WEBINAR NASIONAL. Himasogi FKIP Unismuh Makassar, menggelar Webinar Nasional bertajuk “Tantangan dan Inovasi Pendidikan Abad 21”, Senin, 30 Agustus 2021, dengan menghadirkan dua narasumber, yaitu Guru Besar Sosiologi Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Darmawan Salman, dan Sosiolog Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Muhammad Syukur.
---------
Selasa, 31 Agustus 2021
Prodi
Sosiologi Unismuh Gelar Webinar Nasional, Hadirkan Guru Besar Unhas dan Sosiolog
UNM
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sosiologi (HIMASOGI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, menggelar Webinar Nasional bertajuk “Tantangan
dan Inovasi Pendidikan Abad 21”, Senin, 30 Agustus 2021.
Webinar nasional yang
dipandu dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh, Hadisaputra, menghadirkan dua
narasumber, yaitu Guru Besar Sosiologi Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas)
Prof Dr Darmawan Salman, dan Sosiolog Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr
Muhammad Syukur.
Dalam pemaparannya, Prof
Darmawan banyak mengulas seputar pendidikan yang membebaskan dengan menggunakan
pisau analisis pendidikan kritis, yang merupakan gagasan tokoh Pendidikan
pembebasan asal Brazil, Paulo
Freire.
Pendidikan yang
membebaskan, kata Darmawan, seharusnya bukan sekadar berorientasi pada transfer
pengetahuan, melainkan juga mentransformasikan kesadaran. Ketua Prodi S3 Ilmu
Pertanian ini menguraikan tahapan-tahapan kesadaran, yakni Kesadaran Magis,
Kesadaran Naif, dan Kesadaran Kritis.
“Menurut saya, program
yang dicanangkan pemerintah, Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), bisa jadi
merupakan salah satu artikulasi dari pendidikan pembebasan. Misalnya
menggunakan pendekatan studi kasus, pembelajaran yang berorientasi pemecahan
masalah, dan belajar dari luar kampus,” terang alumni Program Doktor
Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.
Terkait imbas Pandemi
terhadap pendidikan, Darmawan berpandangan sebaiknya Pemerintah fokus
menuntaskan Corona terlebih dahulu, Pendidikan bisa kita perbaiki belakangan.
“Dunia ini telah bergerak
dalam percepatan terlalu tinggi, kita butuh perlambatan. Kita butuh refleksi.
Pandemi telah menyediakan ruang perlambatan dan refleksi itu,” terang Darmawan.
Narasumber Dr Muhammad
Syukur mengulas subtema “Membangun Generasi Pemungkin untuk Mengatasi Tantangan
Pendidikan Abad 21.”
“Generasi pemungkin adalah
generasi yang mampu berpikir dan bertindak mengubah ketidakmungkinan menjadi
mungkin,” kata Syukur.
Generasi pemungkin, kata
Syukur, memiliki 10 kriteria. Kriteria tersebut, yaitu Shidiq (jujur), tabligh,
Amanah, fathonah, Critical Thinking, Creativity, Collaboration, senang dengan
tantangan, tidak mudah menyerah, kerja tuntas dan ikhlas.
Syukur juga mengulas
tentang dampak positif COVID-19 terhadap Pendidikan. “COVID telah memaksa para
guru dan dosen menguasai teknologi. Mungkin dulu hanya 20 persen yang mampu
menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran, sekarang sudah mencapai 80%,”
terang Syukur.
Kegiatan ini dihadiri
puluhan dosen dan mahasiswa Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar. Acara
diawali dengan Sambutan dari Ketua Prodi Drs Nurdin MPd dan Ketua Himasogi Dedi
Ismatullah.
Kegiatan ilmiah yang
mendatangkan narasumber tamu, merupakan kegiatan regular yang diadakan
Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar. Prodi yang telah terakreditasi A sejak
tahun 2019 ini, telah memiliki dua orang dosen bergelar Profesor, yakni Prof
Eliza Meiyani, dan Prof Nursalam. (zak)