DIUSIR. Rasulullah ﷺ menyerahkan orang-orang Yahudi itu kepada si munafik Abdullah bin Ubay bin Salul, dengan syarat mereka harus keluar dari Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan kota Madinah.
Mereka pun keluar menuju daerah di sekitar Syam, dan tidak lama kemudian sebagian besar dari mereka meninggal dunia.
-------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 29 Januari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (87):
Orang-orang
Yahudi Menyerah dan Diusir dari Madinah
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Kemudian kaum muslimin mengepung mereka dengan ketat
yaitu pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawal tahun kedua Hijrah. Pengepungan
itu berlangsung selama 15 hari sampai awal bulan Dzulqaidah. Allah timpakan
rasa takut ke dalam hati mereka.
Akhirnya mereka (orang-orang Yahudi dari Bani Qainuqa) menyerah dan bersedia menerima
hukumannya yang akan diputuskan oleh Rasulullah ﷺ menyangkut budak, harta, istri, dan anak
keturunan mereka.
Ketika itu, bangkitlah Abdullah bin Ubay bin Salul
memainkan peran kemunafikannya. Dia mendesak Rasulullah ﷺ agar memaafkan
mereka, dengan mengatakan, “Wahai Muhammad, perlakukanlah para sahabatku itu
dengan baik.” (Mereka adalah para sekutu kabilah Khazraj yang salah seorang
pemimpinnya adalah Abdullah bin Ubay).
Permintaannya itu tidak ditanggapi oleh Rasulullah ﷺ .
Abdullah bin Ubay mengulangi permintaannya tetapi beliau berpaling darinya,
sambil memasukkan tangannya ke dalam baju besinya lalu berkata kepadanya, “Tinggalkan
aku!”
Beliau marah dan wajahnya tampak berubah, lalu berkata
lagi, “Celakalah kau, tinggalkan aku!”
Tetapi sang munafik tersebut tetap saja pada
keinginannya dan berkata, “Tidak, demi Allah aku tidak akan meninggalkan engkau
sebelum engkau memperlakukan para sahabatku itu dengan baik.”
“400 orang tanpa perisai dan 300 orang bersenjata
lengkap yang telah membelaku terhadap semua musuh-musuhku itu, apakah engkau
habisi nyawanya dalam waktu sehari? Demi Allah, aku betul-betul menghawatirkan
terjadinya bencana itu.”
Rasulullah ﷺ
memperlakukan si munafik tersebut yang baru sebulan menampakkan ke-Islam-annya
dengan memberikan perhatian kepadanya.
Dia serahkan orang-orang Yahudi itu kepadanya dengan
syarat mereka harus keluar dari Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan
kota Madinah.
Mereka pun keluar menuju daerah di sekitar Syam, dan
tidak lama kemudian sebagian besar dari mereka meninggal dunia.
Rasulullah ﷺ menerima harta kekayaan mereka. Dari
harta tersebut beliau mengambil tiga keping uang, dua baju besi, tiga pedang,
tiga tombak, dan seperlima ghanimah. Orang yang bertanggung jawab mengumpulkan
ghanimah adalah Muhammad bin Maslamah.
Perang
Sawiq
Ketika Shafwan bin Umayyah, orang-orang Yahudi, dan
orang-orang munafik melakukan makar, Abu Sufyan berpikir untuk melakukan suatu
tindakan yang kecil resikonya, tetapi jelas pengaruhnya.
Ia berupaya segera melakukan tindakan untuk memelihara
kedudukan kaumnya, dan menunjukkan kekuatan mereka.
Abu Sufyan bernazar tidak akan membasahi rambutnya
dengan air karena junub sebelum menyerang Muhammad. Maka ia pun keluar membawa
200 tentara untuk memenuhi nadzarnya.
Mereka tiba di suatu terusan yang menghadap ke gunung
Naib, dari Madinah sekitar satu barid atau 12 mil, tetapi ia tidak berani
menyerang Madinah secara terang-terangan.
Ia melakukan suatu tindakan seperti tindakan
pembajakan yaitu memasuki pinggiran Madinah secara sembunyi-sembunyi di
tengah-tengah kegelapan malam.
Dia mendatangi Huyai bin Al-Khattab dan meminta
dibukakan pintu, namun Huyai tak mau dan merasa ketakutan. Kemudian ia
mendatangi Salam bin Musykam, pemimpin Bani Nadlir pada saat itu.
Setelah meminta izin ke Salam bin Musykam, Ia pun
diberi izin, diberi minum khamer dan memperoleh informasi tentang keadaan kaum
muslimin pada saat ini darinya.
Kemudian pada malam itu juga Abu Sufyan keluar dan
menemui para sahabatnya, lalu mengutus satu pasukan dari mereka dan menyerang
suatu tempat di pinggiran kota Madinah yang bernama Aridl.
Mereka menebang dan membakar beberapa pohon kurma dan
di sana mereka membunuh seorang lelaki Anshar dan sekutunya yang sedang berada
di kebun mereka. Setelah itu mereka melarikan diri ke Mekah.
Peristiwa tersebut sampailah ke telinga Rasulullah ﷺ.
Lalu beliau segera mengejar Abu Sufyan dan kawan-kawannya.
Akan tetapi, mereka segera melarikan diri dengan
sangat cepat, mereka melemparkan bekal makanan mereka yang berupa tepung
(sawiq) dalam jumlah yang banyak untuk memperingan beban dan agar dapat lari
lebih cepat lagi.
Rasulullah ﷺ pun sampai di Qarqaratul Kadar, kemudian
kembali pulang, dan kaum muslimin membawa tepung (sawiq) yang dilemparkan oleh
orang-orang kafir itu, sehingga peristiwa ini dinamakan dengan perang sawiq.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Dzulqaidah tahun
kedua Hijriyah dua bulan setelah peristiwa Badar.
Dalam perang ini Rasulullah menyerahkan urusan Madinah kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir. (bersambung)
-------
Kisah sebelumnya:
Orang-orang Yahudi Madinah Lecehkan Perempuan Muslim, Rasulullah Langsung Kerahkan Pasukan
Bertekad Membunuh Rasulullah, Umair bin Wahab Malah Masuk Islam