-------
Rabu, 03 November 2021
Ibu-ibu
di Makassar Baca Puisi dan Bercerita pada Hari Sumpah Pemuda
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam anggota
Bunda Pustaka SD Negeri Borong, Makassar, membaca pusi dan bercerita pada acara
Pentas Seni dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda ke-93, di Science Center
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, Jl Sultan
Alauddin, Kamis, 28 Oktober 2021.
Acara yang menampilkan
ragam literasi oleh anak-anak dan ibu-ibu itu, merupakan kerjasama Bunda
Pustaka, Perpustakaan Gerbang Ilmu SDN Borong dengan Perpustakaan Ibu dan Anak Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel.
Acara Pentas Seni ini
diisi dengan pembacaan puisi dan teaterikal “Ayo Teman Kita Bermain” karya
Rusdin Tompo, dibacakan Andi Huga dan Fatimah Azzahra, serta sanja Mangkasara
berjudul “Pappasang Kuntutojeng” (Pesan-pesan Kebajikan) karya Syahrir Rani
Patakaki, dibacakan oleh Nur Lela (Bunda Asyraf) dan Hariyana (Bunda Zildjian).
Ada juga lagu mars “Pelajar
Pancasila” oleh Aisyah dan Asma Nadia, serta bercerita oleh Bunda Rahmat.
Tampil pula vokal grup oleh Bunda Pustaka yang menyanyikan lagu “Gebyar-gebyar”
dan “Sulawesi Pa'rasanganta.”
Kepala UPT SPF SDN
Borong, Dra Hj Hendriati Sabir MPd, mengatakan, ke depan, kegiatan-kegiatan seperti ini akan jadi syiar
bagi kegiatan perpustakaan dan peningkatan budaya membaca.
Dia mengucapkan terima
kasih atas dukungan yang diberikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sulsel terhadap kegiatan-kegiatan SDN Borong.
Sebagai sekolah yang
sudah mengikuti akreditasi perpustakaan, dia berharap, Perpustakaan Gerbang
Ilmu SDN Borong nanti mendapat nilai sesuai harapan. Karena perpustakaannya
bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi, dan bisa diakses secara online atau
sudah berbasis digital.
Sekolah
Penggerak
Kepala sekolah yang akrab
disapa Bu Indri itu, mengaku bangga dengan kontribusi yang diberikan Bunda
Pustaka. Karena ikut menjadikan SDN Borong menjadi Sekolah Penggerak.
Sebagai Sekolah
Penggerak, SDN Borong mesti punya ciri dan karakter yang terlihat pada
keseharian murid-muridnya. Misalnya, sopan santun yang berakar pada budaya
lokal kita sebagai profil Pelajar Pancasila.
Dia salut kepada Bunda
Pustaka, walau kebanyakan dari mereka merupakan ibu-ibu rumah tangga, tapi
setelah diberi ruang untuk berekspresi, ternyata mereka mampu menunjukkan
potensi dirinya dengan penuh semangat.
Dia berharap, dukungan
dan kerjasama dengan Bunda Pustaka berlanjut untuk terus mengawal SDN Borong
agar lebih baik lagi ke depan.
Ketua Bunda Pustaka, Dian
Friani, juga mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah
memberikan kesempatan bagi ibu-ibu berkreasi dan berpartisipasi.
Kepala Pepustakaan
Gerbang Ilmu SDN Borong, Saparuddin Numa, mengatakan bahwa peringatan Hari
Sumpah Pemuda ini akan semakin memperkuat persaudaraan di antara kita tanpa
melihat perbedaan.
Menggerakkan
Perpustakaan
Pustakawan Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Heri Rusmana, dalam sambutannya mengatakan,
memang harus ada yang menggerakkan perpustakaan.
“Perpustakaan tidak bisa
hanya mengandalkan koleksi, sarana dan prasara serta SDM, tapi juga butuh
dukungan para penggiat literasi, termasuk publikasi, baik melalui media massa
maupun media social,” kata Heri.
Dia mengatakan, fungsi
perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku tapi juga untuk pengembangan
kebudayaan
Kepala UPT Layanan Perpustakaan,
Abdul Hadi, memberikan dukungan kepada acara ini, dengan memberikan masukan
kepada Bunda Pustaka.
Sebelum acara, anak-anak
dan orangtua mencoba fasilitas ruang sains yang merupakan sumbangan dari
Kemenristekdikti.
Pustakawan Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Desi Selviana, menjelaskan cara menggunakan alat
peraga yang ada, seperti Tebak Tanggal Lahir, Energi dan Daya menggunakan
tenaga bayu, Bola Listrik, Baterai Tangan, Harpa Tanpa Dawai yang menggunakan
sinar laser, Katrol, Menurun ke Atas, dan Halilintar.
Bunda Awang sebagai MC
memandu acara yang dihadiri staf dan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sulsel, penulis buku dan penggiat literasi, Rusdin Tompo, founder
Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), Rahman Rumaday, dan Rosita Desriany dari
Komunitas Puisi (KoPi) Makassar.
Rosita Desriany
membacakan puisi “Ibu” karya Zawawi Imron, sebagai kado buat Hj Hendriati Sabir
yang berulang tahun. (tom)