Muthia Nur Cahya, Antara Kuliah, ASN, dan Polwan

MEDALI EMAS. Muthia Nur Cahya berhasil mempersembahkan medali emas kedua untuk kontingen Sulsel pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 02-15 Oktober 2021. Ia merebut medali emas cabang senam nomor palang bertingkat, di Gedung Senam Stadion Lukas Enembe, Ahad, 03 Oktober 2021. 





-------- 

PEDOMAN KARYA

Rabu, 06 Oktober 2021 

 

Muthia Nur Cahya, Antara Kuliah, ASN, dan Polwan

 

Sungguh beruntung Muthia Nur Cahya. Perempuan kelahiran 2002 itu telah dijanjikan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Provinsi Sulsel, padahal ia masih kuliah. Di sisi lain, Muthia sejatinya ingin jadi Polisi Wanita (Polwan)

Muthia Nur Cahya dijanjikan jadi ASN karena ia berhasil mempersembahkan medali emas kedua untuk kontingen Sulsel pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 02-15 Oktober 2021.

Ia merebut medali emas cabang senam nomor palang bertingkat, di Gedung Senam Stadion Lukas Enembe, Ahad, 03 Oktober 2021.

Di final, ia mengumpulkan poin 11.033, mengalahkan tiga rekannya sesama pemain Pelatnas senam, yakni Tasza Miranda dari Jatim (poin 11.000), Badia Indah (poin 10.500), dan Sr Martiani (poin 10.167), keduanya dari DKI Jakarta.

Medali emas pertama bagi kontingen Sulsel dipersembahkan atlet muaythai asal Kabupaten Bantaeng, Sri Eviyanti, di kelas 45 kg putri.

Muthia Nur Cahya saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM).

“Saya baru mendaftar tahun 2021 ini,” ungkap Muthia, kepada wartawan asal Sulsel di Gelanggang Olahraga Istora Papua Bangkit, Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin, 04 Oktober 2021.

Sebelum meraih medali emas pada PON XX Papua Tahun 2021 ini, Muthia sudah pernah mencatat prestasi internasional, antara lain merebut medali emas cabang senam pada Asean School Games (ASG) 2017 di Singapura.

Muthia yang turun di nomor meja lompat yang digelar di Stadion Bishan, Singapura, Ahad, 16 Juli 2017, sebenarnya hanya ditargetkan meraih medali perunggu, tapi ternyata ia mampu merebut medali emas dengan mengalahkan pesenam Vietnam (perak) dan pesenam Malaysia (perunggu).

 

Ingin Jadi Polwan

 

Berbekal prestasi internasional dari cabang olahraga senam, termasuk sebagai salah satu atlet Indonesia pada Asian Games 2018, Muthia pun mendaftar sebagai calon polisi wanita (Polwan) pada tahun 2020. Ia memang baru tamat SMA pada tahun 2020.

“Tahun 2020 lalu, saya sempat mendaftar (sebagai calon Polwan), tapi gugur karena kurang tinggi sedikit,” ungkap Muthia sambil tersenyum.

Saat mendaftar, Muthia melampirkan rekomendasi Asian Games 2018, Asean School Games 2017, dan Pra-PON 2019, tapi semua rekomendasi tersebut sama sekali tidak dipertimbangkan karena tinggi badannya kurang dari yang dipersyaratkan untuk mendaftar sebagai calon Polwan.

“Ada rekomendasi Asian Games 2018, Asean School Games 2017. Kalau nasional, ada Pra-PON 2019,” sebut Muthia.

Setelah gagal jadi Polwan itulah, ia banting setir masuk kampus dan akhirnya diterima sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM).

Kini, setelah meraih medali emas pada PON XX Papua, Muthia sudah dijanjikan menjadi ASN lingkup Pemprov Sulsel. Meskipun demikian, ia masih menyimpan keinginan menjadi Polwan.

“Masih ada (keinginan jadi Polwan),” kata Muthia lagi-lagi sambil tersenyum menjawa pertanyaan wartawan tentang keinginannya menjadi Polwan. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama