“Ayah, mungkin Sumur Zamzam memang telah hilang,” kata Harits.
“Tidak nak, ayah yakin sumur itu masih ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik jika Sumur Zamzam ada di tengah kita!” kata Abdul Muthalib.
---------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 04 September 2021
Kisah Nabi Muhammad SAW (4):
Abdul
Muthalib Mencari Mata Air Sumur Zamzam
Penulis: Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Harta
Abdul Muthalib
Setelah tumbuh dewasa,
Abdul Muthalib pun menjadi seorang pemuka Mekah sebagaimana Hasyim, bapaknya. Sementera
itu, ketika Hasyim meninggal, hartanya dikuasai oleh Naufal, adiknya yang
terkecil.
Setelah dewasa, Abdul
Muthalib hendak meminta harta ayahnya, tetapi Naufal menolak. Abdul Muthalib
pun meminta bantuan kerabat ibunya yang tinggal di Yatsrib. Orang-orang Yatsrib
mengirimkan 80 pasukan berkuda. Naufal pun ketakutan dan menyerahkan harta
Hasyim kepada Abdul Muthalib
Pada zaman
pemerintahannya, Abdul Muthalib melakukan sebuah perbuatan yang akan dikenang
orang sepanjang zaman.
Sumber
Air Mekah
Abdul Muthalib adalah
pengurus air dan makanan bagi tamu-tamu yang datang ke Mekah. Setelah ratusan
tahun Sumur Zamzam tertimbun, air harus didatangkan dari beberapa sumur yang
terpencar-pencar di sekitar Mekah.
Menggali
Sumur Zamzam
Saat itu, Sumur Zamzam
telah terkubur dan dilupakan orang selama ratusan tahun. Namun, Abdul Muthalib
tidak pernah lupa pada sejarah Mekah, bahwa dulu pernah ada mata air yang
menghidupi Mekah, mata air yang memancar keluar oleh kaki Ismail.
“Aku harus menemukannya!”
pikir Abdul Muthalib.
“Aku harus menemukan
kembali Sumur Zamzam yang telah dilupakan orang! Apalagi aku bertugas
menyediakan air dan makanan bagi penduduk Mekah.”
Pikiran seperti itu tidak
pernah hilang dari benaknya, “Aku harus menemukannya! Aku harus menemukannya!”
Setelah itu, Abdul
Muthalib mengambil tembilang (alat untuk menggali bertangkai panjang) dan
memanggil putra satu-satunya, “Harits, temani ayah mencari dan menggali kembali
Sumur Zamzam!”
Harits mengangguk.
Kemudian, mereka mulai mencari di mana dulu letak Mata Air Zamzam berada.
Setelah beberapa kali mencoba menggali di beberapa tempat, Sumur Zamzam tidak
juga ditemukan.
“Ayah, mungkin Sumur
Zamzam memang telah hilang,” kata Harits.
“Tidak nak, ayah yakin sumur
itu masih ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik
jika Sumur Zamzam ada di tengah kita!” kata Abdul Muthalib.
Dengan gigih keduanya pun
terus mencari sumur Zam-Zam. Orang-orang Quraisy, penduduk asli Mekah, melihat
perbuatan mereka dengan heran.
“Mengapa engkau masih
terus menggali, Abdul Muthalib? Bukankah dulu nenek moyang kita, Mudzaz bin Amr
pernah menggalinya, tapi tidak berhasil?”
Abdul Muthalib menaruh
tembilangnya dan duduk merenung. Ya, ratusan tahun yang lalu Mudzaz bin Amr
mertua Nabi Ismail عليه ااسلام pernah mencoba menggali Zamzam tapi tidak
berhasil.
Padahal, saat itu Mudzaz telah mempersembahkan sesaji berupa pedang dan pelana berpangkal emas agar Sumur Zamzam ditemukan. (Bersambung)
Editor: Asnawin Aminuddin
Artikel Bagian 5: Abdul Muthalib Bernadzar Menyembelih Anaknya untuk Kurban
Artikel Bagian 3: Kondisi Masyarakat Mekah dan Lahirnya Abdul Muthalib di Madinah