minta uang ke Dinas Pariwisata, semuanya saya
biayai sendiri, meskipun kami berangkat atas nama daerah atau mewakili Dinas
Pariwisata Provinsi Sulsel,” ungkap Suhardi. (asnawin)