-----
Selasa, 15 Februari 2022
Muhammadiyah:
Lemahnya Persatuan Umat Islam Merupakan Salah Satu Permasalahan Bangsa
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Lemahnya persatuan umat Islam
merupakan salah satu permasalahan bangsa yang harus diselesaikan melalui langkah
dan keputusan politik.
Masalah lain yaitu korupsi yang
semakin masif dan terstruktur, narkoba merajalela
hingga ke desa-desa, bangkitnya komunis gaya baru,
hadirnya generasi subhat dan syahwat.
“Perkara-perkara tersebut, tidak cukup
ditangani dengan metode ceramah dan teladan dari para ulama dan muballigh,
melainkan butuh keputusan politik dari shulthan
an-nashirah (penguasa yang menolong) dari hasil Pemilu yang jujur dan adil,”
tandas Ketua
Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr Dahlan Lama Bawa MAg.
Penandasan itu ia sampaikan saat membawakan materi
berjudul: “Pedoman Hidup Islami Dalam Berbangsa & Kepribadian Muhammadiyah”,
pada Kulliyatul Muballighin yang digelar Pimpian Daerah Muhammadiyah Kota Makassar,
di Masjid Ridha Muhammadiyah, Jl Tamalate I, Makassar, Ahad, 13 Februari 2022.
Mengutip buku “Pedoman Hidup Islami (PHI) Warga
Muhammadiyah” bagian 3, huruf G, halaman 87, tentang “Pedoman Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara”, Dahlan mengingatkan pentingnya warga Muhammadiyah
memahami dan perlu aktif dalam bidang politik praktis, karena negara kita
menganut sistem triaspolitika, yakni legislatif, ekskutif, dan yudikatif.
“Apabila umat Islam tetap apriori, apatis, dan masa
bodoh pada politik, sama halnya kita terus meratapi nasib, sebab warga
Muhammadiyah tidak menjadi faktor penentu di lembaga legislatif yang membuat
undang-undang, menetapkan anggaran dan mengontrol jalannya pemerintahan,” ungkap
Dahlan yang sehari-hari dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar dan juga Sekretaris Pendidikan Ulama Tarjih (PUT) Unismuh
Makassar.
Dosen pengampu mata kuliah Civic Education menjelaskan
bahwa dalam Muktamar Muhammadiyah Tahun 2000 di Jakarta, telah ditetapkan poin-poin
penting dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Poin-poin tersebut yaitu (1) Warga Muhammadiyah perlu
mengambil bagian dalam kehidupan politik (tidak boleh apriori, apatis, atau
masa bodoh), (2) prinsip berpolitik warga Muhammadiyah antara lain menegakkan
amanah, keadilan, hukum, menjauhi fitnah & mengambil hak orang lain dengan
jalan batil, dan lain-lain.
“Poin selanjutnya, berpolitik dalam rangka ibadah, islah
dan ihsan, berpolitik dengan keteladanan dalam hal kejujuran, senantiasa malu
dan menjauhi perilaku politik kotor, serta berpolitik dengan kesalehan,
bersikap positif dan menggalang ukhuwah sesama politisi dalam rangka
terwujudkannya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tutur Dahlan. (asnawin)
-----
Berita terkait: