WORKSHOP. Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Prof Henry Subiakto, pengurus MUI Pusat, dan pengurus MUI Sulsel, foto bersama dengan puluhan peserta pada pembukaan Workshop Literasi Media Multiplatform Berwawasan Islam Wasathiyah, di Hotel Aryaduta Makassar, Rabu (1/12/2021). (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
------
Rabu, 01 Desember 2021
MUI
Perlu Lakukan Jihad Digital di Media Sosial
MAKASAR,
(PEDOMAN KARYA). Dunia saat ini banyak ditentukan oleh
bayangan-bayangan realitas, bukan oleh realitas. Bayangan realitas tersebut ada
di media sosial (Medsos). Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) perlu
melakukan jihad digital di media sosial yaitu memunculkan Islam dalam media
sosial sesuai dengan realitas.
“Keberadaan media sosial menjadi
penting karena di era sekarang ini, kita tidak bisa dipisahkan dari dunia media
sosial. Publik lebih banyak mengkonsumsi media sosial dibanding media
mainstream,” kata Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Prof Henry
Subiakto, saat memberi sambutan pada pembukaan Workshop Literasi Media
Multiplatform Berwawasan Islam Wasathiyah, di Hotel Aryaduta Makassar, Rabu
(1/12/2021).
Workshop yang berlangsung
atas kerjasama MUI Pusat dan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, yang
diikuti 60 peserta utusan MUI Provinsi se-Sulawesi dan MUI kabupaten dan
kota se-Sulawesi Selatan.
Henry mengatakan, media
sosial menawarkan kecepatan yang membuat publik merasa sangat dekat.
Masalahnya, ketika publik sudah sangat dekat dengan media sosial, justru di
situlah bisa muncul masalah.
“Tantangan MUI adalah
bagaimana Islam yang muncul di media sosial adalah Islam wasthiyah, yaitu Islam
moderat yang menyampaikan informasi sesuai dengan realitas,” kata Henry.
MUI, lanjutnya, harus
berperan penting dalam perputaran informasi di media sosial.
“Konten harus diisi
dengan baik dan benar. Jika tidak, maka akan dikuasai oleh informasi-informasi
yang keliru,” ujar Henry. (win)