------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 28 Januari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (86):
Orang-orang
Yahudi Madinah Lecehkan Perempuan Muslim, Rasulullah Langsung Kerahkan Pasukan
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Mereka kemudian menangis dan saling
berangkulan antara kaum Aus dan kaum Khazraj, kemudian meninggalkan tempat
bersama Rasulullah ﷺ dengan penuh ketaatan. Allah telah memadamkan dari mereka
tipu daya musuh Allah, Ibnu Qais.
Itulah, apa yang dilakukan dan diupayakan
oleh Yahudi untuk menimbulkan keresahan dan permusuhan di tengah-tengah kaum
muslim, dan menghalangi jalan dakwah Islam. Dalam hal ini, mereka memiliki
berbagai program. Mereka menebarkan berbagai isu, beriman pada pagi hari dan
kufur di sore harinya, untuk menanamkan benih-benih keraguan di dalam hati kaum
yang lemah.
Mereka mempersempit jalan-jalan kehidupan
terhadap orang yang memiliki hubungan keuangan dengan mereka. Apabila mereka
mempunyai tanggungan hutang kepada orang mukmin dan tidak dapat melunasinya,
mereka mengatakan sesungguhnya hutangku kepadamu hanya kubayar ketika kamu
masih berada di atas agama nenek moyangmu, apabila kamu telah keluar dari agama
nenek moyangmu tidak akan kubayar lagi.
Mereka melakukan itu sebelum Perang Uhud
sekali pun mereka terikat perjanjian dengan Rasulullah ﷺ. Rasulullah dan para
sahabat tetap bersabar atas hal itu semua, agar mereka mau sadar, selain untuk
mewujudkan keamanan di dalam negeri.
Tetapi, mereka tidak melihat bahwa Allah
telah menolong orang-orang yang beriman di medan Badar dan mereka telah
memiliki kekuatan dan kewibawaan orang-orang yang jauh maupun yang dekat. Maka
mereka menyatakan kejahatan dan permusuhannya secara terang-terangan.
Orang Yahudi yang paling dengki dan paling
jahat adalah saat Kaab bin Asyraf, sebagaimana halnya Bani Qainuqa merupakan
kelompok yang paling jahat di antara ketiga kelompok Yahudi.
Bani Qainuqa tinggal di dalam Madinah.
Profesi mereka adalah tukang sepuh dan pembuat bejana. Dengan profesi tersebut
setiap orang dari mereka memiliki alat-alat perang. Jumlah prajurit mereka
adalah 700 orang. Mereka adalah Yahudi Madinah yang paling berani dan Yahudi
pertama yang melanggar perjanjian.
Ketika Allah memberikan kemenangan kepada
kaum muslimin di Badar, ulah mereka semakin brutal. Mereka membangkitkan
keributan dengan mencela dan mengganggu setiap muslim yang mendatangi pasar
mereka, sampai mereka berani mengganggu para wanita kaum muslimin.
Tatkala kejahatan mereka sudah memuncak, Rasulullah
ﷺ mengumpulkan mereka, menasehati mereka, dan mengajak mereka kepada kebenaran.
Tetapi kejahatan dan kesombongan mereka semakin menjadi.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dari jalur
Ibnu Abbas رضي الله عنه berkata,
“Setelah Rasulullah ﷺ berhasil menundukkan
orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, beliau mengumpulkan orang-orang Yahudi
di pasar Bani Qainuqa dan berkata, ‘Wahai orang-orang Yahudi, masuklah ke dalam
Islam sebelum kalian ditimpa oleh apa yang telah menimpa kaum Quraisy.”
Mereka mengatakan, “Hai Muhammad, janganlah
engkau membanggakan kemenangan terhadap kaum Quraisy. Mereka itu tidak mengerti
ilmu peperangan. Seandainya kami yang engkau hadapi dalam peperangan, niscaya engkau
akan mengetahui siapa sebenarnya kami.”
Kemudian Allah تَعَالَى menurunkan ayat
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. (Surah Ali 'Imran 3:12)
“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.” (Surah Ali 'Imran 3:13)
Makna jawaban dari Bani Qainuqa itu
merupakan pernyataan terbuka untuk berperang,
tetapi Nabi ﷺ menahan amarahnya dan bersabar, demikian pula kaum
muslimin. Mereka menunggu sampai orang-orang Yahudi berbuat kejahatan melampau
batas.
Orang-orang Yahudi dari Bani Bani Qainuqa
bertambah berani. Tidak lama kemudian mereka berbuat kerusuhan di Madinah.
Mereka berusaha untuk membinasakan kaum Muslimin dan menutup celah-celah
kehidupan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dari Abu Aun
bahwasanya seorang wanita Arab datang ke pasar Bani Qainuqa untuk menjual
barang dagangannya. Dia mendatangi tukang sepuh dan duduk di sana.
Tiba-tiba beberapa orang Yahudi
menginginkan wanita itu untuk membuka penutup mukanya, tetapi wanita itu
menolak. Tanpa diketahui oleh wanita itu, secara diam-diam tukang sepuh itu
menyangkutkan ujung pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita Arab itu pada
bagian punggungnya. Ketika wanita itu berdiri terbukalah aurat bagian
belakangnya.
Orang-orang Yahudi yang melihatnya tertawa
terbahak-bahak. Wanita itu kemudian berteriak meminta pertolongan. Mendengar
teriakan itu salah seorang dari kaum Muslimin menyerang tukang sepuh Yahudi itu
dan membunuhnya.
Orang-orang Yahudi yang berada di tempat
itu kemudian mengeroyoknya dan membunuhnya. Peristiwa itulah yang menyebabkan
terjadinya peperangan antara kaum muslimin dan orang-orang Yahudi dari Bani
Qainuqa.
Melihat peristiwa biadab yang dilakukan
oleh orang-orang Yahudi dari Bani Qainuqa, Rasulullah hilang kesabaran. Beliau
menyerahkan urusan Madinah kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, menyerahkan
bendera kaum muslimin kepada Hamzah bin Abdul Muthalib, dan bersama tentara
Allah beliau berangkat menuju Bani Qainuqa.
Ketika Yahudi dari Bani Qainuqa melihatnya, mereka segera berlindung di dalam benteng-benteng mereka. (bersambung)
------
Kisah sebelumnya:
Bertekad Membunuh Rasulullah, Umair bin Wahab Malah Masuk Islam
Kaum Muslimin Menang di Perang Badr, Banyak Orang Berpura-pura Masuk Islam