------
Kamis, 02 Desember 2021
Rusdin
Tompo Berbagi Pengalaman di Kampus UNM Sebagai Penulis dan Penggiat Literasi
MAKASAR,
(PEDOMAN KARYA). Penulis dan penggiat literasi Rusdin Tompo
berbagi pengalaman di hadapan puluhan mahasiswa Program Studi (Prodi)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD), Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS),
Universitas Negeri Makassar (UNM), Parangtambung, Makassar, Rabu, 01 Desember
2021.
Rusdin Tompo hadir di
kampus yang dulunya bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Ujungpandang, dalam kegiatan kuliah bersama praktisi, sebagai tindak lanjut
kerja sama antara Prodi PBSD FBS UNM dengan Komunitas Puisi (KoPi) Makassar.
KoPi Makassar merupakan
wadah sejumlah penulis, penyair, sastrawan, dan penggiat literasi berinteraksi
agar terus produktif berkarya.
“Salah satu cara agar
kita dikenal dan dikenang, yakni dengan menuliskan pandangan dan
pemikiran-pemikiran kita. Tulisan-tulisan itu sebaiknya dibukukan,” kata Rusdin
Tompo, membuka pemaparannya di hadapan mahasiswa.
Aktivis hak anak dan
mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan itu
berbagi pengalaman seputar menulis kreatif, puisi, dan literasi.
Menurutnya, untuk memulai
tulisan, kita mesti punya niat dan tujuan, yang akan memantik ide kita. Ide
tulisan tersebar seluas alam semesta. Mulai dari pengalaman sehari-hari sampai
peristiwa-peristiwa besar.
Tujuan menulis,
lanjutnya, bisa berkaitan dengan kepentingan pribadi, dapat dijadikan profesi,
bahkan untuk advokasi kebijakan atau perubahan sosial. Sebagai penulis dan
editor, dia mengaku mendapatkan banyak manfaat.
Dia bisa bertemu dan
belajar dari orang dengan beragam latar belakang, bertambah wawasan dan terus
mengasah keterampilan menulisnya.
Rusdin Tompo
mengibaratkan menulis seperti membangun rumah tumbuh. Karena itu, dia bisa
menulis dengan materi dan bahan-bahan yang tersedia. Kalau tulisan belum bisa
dirampungkan, disimpan sebagai arsip dan investasi. Nanti dilanjutkan lagi
hingga rampung.
Namun, katanya, untuk
memperkaya tulisan kita, maka perlu ditambah dengan data, fakta, dan referensi.
Dia menyarankan perlu banyak membaca, melakukan observasi dan riset agar
tulisan kita bernas. Bahkan dalam menulis puisi pun, dia mengaku banyak
melakukan riset, apalagi puisi bertema kritik sosial, punya muatan sejarah dan
budaya.
Sebagai penggiat literasi,
Rusdin Tompo mengajak mahasiswa menggunakan haknya sebagai warga negara untuk
berpartisipasi dan berkontribusi dalam membangun kesadaran kritis masyarakat
lewat kegiatan membaca dan menulis.
Gerakan literasi,
tambahnya, hanya bisa tumbuh dan berkembang kalau ada kolaborasi dan
sinergitas. Gerakan literasi itu merupakan wujud kerja jaringan dengan
pendekatan multi-stakeholder.
“Kerja sama KoPi Makassar
dengan Prodi PBSD FBS UNM adalah bagian dari ikhtiar mendorong kemajuan dunia
sastra, terutama sastra daerah,” kata Rusdin.
Kegembiraan
Penulis
Ketua Prodi PBSD FBS UNM,
Dr Hajrah MPd, saat membuka kegiatan ini berpesan agar mahasiswa memanfaatkan
pertemuan ini untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman sebaik-baiknya dari
praktisi.
Kuliah bersama praktisi
ini dilakukan secara hibrid. Selain mereka yang ikut secara tatap muka, hadir
pula secara daring Ketua Prodi PGMI IAIN Bone, dan Ketua Prodi Pendidikan
Bahasa Indonesia UNIM Bone beserta mahasiswanya.
Pada sesi tanya jawab,
peserta terlihat antusias. Ada yang bertanya bagaimana memberi jiwa pada puisi
agar tidak hambar. Ada juga yang bertanya, apa yang perlu dilakukan agar ketika
menulis, tulisan kita tidak monoton.
Penanya lain mengajukan
pertanyaan tentang cara memotivasi diri agar kita berani mempublikasikan
tulisan, serta meminta rekomendasi buku-buku atau film yang layak dibaca untuk
referensi tentang kepenulisan. Rusdin Tompo berupaya menjawab secara ringan dan
sesuai konteks kehidupan mahasiswa.
Dosen UNM, Prof Kembong
Daeng MHum, pada kesempatan yang sama menilai kegiatan kuliah bersama praktisi
ini dapat menjadi penyemanagat bagi mahasiswa dan dosen dalam berkarya.
“Saya mendorong mahasiswa
dan guru-guru agar menulis, termasuk dalam bahasa daerah. Karena, salah satu
kegembiraan penulis, yakni ketika orang membaca tulisannya dan memberi
apresiasi terhadap tulisan tersebut,” kata Kembong Daeng.
Beberapa dosen hadir
dalam kegiatan itu, antara lain Dr Andi Agussalim Aj MHum, Aswati Asri SPd MPd,
dan Andi Sahtiani Jahrir SPd MPd. (rt)