-----
Kamis, 03 Februari 2022
Dosen
Unismuh Makassar Ikut Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian
Abubakar
Idhan: Penerimaan Proposal 25 Januari – 10 Februari 2022
Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian yang dibuka
secara resmi oleh Pelaksana Harian (Plh) Rektor Unismuh, Dr Abdul Rakhim Nanda,
menampilkan tiga narasumber yaitu Dr Syamsiah (Asdir I Program Pascasarjana
Unismuh), Dr Abubakar Idhan (Ketua LP3M Unismuh), dan Prof Andi Aladin (Dosen Universitas
Muslim Indonesia / UMI Makassar).
Abubakar Idhan mengatakan, Ketua LP3M Unismuh Makassar
memang rutin mengadakan klinik proposal penelitian dan pengabdian bagi para
dosen Unismuh Makassar, serta selalu siap menerima dan membantu dosen yang
ingin berknsultasi seputar penelitian dan pengabdian.
“Kemdikbudristek kini sedang membuka penerimaan
proposal penelitian dan pengabdian pada masyarakat untuk pendanaan tahun 2022.
Penerimaan proposal mulai tanggal 25 Januari hingga 10 Februari 2022,” papar
Abubakar.
Dia juga mengemukakan kiat-kiat dan strategi agar
proposal penelitian dan proposal pengabdian bisa lolos dan didanai
Kemdikburistek.
“Kalau ingin lolos didanai, maka semua proposal wajib
mengikuti panduan dan berpedoman pada template penyusunan proposal. Penyusunan
anggaran pada RAB (Rencana Anggaran Biaya) juga harus berdasarkan Standar Biaya
Keluaran (SBK) yang sesuai Peraturan Menteri Keuangan,” kata Abubakar.
Persaingan Makin Ketat
Plh Rektor Unismuh, Abdul Rakhim Nanda yang membuka
kegiatan klinik proposal nmenyampaikan apresiasi kepada LP3M atas inisiatifnya
mengadakan Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian bagi para dosen Unismuh.
“LP3M Unismuh Makassar saat ini telah berada pada
klaster utama. Persaingan memenangkan hibah menjadi semakin ketat. Oleh karena
itu, dosen-dosen Unismuh harus diberikan bekal,” kata Rakhim.
Wakil Rektor I Unismuh Makassar juga mengapresiasi
perkembangan jurnal ilmiah yang ada di Unismuh, yang hingga penghujung 2021,
sudah ada 15 jurnal ilmiah terakreditasi.
Rakhim Nanda berharap 49 program studi yang ada di
Unismuh masing-masing dapat membuat jurnal terakreditasi.
Dia juga menyinggung persiapan akreditasi institusi
pada tahun 2023 mendatang.
“Elemen yang paling tinggi nilainya setelah sumber
daya manusia adalah penelitian. Kalau ini gagal kita upgrade secara maksimal,
jangan berharap kita mampu meraih akreditasi unggul,” kata Rakhim Nanda. (zak)