----
Kamis, 17 Februari 2022
Ketum
ICMI Bahas Tiga Disrupsi Besar dalam Kuliah Umum di Unismuh Makassar
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI) Pusat yang juga Rektor Institut Pertanian Bigot (IPB) Prof
Dr Arif Satria memberikan Kuliah Umum di Kampus Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar, Kamis, 17 Februari 2022.
Kuliah umum dengan judul
“Good University Governance Menuju Universitas Adaptif di Era New Normal”,
dilangsungkan di Gedung Menara Iqra Lantai 17, Kampus Unismuh, Jl Sultan
Alauddin Makassar, dan dihadiri Rektor Unismuh Prof Ambo Assessment, serta
puluhan sivitas akademika Unismuh Makassar.
Dalam kuliah umum
tersebut, Arif Satria mengatakan, dunia sedang mengalami tiga mega disrupsi, yakni
perubahan iklim, revolusi industri 4.0, dan pandemi Covid-19.
“Perubahan iklim sudah
kita rasakan dan sudah semua menyaksikan urgensi bagaimana adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim, berdampak besar ke pertanian, kesehatan, sosial dan
energi, dan lainnya,” papar Arif.
Sedangkan revolusi
industri 4.0 ditandai dengan banyaknya teknologi baru yang berdampak ke dunia
bisnis, prilaku individu, dunia pendidikan dan lain sebagainya.
“Saat ini, setiap
individu harus bisa beradaptasi dan menguasi skill-skill baru,” kata Arif.
Sedangkan pandemi
Covid-19, lanjutnya, mengubah kehidupan sosial, gaya hidup, kepedulian
kesehatan meningkat, perlambatan ekonomi, dampak ke pendidikan hingga ekologi.
“Dampak pandemi ke
ekologi itu nyata, aktivitas masyarakat menurun, aktivitas energi, industri
menurun sehingga tingkat emisi CO2 menurun. Ini memberi dampak positif ke
lingkungan hidup, memberi efek positif terhadap beban konsumsi bahan bakar, tapi
kebutuhan air meningkat, listrik meningkat. Artinya, ada urgensi memperkuat
sistem pangan dan kebutuhan mineral,” urai Arif.
Ketiga mega disrupsi
tersebut, lanjutnya, membawa implikasi terhadap kondisi new normal di dunia
pendidikan.
Perubahan iklim membuat
dunia pendidikan mesti mengajarkan tentang Literasi Hijau (Green Literacy),
Gaya Hidup Hijau (Green Lifestyle) dan Inovasi Hijau.
“Saya pernah diundang
menyampaikan tentang pentingnya literasi hijau ini di hadapan para pendeta,
agar mereka mampu menyampaikan disrupsi perubahan iklim ini kepada jemaatnya.
Saya pikir para muballigh, khususnya pengurus Muhammadiyah, juga perlu
menguasai informasi tersebut,” kata Arif.
Revoluasi industri,
lanjutnya, membuat dunia Pendidikan mesti mengajarkan literasi digital (Digital
Literacy), keterampilan masa depan (Future Skills), Pembelajaran Cerdas (Smart
Learning) dan Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation).
Sementara disrupsi
pandemi Covid-19, membuat dunia pendidikan harus menanamkan literasi Kesehatan,
fleksibiltas, pendidikan induktif, merdeka belajar, dan solidaritas sosial.
“Indonesia ini salah satu
negara yang masyarakatnya paling dermawan di dunia. Itu salah satu modal sosial
kita menghadapi Covid-19,” kata Arif yang dalam kunjungannya di Unismuh Makassar,
turut didampingi oleh Sekjen ICMI Dr Andi Yuliani Paris, beserta pengurus ICMI
dan Masika ICMI Sulsel.
Rektor Unismuh Prof Ambo
Asse memberikan pengantar dengan memberikan ucapan selamat datang kepada Arif
Satria dan Andi Yuliani Paris sebagai Ketua Umum dan Sekjen ICMI, dan
selanjutnya memberikan gambaran umum tentang Unismuh.
Acara kuliah umum ini dipandu Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr Andi Sukri Syamsuri. Peserta yang hadir terdiri dari para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Badan/Lembaga tingkat Universitas dan Wakil Dekan dalam lingkup Unismuh Makassar. (zak)
-----
Baca juga: