BAIAT AQABAH PERTAMA. Pada musim haji berikutnya, lima dari enam orang itu kembali ke Mekah bersama tujuh orang rekan mereka. Dua berasal dari Aus dan sepuluh orang berasal dari Khazraj. Mereka menemui Rasulullah di Bukit Aqabah. Saat itu, sudah dua belas tahun lamanya Rasulullah menyebarkan Islam.
Setelah Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mereka menyatakan percaya akan seruan beliau. Rasulullah pun kemudian membaiat (sumpah setia) mereka. Inilah yang terkenal sebagai Baiat Aqabah pertama.
------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 14 Desember 2021
Kisah
Nabi Muhammad SAW (56):
Orang
Madinah Masuk Islam dan Menyatakan Sumpah Setia kepada Rasulullah
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Rintangan
dari Abu Lahab
Selain terus menerus berdakwah kepada orang-orang
Mekah, Rasulullah juga menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang yang datang
ke Mekah. Bangsa Arab berkumpul di Mekah pada pekan-pekan tertentu beberapa
kali dalam setahun, misalnya di Pasar Ukazh, yang diadakan selama bulan Syawal,
kemudian Pasar Mujannah, yang berlangsung setelah bulan Syawal selama dua puluh
hari.
Jika Rasulullah tahu ada rombongan datang, Beliau
segera pergi mendatangi mereka sambil berkata, “Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian supaya menyembah kepada-Nya dan
janganlah kamu menyekutukan Dia dengan sesuatu.”
“Wahai sekalian manusia ucapkanlah olehmu, Tiada Tuhan
melainkan Allah, supaya kamu berbahagia!” lanjut Rasulullah.
Namun, di mana pun Rasulullah datang pasti di belakang
beliau Abu Lahab datang mengikuti sambil berseru keras-keras,
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya orang ini
memerintahkan kamu sekalian supaya meninggalkan agama orangtua-orangtuamu
terdahulu! Hai sekalian manusia, janganlah kamu dengarkan perkataan orang ini
karena dia itu pendusta!” kata Abu Lahab.
Bahkan sesekali jika marahnya sudah memuncak, Abu
Lahab melempar kepala Rasulullah dari belakang dengan batu!
Akibat tindakan Abu Lahab ini, sangat sedikit orang
yang mau menerima seruan Islam. Orang-orang Islam pun bahkan belum berani
menunjukkan ke-Islam-annya secara terang-terangan. Kebanyakan orang mencaci,
mencemooh, mengusir, dan mendustakan Rasulullah.
Akan tetapi, beliau tidak pernah berputus asa. Beliau
terus berdakwah semakin gencar dan semakin bersemangat. Berkat kegigihan yang
luar biasa inilah, Allah mulai menunjukkan tanda-tanda kemenangan dari sebuah
kota bernama Yatsrib.
Utbah
bin Rabi'ah
Selain Abu Lahab, salah seorang yang memusuhi
Rasulullah adalah Utbah bin Rabi'ah. Namun, Utbah lebih lembut. Utbah memberi
Rasulullah anggur ketika beliau diusir dari Tha'if.
Orang-orang
Yatsrib
(Suatu saat kelak, Rasululllah mengubah nama Yatsrib
menjadi Madinah). Orang-orang Yatsrib termasuk rombongan orang Arab yang sering
datang ke Mekah. Mereka terpecah menjadi dua golongan orang Aus dan orang
Khazraj.
Kedua suku ini saling berperang satu sama lain selama
120 tahun. Suatu saat kaum Aus menang. Pada saat lain, orang Khazraj yang
mengalahkan Aus.
Suatu malam di Bukit Aqabah, Mina, Rasulullah bertemu
dengan enam orang Khazraj. Mula-mula beliau mengajukan pertanyaan, kemudian
orang-orang itu menjawab dengan sopan. Kemudian Rasulullah memperkenalkan diri
dan bertanya, “Bagaimana keadaan kalian di Yatsrib?”
Sesudah itu beliau mengajak mereka duduk bersama dan mereka
memenuhi ajakan itu dengan penuh rasa ingin tahu. Sesudah saling bertanya,
Rasulullah mengajak mereka ke tempat yang sunyi, sedikit jauh dari penglihatan
orang. Di tempat itu, Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Keenam orang
Khazraj itu mengerti dan tertarik segala apa yang beliau serukan.
Setelah Rasulullah yakin dengan kesungguhan
orang-orang ini, beliau mengajak berpindah tempat lagi ke bawah Bukit Aqabah.
Tempat itu benar-benar terlindung dari jangkauan penglihatan orang. Di tempat
aman itulah, Rasulullah mengajak mereka
mendukung kenabian beliau. Rasulullah meminta agar mereka ikut menyebarkan
ajaran Islam di kota asal mereka, Yatsrib.
Orang-orang itu minta waktu untuk berunding.
“Rupanya ini adalah jalan yang diberikan Tuhan,”
demikian salah satu dari mereka berkata,
“Aku sudah bosan berperang dengan Aus, mudah-mudahan
ajaran Islam ini akan menyatukan kita dan Aus dalam perdamaian,” kata yang lain.
Setelah selesai, mereka menyatakan percaya dan
sungguh-sungguh mendukung penyebaran Islam di Yatsrib. Rasulullah kemudian
menasihati agar mereka seiya sekata, tolong-menolong, dan bantu-membantu dalam
menjalankan tugas mulia ini.
Baiat
Aqabah Pertama
Keenam orang itu kembali ke Yatsrib dan menyerukan
Islam kepada seluruh penduduknya.
“Muhammad adalah nabi terakhir utusan Tuhan yang
didustakan kaumnya sendiri,” demikian kata mereka.
Segera saja nama Rasulullah menjadi terkenal di kalangan
penduduk Yatsrib.
Pada musim haji berikutnya, lima dari enam orang itu
kembali ke Mekah bersama tujuh orang rekan mereka. Dua berasal dari Aus dan
sepuluh orang berasal dari Khazraj. Mereka menemui Rasulullah di Bukit Aqabah.
Saat itu, sudah dua belas tahun lamanya Rasulullah menyebarkan Islam.
Setelah Rasulullah membacakan ayat-ayat Al-Qur'an
mereka menyatakan percaya akan seruan beliau. Rasulullah pun kemudian membaiat
(sumpah setia) mereka. Inilah yang terkenal sebagai Baiat Aqabah pertama.
Dalam baiat ini, Rasulullah mengajak mereka bersumpah
untuk:
1. Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
2. Tidak mencuri.
3. Tidak bergaul dengan wanita yang belum dinikahi.
4. Tidak membunuh anak-anak, seperti yang saat itu
banyak terjadi.
5. Tidak berdusta dan tidak membuat kedustaan.
6. Tidak menolak perkara yang baik.
7. Hendaknya selalu mengikuti Rasulullah, baik saat
senang maupun susah.
8. Hendaknya selalu mengikuti Rasulullah, baik
terpaksa maupun sukarela.
9. Jangan begitu saja merebut suatu perkara kecuali
Allah memberikan bukti tanda-tanda kekafiran kepada orang yang mengerjakannya.
10. Hendaklah mengatakan kebenaran di mana pun berada
dan tidak takut akan celaan orang.
Sebagai penutup, Rasulullah bersabda, “Hendaklah
kalian menepati janji-janji ini. Kelak kalian akan menerima balasan Allah
berupa surga. Namun, jika ada yang menyalahi janji ini, aku serahkan urusannya
kepada Allah semata.”
Ucapan
Baiat
Ucapan baiat atau sumpah setia ini sebenarnya adalah
menjulurkan tangan kanan ke depan, telapak tangan menghadap ke atas, sedangkan
pembaiat menjabat dengan posisi tangan di sebelah atas.
Baiat Aqabah yang pertama dikenal dengan nama baiat wanita, sebab Rasulullah belum meminta mereka membela beliau dengan berperang. (bersambung)
Kisah sebelumnya:
Abu Jahal dan Orang Quraisy Tak Percaya Rasulullah ke Baitul Maqdis dalam Satu Malam