Musuh lari bercerai-berai di puncak-puncak gunung, ketika mendengar kedatangan pasukan kaum Muslimin. Nabi ﷺ bersama pasukannya sampai di tempat berkumpulnya mereka, yaitu di Dzi Amar.
Di sana beliau tinggal selama sebulan penuh. Bulan Safar tahun ketiga Hijriah, untuk menunjukkan kekuatan kaum muslimin kepada orang-orang Arab Badui dan agar mereka merasa takut. Setelah itu beliau kembali ke Madinah.
-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 02 Februari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (88):
Pasukan
Kaum Muslimin Datang, Musuh di Dzi Amar Lari Cerai-berai
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Perang
Dzi Amar
Peperangan ini merupakan operasi militer terbesar yang
dipimpin Rasulullah ﷺ , setelah Perang Badar. Peristiwa ini terjadi pada bulan
Muharram tahun ketiga Hijriah.
Faktor penyebabnya adalah intelijen Madinah
menyampaikan berita kepada Rasulullah ﷺ, bahwa ada sekelompok besar dari bani
Tsa'labah dan Maharib berkumpul untuk melancarkan serangan di pinggiran
Madinah.
Maka Rasulullah ﷺ mendorong kaum muslimin untuk keluar
berperang. Kemudian keluarlah beliau membawa 450 tentara yang berkendaraan
maupun yang berjalan kaki. Beliau menyerahkan urusan Madinah kepada Utsman bin
Affan.
Di tengah-tengah perjalanan, mereka menangkap
seseorang dari Bani Tsa'labah bernama Jabbar. Ia pun dibawa kepada Rasulullah ﷺ.
Lalu Beliau menyerukan Islam kepada-nya, dan ia pun masuk Islam.
Kemudian dibolehkan bergabung bersama Bilal dan
menjadi penunjuk jalan pasukan kaum muslimin menuju daerah musuh.
Musuh lari bercerai-berai di puncak-puncak gunung,
ketika mendengar kedatangan pasukan kaum Muslimin. Nabi ﷺ bersama pasukannya
sampai di tempat berkumpulnya mereka, yaitu di Dzi Amar.
Di sana beliau tinggal selama sebulan penuh. Bulan
Safar tahun ketiga Hijriah, untuk menunjukkan kekuatan kaum muslimin kepada
orang-orang Arab Badui dan agar mereka merasa takut. Setelah itu beliau kembali
ke Madinah.
Pembunuhan
Ka'ab Bin Al Asyraf
Ka'ab bin Al Asyraf adalah seorang Yahudi yang paling
keras memusuhi Islam dan kaum muslimin, paling keras gangguannya kepada
Rasulullah ﷺ dan menyerukan untuk memerangi beliau.
Ka'ab bin Al Asyraf berasal dari kabilah Thai' dari
bani Nabhan dan ibunya dari bani Nadhir. Ia adalah seorang yang kaya raya, di
kalangan orang-orang, terkenal dengan ketampanannya dan juga seorang penyair.
Bentengnya terletak di sebelah tenggara Madinah di
belakang perkampungan Bani Nadhir.
Ketika pertama kali mendengar berita tentang
kemenangan kaum muslimin dan terbunuhnya para pemimpin Quraisy di Badar ia
berkata,
“Apakah berita ini benar? Mereka itu adalah para
pemimpin orang-orang Arab dan raja manusia. Demi Allah, seandainya Muhammad dan
para sahabatnya berhasil menundukkan mereka, perut bumi ini sungguh lebih baik
daripada punggungnya.”
Tatkala kebenaran berita tersebut sudah dapat
dipastikan, musuh Allah tersebut tergerak untuk mencaci Rasulullah ﷺ dan kaum
Muslimin, memuji musuh-musuh kaum Muslimin, dan membangkitkan mereka untuk
memusuhi kaum Muslimin.
Ia tidak puas dengan sekedar berbuat seperti itu,
sehingga ia pun mendatangi orang-orang Quraisy dan singgah di tempat Al
Muthalib Bin Abi Wada'ah ah Sahmi. Di sana ia mengalunkan syair-syair ratapan
para korban Badar dari kaum musyrikin yang dimasukkan ke dalam sebuah sumur
badar.
Dengan demikian ia dapat membangkitkan kemarahan anak
cucu mereka dengan kedengkian mereka terhadap Nabi ﷺ, serta mengajak mereka
untuk memeranginya.
Ketika berada di Mekah, Ka'ab ditanya oleh Abu Sufyan
dan kaum musyrikin, “Mana yang lebih engkau sukai, agama kami atau agama
Muhammad dan para sahabatnya? Dan manakah yang benar jalan kami ataukah
Muhammad dan para sahabatnya?
Ka'ab menjawab, “Kalianlah yang lebih benar jalannya
dan lebih baik.”
Kemudian turunlah firman Allah ta'ala:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ
يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ
أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang
diberi bagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan
mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih
benar jalannya dari orang-orang yang beriman. (Surah An-Nisa' 4:51)
Kemudian Ka'ab kembali ke Madinah dalam keadaan
demikian. Di dalam syair-syairnya mulai berani merayu-rayu istri-istri para
sahabat dan menyakiti para sahabat dengan kelancangan lidahnya yang keras.
Ketika itulah Rasulullah ﷺ berkata, “Siapakah yang
bersedia membunuh Ka'ab bin Al Asyraf? Sungguh ia telah menyakiti Allah dan
Rasulnya.”
Maka Muhammad bin Maslamah bangkit dan mengatakan, “Saya,
wahai Rasulullah. Apakah Engkau suka apabila saya membunuhnya?”
“Ya,” jawab Beliau.
Muhammad bin Maslamah mengatakan, “Ijinkan aku mengatakan
sesuatu (kepadanya).”
“Katakanlah,” sahut Beliau. (bersambung)
---------
Kisah sebelumnya:
Orang-orang Yahudi Menyerah dan Diusir dari Madinah
Orang-orang Yahudi Madinah Lecehkan Perempuan Muslim, Rasulullah Langsung Kerahkan Pasukan