-----
Senin, 28 Maret 2022
MUI
Sulsel Gelar Refreshing Da’i Jelang Ramadhan
-
Diikuti
100 Da’i Utusan Ormas Islam dan Lembaga Dakwah
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Menjelang memasuki bulan suci Ramadhan
1443 Hijriyah / 2022 Masehi, Komisi Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, mengadakan Refreshing Da’i, di Hotel Alauddin
Makassar, Ahad, 27 Maret 2022.
Acara Refreshing Dai tersebut diikuti oleh 100 orang muballigh
utusan Ormas Islam dan lembaga-lembaga dakwah yang ada di Sulawesi Selatan.
Dengan menampilkan pembicara Dr H Ilham Arif
Sirajuddin (mantan Walikota Makassar), Dr KH Amirullah Amri (Ketua Komisi
Dakwah dan Pengabdian Masyarakat MUI Sulsel), Letkol Sus Drs H Husban Abady MH
(Sekretaris Bidang Dakwah dan Pengabdian Masyarakat MUI Sulsel), dengan
Moderator Dr Suf Kasman SAg MAg.
Acara pembukaan turut dihadiri Wakil Ketua Umum MUI
Sulsel, Prof KH Muhammad Galib, dan Dr KH Mustari Bosra.
Mustari Bosra yang mewakili Ketua Umum MUI Sulsel dalam
sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi pelaksanaan Refresing Dai yang
dilaksanakan oleh Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Sulsel.
Ia berharap para muballigh dapat menyampaikan ceramah yang
meyejukkan di bulan suci Rramadhan, sehingga tercipta suasana yang kondusif, rukun,
damai, dan tenteram di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Materi yang diberikan kepada para peserta yaitu “Kerja
Sama Antara Umara dan Ulama sebagai Pelayan Umat” (Ilham Arif Sirajuddin), “Problematika
Dakwah” (KH Amirullah Amri), serta “Wawasan Kebangsaan dan Cinta NKRI” oleh (Husban
Abady).
Ilham Arif Sirajuddin mengatakan perlunya kolaborasi
antara umara dan ulama dalam menyelesaikan problem yang dihadapi oleh
masyarakat, sementara Amirullah Amri mengatakan bahwa problematika dan
tantangan dakwah semakin kompleks, sehingga dakwah harus dimanage oleh tenaga-
tenaga yang ahli dan rela berkorban dengan niat yang ikhlas.
“Dakwah memerlukan penguasaan teknologi dan informasi.
Dakwah harus senantiasa diperluas dengan dakwah bilkitaaba (tulisan), bil
hikmah (politik), dan bil iqtishadiyah (ekonomi), sehingga kita mampu membentengi
remaja sebagai aset negara yang beraqidah ahlusunna waljamaah dan sebagai umat
yang terbaik,” kata Amirullah Amri.
Husban Abady dalam pemaparannya menyampaikan perlunya
para muballigh memahami wawasan kebangsaan dan cinta NKRI, dengan
mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus dasar
berbangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Perbedaan adalah merupakan sunnatullah, sehingga para muballigh dituntut bisa saling memahami dan berlapang dada dalam menerima perbedaan yang ada. Muballigh tidak boleh mengejek ataupun menghina kepada seseorang yang berbeda paham, termasuk kepada yang berbeda agama,” kata Husban Abady yang perwira TNI Angkatan Udara berpangkat Letnan Kolonel. (win)
-----
Berita terkait:
MUI Sulsel akan Adakan Pelatihan Dakwah Digital dan Dakwah Wasathiyah
Jelang Ramadhan, MUI Sulsel – BNNP Sulsel Gelar Pembekalan Da’i Konten Anti Narkoba
Prof AGH Najamuddin Optimis MUI Sulsel Mampu Layani Umat dengan Baik