------
Sabtu, 04 Desember 2021
Dari
Makassar, JK dan Ma’ruf Amin Diminta Turun Tangan Atasi Kisruh Muktamar NU
MAKASAR,
(PEDOMAN KARYA). Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla,
dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, diminta turun tangan mengatasi kisruh yang
terjadi menjelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), antara lain mengenai kepastian
pelaksanaan muktamar yang direncanakan dilaksanakan di Lampung.
Permintaan itu diajukan tiga
tokoh NU yakni KH Mabroer MS (Ketua Tim Sembilan Konvensi Capres NU 2024),
serta KH Muhammad Ruslan Wahab dan KH Amirullah Amri (keduanya tokoh NU Sulsel),
dalam jumpa wartawan yang digelar di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat, 03
Desember 2021.
“Kami secara khusus
mengharapkan kesediaan Bapak Jusuf Kalla, KH Ma'ruf Amin, KH Mustofa Bisri,
Habib Luthfi bin Yahya, bersama para habaib serta ulama lain yang berada dalam
jajaran Musyatasar PBNU, untuk segera menggelar forum musyawarah terkait
kepastian pelaksanaan Muktamar NU yang kondusif bagi semua pihak, khususnya di
lingkungan Nahdlatul Ulama,” tutur Mabroer.
Dia menjelaskan, jajaran
Masytasar di tingkat PBNU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari struktur
kepengurusan di Nahdlatul Ulama.
“Oleh karena itu, sudah
sepatutnya jajaran Musyatasar juga berkenan melibatkan diri secara aktif dalam
situasi-situasi tertentu yang memerlukan kehadiran para masyayekh tersebut,
antara lain berupa Taushiyah maupun Taujihat,” kata Mabroer.
Dalam menyikapi dinamika
dan tarik ulur di internal NU terkait jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke 34 di
Lampung, ketiga tokoh NU atas nama warga Nahdliyyin, mengharapkan adanya
penguatan eksistensi Dewan Musyatasar PBNU periode 2015-2020 yang selama ini
lebih banyak pasif dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang cukup
terhomat di lingkungan warga Nahdlatul Uama.
“Agar jajaran Musyatasar
PBNU segera menggelar rapat tertutup untuk menyikapi dinamika dan polarisasi
kepengurusan akibat terjadinya tarik ulur jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke-34,”
kata Mabroer.
Mereka berharap agar
polemik jadwal pelaksanaan Muktamar NU bisa diakhiri, seyogjayanya dalam rapat
tertutup tersebut juga mengundang para pihak, khususnya Rais Syuriah, Katib
Syuriah, dan Ketua Umum, Sekretaris Jendral PBNU untuk mendapatkan informasi
yang valid dan berimbang terkait pelaksanaan Muktamar NU ke-34 di Lampung.
“Selanjutnya, semua
catatan sekaligus kesimpulan dari pertemuan jajaran Musyatasar PBNU tersebut
bisa dijadikan landasan moral bagi PBNU, khususnya jajaran Syuriah, jajaran
Tanfidz PBNU dalam mengambil keputusan lanjutan terkait pelaksanaan Muktamar
NU, baik menyangkut jadwal sampai model atau format pelaksanaan hajat akbar
tersebut,” kata Mabroer. (asnawin)
Setau saya Amirullah Amri adalah kader Muhammadiyah, sebab dia yang Mengkader saya di Lompobattang, saat saya masuk IMM tahun 1989
BalasHapus