---------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 19 Oktober 2021
Obrolan
Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':
Ramai
Lagi Diperbincangkan Peringatan Maulid
“Ramai lagi diperbincangkan soal acara peringatan
Maulid Nabi,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop
terminal seusai shalat lohor berjamaah di masjid.
“Apanya yang diperbincangkan?” tanya Daeng Tompo’.
“Pertama tentang digesernya hari libur Peringatan Maulid.
Sesuai kalender, hari ini tanggal merah karena bertepatan dengan Hari Raya
Maulid Nabi Muhammad SAW, tapi liburnya besokpi,” kata Daeng Nappa’.
“Kenapa bisa begitu?” tanya Daeng Tompo’.
“Pemerintah beralasan, supaya tidak terjadi lonjakan
kasus Covid-19 akibat pergerakan massa secara besar-besaran,” kata Daeng Nappa’.
“Ah, sembarang tong itu pemerintah,” kata Daeng
Tompo’.
“Yang juga ramai dibicarakan sekarang, soal boleh
tidaknya kita mengadakan acara peringatan Maulid Nabi,” kata Daeng Nappa’.
“Maksudnya, ada yang setuju dan ada yang tidak
setuju?” tanya Daeng Tompo’.
“Betul. Yang setuju bilang, peringatan maulid,
peringatan kelahiran Nabi Muhammad sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah.
Yang tidak setuju bilang, acara peringatan maulid nabi tidak ada tuntunannya,”
tutur Daeng Nappa’.
“Kalau tidak ada tuntunannya, tidak ada perintahnya,
tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabat, juga para tabi’in dan tabiut-tabi’in,
terus kenapa kita mau lakukan? Inimi yang biasa merusak aqidah,” kata Daeng
Tompo’.
“Oh, begitu,” ujar Daeng Nappa’.
“Kalau kita’, yang mana kita’ ikuti?” tanya Daeng
Tompo’ sambil tersenyum.
“Kalau saya sembarangji. Kalau ada yang undang, saya
hadir, sekalian silaturrahim, dengar-dengartongmaki ceramah, dan biasanya juga ada
songkolo’ dan telur yang dikasiki’ kalau pulangmaki’,” jawab Daeng Nappa’ juga
sambil tersenyum.
“Oh, jadi karena ada songkolo’na di’?” kata Daeng Tompo’
sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Selasa, 19 Oktober 2021