-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 26 Januari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (85):
Bertekad
Membunuh Rasulullah, Umair bin Wahab Malah Masuk Islam
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Umar kemudian membawa masuk Umair bin
Wahab Al Jami’ kepada Rasulullah ﷺ. Setelah melihatnya dan Umar memegang tali
pedang yang berada di lehernya, Nabi ﷺ berkata, “Lepaskanlah wahai Umar, dan
mendekatlah hai Umair.”
Umair kemudian mendekat dan berkata, “Selamat
pagi.”
Nabi ﷺ menjawab, “Allah telah memuliakan
kami dengan suatu penghormatan yang lebih baik dari penghormatanmu hai Umair,
yaitu dengan salam penghormatan penduduk surga.”
Beliau kemudian bertanya, “Hai Umair, ada
keperluan apa kamu datang?”
Umair menjawab, “Aku datang karena anakku
menjadi tawananmu. Perlakukanlah ia secara baik.”
Nabi ﷺ bertanya, “Lalu untuk apa pedang
yang ada di lehermu itu.”
Umair menjawab, “Semoga Allah memperburuk
pedang tersebut. Apakah pedang ini berguna bagi kami?”
Nabi ﷺ berkata, “Berkatalah secara jujur,
kamu datang dalam rangka apa?”
Umair menjawab, “Aku tidaklah datang kecuali
untuk keperluan tersebut.”
Nabi ﷺ berkata, “Tidak, kamu dengan Safwan
bin Umayyah telah duduk di sebuah batu, dan kalian telah menyebut-nyebut
tentang para korban Perang Badar dari kaum Quraisy, kemudian kamu berkata, ‘Seandainya
aku tidak mempunyai tanggungan hutang dan keluarga, aku akan keluar untuk
membunuh Muhammad.’ Kemudian Sofwan menanggung hutang dan menjamin keluargamu
dengan syarat kamu membunuhku. Allah pasti menghalangi rencanamu itu.”
Umair berkata, “Saya bersaksi bahwa engkau
adalah Rasulullah. Wahai Rasulullah, sebelumnya aku mendustakan berita-berita
langit yang kau bawa kepada kami dan wahyu yang diturunkan kepadamu. Rencanaku
ini tidak ada yang mengetahui selain aku dan Sofwan. Demi Allah, aku mengetahui
tidak ada yang memberitahukan padamu kecuali Allah. Segala puji bagi Allah yang
telah menunjukkan aku kepada Islam dan membawa aku ke tempat ini kemudian mengucapkan
syahadat secara benar.”
Rasulullah ﷺ lalu berkata “Ajarilah
saudara kalian ini tentang agama, ajarkan Al-Qur’an kepadanya dan bebaskanlah
tawanannya.”
Adapun Sofwan mengatakan, “Bergembiralah dengan
suatu peristiwa yang datang kepada kalian sekarang, pada hari-hari yang akan
melupakan kalian dari peristiwa Badar.”
Dia bertanya tentang Umair kepada
orang-orang yang berpergian, sehingga salah seorang yang berpergian
memberitahukan kepadanya tentang ke-Islam-an Umair.
Sofwan bersumpah untuk tidak berbicara
kepadanya selamanya, dan tidak akan memberikan suatu manfaat kepadanya
selamanya.
Umair kembali ke Mekah dan tinggal di sana
menyerukan Islam. Kemudian banyak orang yang masuk Islam melalui dakwahnya.
Perang
Bani Qainuqa
Pada perjanjian yang lalu antara Rasulullah
dengan orang-orang Yahudi, telah disebutkan bahwa beliau dan kaum muslimin
sudah berupaya untuk melaksanakan isi perjanjian tersebut, tetapi sebaliknya
orang-orang Yahudi tak ada seorang pun yang mematuhi isi perjanjian. Mereka
selalu melakukan penghianatan sehingga meresahkan kaum muslimin.
Ibnu Ishaq berkata Syas bin Qais, seorang
tokoh Yahudi yang sangat kufur dan sangat membenci serta dengki kepada kaum
muslimin, melewati beberapa orang sahabat Rasulullah ﷺ dari kabilah Aus dan Khazraj yang berada
dalam suatu majelis yang telah menyatukan mereka.
Mereka sedang berbincang-bincang di dalam
majelis tersebut. Melihat persatuan dan hubungan baik sesama mereka di atas
dasar Islam, telah membangkitkan kemarahan Syas bin Qais.
Dia berkata dalam hati, “Para tokoh telah
bersatu di negeri ini. Demi Allah, saya tidak akan bersama mereka apabila para
tokoh mereka bersatu di negeri ini karena suatu ketetapan.”
Ia kemudian menyuruh seorang pemuda Yahudi
yang ikut bersamanya untuk mendatangi mereka dengan mengatakan, “Datanglah
kepada mereka dan duduklah bersama mereka, kemudian ingatkan akan peristiwa
Bu'ats dan peristiwa-peristiwa sebelumnya, dan alunkan kepada mereka beberapa
syair yang berisi tentang pertengkaran mereka.”
Pemuda Yahudi itu pun melakukannya, maka
kaum muslimin ketika itu menjadi bertengkar sampai dua orang dari dua kabilah
itu melompat ke atas suatu kendaraan lalu terjadi perang mulut.
Dua kelompok tersebut menjadi marah
semuanya dan berkata, “Telah kami lakukan janji kalian yang menyakitkan.”
“Senjata, senjata.”
Mereka lalu keluar mendatangi lawannya dan
hampir terjadi peperangan.
Peristiwa tersebut sampai kepada
Rasulullah ﷺ lalu beliau bersama para sahabat mendatangi mereka seraya
mengatakan, “Wahai kaum muslimin, ingat Allah, Allah! Apakah kalian menyerahkan
seruan jahiliyah sementara aku masih di tengah-tengah kalian, setelah Allah
menunjukkan kalian kepada Islam dan memuliakan kalian dengannya, memutuskan
kalian dari perkara jahiliyah, menyelamatkan kalian dari kekufuran dan
menyatukan hati kalian?”
Mendengar itu semua, akhirnya kaum muslimin pun sadar bahwa apa yang terjadi itu merupakan tipu daya setan dari musuh mereka. (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya:
Kaum Muslimin Menang di Perang Badr, Banyak Orang Berpura-pura Masuk Islam
Hadiah Hari Raya Idul Fitri Seusai Kemenangan pada Perang Badr