Rabu, 01 September 2021
Ketua
DPRD Sulsel Berjanji Kawal Ranperda Lontaraq
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Ina
Kartika Sari, berjanji akan mengawal Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda)
Lontaraq pada pembahasan Tahun Anggaran 2022 di DPRD Sulsel.
“Saya akan membantu
panitia (Panitia Festival Aksara Lontaraq) agar Ranperda Lontaraq bisa menjadi
agenda pembahasan pada 2022 mendatang, sehingga pada festival berikutnya
Lontaraq sudah menjadi Perda di Sulsel,” kata Andi Ina.
Hal itu ia kemukakan saat
tampil sebagai salah satu pembicara pada Seminar “Mewujudkan Ranperda Aksara
Lontaraq sebagai Penguatan Warisan Literasi Sulawesi Selatan” dalam Festival
Aksara Lontaraq (FALAQ) ke-2 Tahun 2021, yang digelar secara hibryd, Jumat, 27
Agustus 2021.
Festival Aksara Lontaraq,
katanya, merupakan sebuah kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Sebagai Ketua
DPRD, Andi Ina memberi apresiasi dan mengatakan Ranperda Aksara Lontaraq akan
menjadi tugas bersama mewujudkannya.
“Ranpeda Lontaraq adalah
hal yang bisa menjadi bagian tugas sejarah dalam menjaga warisan budaya leluhur.
Kami siap mengawalnya,” kata Andi Ina yang tampil dengan busana adat daerah.
Dukungan yang sama juga
disampaikan Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam sambutan tertulisnya
dibacakan Asisten Administrasi, Tautoto Tana Ranggina Sarongallo.
Pemerintah Provinsi
Sulsel, katanya, mendukung penuh segala upaya pelestarian warisan budaya
Sulawesi Selatan, salah satunya Aksara Lontaraq.
“Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan sangat mendukung terlaksananya seminar ini, guna menghasilkan
rumusan Ranperda Aksara Lontaraq. Sekali lagi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan sangat mendukung seminar yang digelar ini sebagai salah satu cara
memelihara dan melestarikan aksara lontaraq sebagai warisan budaya masyarakat
Sulawesi Selatan,” tandas Andi Sudirman.
Pernyataan yang sama juga
dikemukakan pakar filologi dan penulis Naskah La Galigo dari Universitas
Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Nurhayati Rahman. Membawakan materi Sejarah
Aksara Lontaraq, Nurhayati mengatakan sudah saatnya masyarakat Sulsel bersatu
padu memajukan Lontaraq.
“Sudah saatnya kita
menepis segala perbedaan-perbedaan untuk menjaga dan melestarikan Aksara
Lontaraq,” tandas Nurhayati.
Kepala Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Mohammad Hasan Sijaya, yang menjadi tuan rumah
acara FALAQ 2, berharap lontaraq menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat
Sulawesi Selatan.
“Sudah saatnya Lontaraq
menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Kami sangat mendukung terciptanya
Perda Aksara Lontaraq. Ia akan menjadi ciri khas dan kebanggan kita bersama,” tegas
Hasan Sijaya.
Seminar yang dipandu oleh
Rusdin Tompo (pegiat literasi dan juga penulis buku di Sulsel), juga menghadirkan Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarief Bando, sebagai
pembicara.
Acara seminar dihadiri antara
lain Yudistira Sukatanya (Kurator Festival Aksara Lontaraq), Syahriar Tato, akademisi
dari Unhas Dr Supa Atha’na, Dr Ery Iswari, akademisi dari Universitas Negeri
Makassar Prof Kembong Daeng, serta beberapa budayawan dari berbagai latar
belakang daerah yang secara khusus datang ke Makassar.
Budayawan yang hadir
antara lain pembaca sastra daerah Dr Suradi Yasil membaca sastra Kalindaqda
dari Mandar, Syaril Daeng Nassa membaca Sastra Makassar Kelong, serta Yuddin
dari Kabupaten Bone membaca sastra Bugis Massureq.
Turut memberikan sambutan
yaitu Panitia Pelaksana, Upi Asmaradhana, yang juga merupakan penggagas
Festival Aksara Lontaraq. (asnawin)