-----
Jumat,
26 November 2021
Pelajar Indonesia dan Belanda Usulkan Proyek Kampung
Iklim untuk Malino Gowa
Laporan:
Herman Tahir
Dari
Den Haag, Belanda
Proyek Kampung
Iklim dikerjakan bersama-sama oleh 14 pelajar SIDH dan 50 pelajar Herenweg
School umur 10-14 tahun, mulai 16 September hingga 01 November 2021, dengan dukungan KBRI Den
Haag dan Indonesia Nederland Society.
Di dalam permainan
Minecraft, para pelajar membangun program adaptasi dan mitigasi iklim
berdasarkan kondisi di Malino yang diidentifikasi melalui wawancara dengan para
penduduk.
Pemerintah
Kabupaten Gowa diwakili Camat Tinggimocong, Nur
Ismi, bersama sejumlah staf secara virtual di Malino, Gowa.
Saat menerima
usulan proyek tersebut, Dubes Mayerfas menyatakan proyek Kampung Iklim dapat
diimplementasikan secara nyata.
“Proyek Kampung
Iklim ini akan menjadi kontribusi yang baik untuk Pemerintah dan masyarakat
Indonesia, terutama di Malino. Program Kampung Iklim sudah dijalankan
Pemerintah Indonesia sejak 2016 dan telah dibangun pada lebih dari dua ribu
lokasi. Proyek ini jika diterapkan di Malino akan membantu pemenuhan target 20
ribu Kampung Iklim di tahun 2024,” jelas Dubes Mayerfas.
Usulan proyek
tersebut juga disambut baik oleh Climate Envoy Belanda.
“Para pelajar
secara kreatif dan fun mencari solusi untuk masalah global (perubahan iklim).
Beberapa solusi yang ditawarkan dalam proyek sejalan dengan permasalahan yang
dihadapi, seperti pengolahan sampah. Pemerintah Belanda tengah bekerja sama
dengan Pemerintah Indonesia melalui ekonomi sirkular untuk pengolahan sampah,”
papar Prince Jaime.
Anggota Board of
Trustee Indonesia Nederland Society dan mantan Menteri Luar Negeri Belanda,
Bernard Bot, yang menyaksikan penyerahan menyampaikan, “Proyek ini dapat
menstimulasi dan menjangkau para pembuat kebijakan. Untuk itu, akan baik jika
proyek ini bisa diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan dasar.”
Pembangunan Kampung
Iklim dilakukan selama enam minggu oleh para pelajar dengan fokus kepada tujuh
permasalahan di Malino,
yaitu air bersih, sampah, ketahanan pangan, kebakaran hutan, deforestasi,
energi listrik, dan kesehatan.
Para pelajar
mengusulkan untuk membangun filter air bersih; sistem pengolahan sampah;
pertanian, peternakan dan pasar bagi rakyat; pengairan untuk cegah kebakaran
hutan; penanaman pohon; pompa air untuk listrik; dan rumah sakit.
Proyek tersebut
dikerjasamakan oleh kedua sekolah sebagai bagian dari pembelajaran perubahan
iklim dan mengambil momentum Pertemuan Conference of Parties (COP) 26 United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).