DIGITALISASI DAKWAH. Asnawin Aminuddin (paling kanan) didampingi Dr Nurdin Mappa (tengah) dan Abdul Rahman SPdI MPdI, tampil membawakan materi “Digitalisasi Dakwah” pada “Baitul Arqam dan Pelatihan Muballigh Mahasantri Djazman Al-Kindi Universitas Muhammadiyah Bulukumba, serta Baitul Arqam Pimpinan / Dosen / Karyawan UMB”, di Kampus II Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Kelurahan Mariorennu, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sabtu, 08 Januari 2022. (ist)
-----
Sabtu, 08 Januari 2022
Pengguna
Internet di Indonesia 175 Juta, Dakwah Harus Masuk ke Dunia Maya
Dari 175,4 juta orang pengguna
internet tersebut, sebanyak 160 juta orang di antaranya merupakan pengguna media
sosial (medsos) aktif atau aktif bermedia-sosial.
Dengan melihat statistik itu,
maka bisa disimpulkan bahwa dunia internet atau dunia maya sudah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Indonesia. Dan itu berarti, dunia
maya sedikit banyak sudah mampu mempengaruhi seseorang dalam kehidupan
sehari-hari.
“Maka mau tidak mau, para
pemuka agama, para da’i, para muballigh harus berbenah dalam berdakwah. Dakwah
harus masuk ke dunia maya, terutama di media sosial yang penggunanya di
Indonesia mencapai 160 juta orang,” kata Anggota Komisi Kominfo Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Provinsi Sulsel, yang juga Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi
Muhammadiyah Sulsel, Asnawin Aminuddin.
“Jumlah umat Islam yang
rajin ke masjid sangat sedikit, dan yang sedikit itu pun kebanyakan orang
dewasa yang berumur empat puluh tahun ke atas. Mereka itulah yang rajin
mendengarkan ceramah agama, sedangkan sebagian besar lainnya, terutama kaum
remaja dan ibu-ibu, jarang mendengarkan ceramah di masjid. Mereka inilah yang
harus disasar untuk didakwahi melalui media sosial seperti Facebook, Instagram,
dan WhatsApp (WA), serta YouTube,” kata Asnawin.
Pemegang sertifikat Pelatih
Nasional Wartawan PWI mengatakan, format konten dakwah bisa berupa video,
infografis, gambar, maupun suara, sedangkan jenis konten media sosial antara
lain interaksi atau interaktif, edukasi atau pendidikan, hiburan, motivasi, dan
profil orang-orang ternama dalam dunia Islam.
“Para muballigh juga
sebaiknya paham tentang manajemen isu. Jika ada momen tertentu berupa informasi
yang sedang viral di dunia maya, maka para muballigh sebaiknya menunggangi isu
tersebut dengan cara membelokkan atau meluruskan isunya sesuai tuntunan agama”
kata Asnawin.
“Dakwah juga sebaiknya
menyesuaikan dengan tren atau hal-hal terbaru yang digandrungi masyarakat dan sedang
jadi pembicaraan, serta dilakukan dengan responsif atau memancing umpan balik dari
masyarakat,” kata Asnawin.
Materi
Pelatihan
Selain materi “Digitalisasi
Dakwah” yang dibawakan oleh Asnawin Aminuddin, juga disajikan beberapa materi
lainnya yakni “Sejarah, Materi, dan Metode Dakwah Rasulullah SAW” (dibawakan
oleh Kaharuddin Yunus), “Metode Khitabah: Penulisan Naskah Khutbah dan Ceramah”
(Dr Nurdin Mappa).
“Prinsip Dakwah Muhammadiyah
dan Peran IMM di PTM” (Dr Aminuddin SPd MSi), “Harapan dan Tantangan Dakwah
Abad Kedua Muhammadiyah” (Dr Dahlan Lama Bawa).
“Kajian Ketarjihan: Ibadah
Praktis Seputar Ramadhan” (Hasanuddin Arasy MPdI), “Retorika Dakwah” (Amiruddin
Bakri), serta “Kepribadian Muballigh Muda Muhammadiyah” (Dr Nurdin Mappa).
Peserta
90 Orang
Ketua Panitia yang juga Wakil
Rektor III Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Irfan Surya, mengatakan,
pelatihan yang dibuka oleh Rektor UMB Dr Juamse Basra dilangsungkan selama tiga
hari (Kamis – Sabtu, 06-08 Januari 2022) dan diikuti 90 peserta.