ETIKA JURNALISTIK. Wartawan senior, Asnawin Aminuddin, membawakan materi “Etika Jurnalistik” pada kegiatan Training of Trainer yang diadakan Rakyat Institute, di Makassar, Rabu, 12 Januari 2022. (ist
------
Rabu, 12 Januari 2022
Media
Massa Kerap Abaikan Etika dalam Pemberitaan
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Media massa kerap mengabaikan etika dalam
pemberitaan dan sebagian di antara pengelola media, termasuk wartawan yang menulis
berita, tidak menyadari pengabaian etika pemberitaan tersebut.
“Media massa hanya
mengejar atau berupaya menjadi yang pertama memberitakan sebuah peristiwa dan
membuat berita dengan judul bombastis atau mengejutkan. Mereka tidak menyadari
bahwa apa yang mereka lakukan itu sesungguhnya melanggar etika dalam
pemberitaan,” kata wartawan senior, Asnawin Aminuddin, saat membawakan materi “Etika
Jurnalistik” pada kegiatan Training of Trainer yang diadakan Rakyat Institute,
di Makassar, Rabu, 12 Januari 2022.
Pelatih Nasional Wartawan
PWI kemudian memberikan contoh peristiwa tewasnya seorang pria pada sebuah
hotel. Pria yang tewas tersebut berasal dari dari daerah lain dan di hotel
tersebut ia sudah beberapa hari bersama-sama dengan seorang wanita yang bukan
istri sahnya.
“Peristiwanya menarik
memang dan media massa kemudian memberitakan secara akurat peristiwa tersebut.
Media menulis nama dan alamat hotel. Juga menulis nama lengkap dan profesi pria
yang tewas tersebut, menulis nama lengkap wanita yang bukan istri sahnya, menulis
asal daerah dan alamat lengkap di daerah si pria yang tewas, serta menulis alamat
lengkap si wanita yang bukan istri sah si pria tewas tersebut,” tutur Asnawin.
Dia mengatakan, akurasi
pemberitaan memang dibutuhkan, tapi wartawan juga harus mempertimbangkan dampak
dari berita yang dibuatnya.
Dengan menyebut nama dan
alamat lengkap hotel tempat pria tersebut menginap dan tewas, menulis secara lengkap
nama pria dan wanita yang bukan suami istri sah tersebut, serta profesi dan alamat
lengkapnya, maka secara tidak langsung media massa telah membuat citra hotel
tersebut menjadi buruk di mata masyarakat, serta mempermalukan keluarga besar
sang pria dan wanita tersebut.
Etikanya, kata Asnawin, media
massa tidak perlu menyebut secara detail nama dan alamat hotelnya, tapi cukup
menyebut bahwa peristiwa tewasnya pria tersebut terjadi pada salah satu hotel
di seputaran jalan A.
“Tidak perlu juga ditulis
lengkap dan alamat si pria dan wanita tersebut, tapi cukup tulis inisialnya dan
asal daerahnya. Kalau nama dan alamatnya ditulis secara lengkap, maka keluarga
besarnya tentu akan malu. Istri sah dan anak si pria yang tewas tersebut tentu akan
menanggung malu dan menyulitkan mereka dalam pergaulan di tengah masyarakat. Ini
yang perlu dipertimbangkan wartawan dan media massa dalam menulis dan
menyiarkan berita,” papar Asnawin.
Pada kesempatan tersebut,
Asnawin juga menjelaskan satu per satu dari 11 pasal dalam Kode Etik
Jurnalistik, serta memberikan beberapa contoh.
Direktur Utama Rakyat
Institute, Sabri SKm MKes, menjelaskan, materi yang diberikan kepada peserta
Training of Trainer, selain Etika Jurnalistik yang dibawakan oleh Asnawin, juga
ada materi “Dimensi Penulisan Berita”, “Fakta Berita”, “9 Elemen Jurnalistik”, serta
“Jenis-jenis Penulisan Berita.” (lom)