Kepada mereka Rasulullah ﷺ memberi perintah, “Lindungi kami dari belakang. Bertahanlah kamu, jangan pernah meninggalkan tempat ini. Kalau kalian melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga dapat memasuki pertahanannya, kamu jangan meninggalkan tempatmu. Jika kamu melihat kami yang diserang, jangan pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tugas kamu adalah menghujani pasukan berkuda mereka dengan panah. Dengan serangan panah itu pasukan berkuda tidak dapat maju.”
-----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 18 Februari 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (94):
Strategi
Perang Rasulullah pada Perang Uhud
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Baju
Perang Rasulullah
Selepas shalat Asar, Rasulullah ﷺ masuk ke rumah untuk
mempersiapkan diri. Abu Bakar dan Umar membantu Rasulullah ﷺ mengenakan sorban,
pedang, dan baju besi. Ketika Rasulullah ﷺ berada di dalam rumah, para sahabat
di luar sedang ramai kaum muslimin bertukar pikiran.
Usaid bin Hudair dan Saad bin Muadz adalah orang yang
berpendapat bahwa lebih baik bertahan di dalam kota.
Mereka pun berkata kepada kaum muslimin yang berniat
menyongsong musuh ke luar, “Tuan-tuan mengetahui, Rasulullah ﷺ berpendapat mau
bertahan dalam kota, namun tuan-tuan berpendapat lain lagi dan memaksa beliau
bertempur ke luar. Padahal lihatlah Rasulullah ﷺ agak enggan melaksanakan
strategi itu. Serahkan sajalah soal ini ke tangan beliau. Apa yang
diperintahkannya kepadamu, jalankanlah!”
Mendengar kata-kata itu, sikap para pemuda yang ingin
menyongsong musuh pun melunak. Mereka sadar bahwa mereka telah menentang
pendapat Rasulullah ﷺ, padahal sangat mungkin pendapat Rasulullah ﷺ itu datang dari Allah.
Maka ketika Rasulullah ﷺ telah keluar rumah sambil
mengenakan baju besi, mereka berkata, “Rasulullah bukan maksud kami hendak
menentang tuan. Lakukanlah apa yang tuan kehendaki. Juga kami tidak bermaksud
memaksa tuan. Kami tahu bahwa kehendak tuan mungkin berasal dari Allah سُبْحَانَهُ
وَ تَعَالَى.
“Ke dalam pembicaraan semacam inilah saya ajak
tuan-tuan, tetapi tuan-tuan menolak,” demikian jawab Rasulullah ﷺ.
Beliau kemudian melanjutkan, “Tidak layak bagi seorang
nabi yang apabila sudah mengenakan pakaian besinya lalu akan menanggalkannya
kembali sebelum Allah memberikan putusan antara dirinya dan musuhnya.
Perhatikanlah apa yang saya perintahkan kepada kamu sekalian, kemudian ikuti.
Atas ketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu.”
Demikianlah, Rasulullah ﷺ selalu memegang keputusan
hasil musyawarah, keputusan seperti itu tidak dapat dibatalkan oleh
keinginan-keinginan tertentu. Keputusan hasil musyawarah harus dilaksanakan
dengan cara sebaik-baiknya.
Lalu berangkatlah kaum muslimin dipimpin oleh
Rasulullah ﷺ ke arah Uhud. Di suatu
tempat bernama Syaikhan dia berhenti. Dilihatnya dari kejauhan di atas pasukan
tentara yang belum dikenal, siapakah mereka itu? Lawan atau kawan?
Kaum
Muslimin Berangkat
Seseorang kemudian memberitahu Rasulullah ﷺ, “Itu
adalah orang-orang Yahudi sekutu Abdullah bin Ubay.”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Jangan meminta pertolongan
orang-orang kafir dalam melawan orang-orang musyrik sebelum mereka masuk Islam.”
Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukan Yahudi itu pulang
ke Madinah. Sebelum pulang, orang-orang Yahudi itu berkata kepada Abdullah bin
Ubay, “Kau sudah menasehati Muhammad dan kau berikan pendapatmu berdasarkan
pengalaman orang-orang tua dahulu. Sebenarnya, dia sependapat denganmu lalu ia
menolak dan menuruti kehendak pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya.”
Abdullah bin Ubay senang sekali mendengar pendapat
itu.
“Memang betul,” demikian pikir Abdullah bin Ubay, “aku
sudah menasehati Muhammad dan dia tidak menurut, jadi sudah sepantasnya jika
aku tidak ikut dalam perang ini.”
Kemudian Abdullah bin Ubay mulai menghasut dan
menyebarkan desas-desus untuk membuat hati sebagian orang menjadi ragu.
Keesokan harinya Abdullah bin Ubay berhasil
mempengaruhi 300 pengikutnya agar menarik diri dari pasukan Rasulullah ﷺ dan
kembali ke Madinah menyusul pasukan Yahudi.
Kini tinggal Rasulullah ﷺ beserta 700 orang sahabat yang melanjutkan
perjalanan ke Gunung Uhud untuk menyongsong musuh.
“Bersabarlah, bersabarlah,” demikian nasihat
Rasulullah ﷺ kepada para sahabat yang tetap bersamanya.
Saat itu pasukan muslimin sebenarnya sangat
membutuhkan kuda, tapi Abdullah bin Ubay telah menggiring sebagian besar kuda
dan dibawa pulang. Kini mereka semakin dekat ke Uhud.
Pagi-pagi sekali, sebelum musuh terbangun, pasukan
muslimin bergerak maju ke Uhud dan memotong jalan sedemikian rupa, sehingga
musuh berada di belakang mereka.
Dengan strategi itu pasukan muslimin lebih dulu tiba
di Gunung Uhud sehingga bisa lebih leluasa menempatkan pasukan.
Dalam Perang Badar pihak muslim hanya memiliki 3 ekor
kuda, ini berarti satu kuda untuk setiap 100 orang, namun berkat usaha keras
Nabi dalam waktu 7 tahun pasukan muslim memiliki 10.000 ekor kuda untuk setiap
30.000 tentara berarti satu kuda untuk setiap 3 orang.
Penempatan
Pasukan Panah
Rasulullah ﷺ segera mengatur barisan para sahabat.
Beliau menempatkan 50 pemanah di lereng gunung.
Kepada mereka Rasulullah ﷺ memberi perintah, “Lindungi kami dari
belakang. Bertahanlah kamu, jangan pernah meninggalkan tempat ini. Kalau kalian
melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga dapat memasuki pertahanannya,
kamu jangan meninggalkan tempatmu. Jika kamu melihat kami yang diserang, jangan
pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tugas kamu adalah menghujani
pasukan berkuda mereka dengan panah. Dengan serangan panah itu pasukan berkuda
tidak dapat maju.”
Selain pasukan pemanah, Rasulullah ﷺ memerintahkan
agar pasukan yang lain tidak menyerang siapa pun, sebelum Beliau memberi
perintah menyerang.
Pasukan Quraisy yang tiba belakangan, juga segera
menyusun barisan. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan sayap
kiri dikomando Ikrimah bin Abu Jahal. Pasukan utama di tengah dipimpin oleh Abu
Sufyan dan benderanya dipegang oleh Abdul Uzza Talhah bin Abi Talhah.
Wanita-wanita Quraisy yang memukul genderang dan
rebana berjalan di tengah-tengah barisan itu. Kadang mereka di depan dan kadang
di belakang.
Hindun binti Utbah Istri Abu Sufyan berteriak-teriak, “Ayo, Banu Abdul Dar, ayo! ayo! Pengawal barisan belakang! hantamlah dengan segala yang tajam!” (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya:
Pemuda Muslim Siap Menyongsong Pasukan Kafir Quraisy
Pasukan Quraisy Kerahkan 3000 Orang untuk Perangi Rasulullah