-----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 11 Maret 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (100):
Pasukan
Muslim Serang Pasukan Banu Assad dan Bawa Pulang Harta Rampasan
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Mengejar
Musuh
Rasulullah ﷺ mengetahui bahwa orang-orang penyembah
berhala, kaum munafik dan orang-orang Yahudi mulai menertawakan kekalahan kaum
muslimin pada Perang Uhud.
“Muhammad bilang kalau Perang Badar itu merupakan
tanda kekuasaan Tuhan mereka atas kerasulannya, maka apa pula pertanda
peristiwa Uhud itu?” kata mereka.
Sesuatu harus dilakukan agar kewibawaan kaum muslimin
akan kuat seperti sedia kala.
Sehari setelah Perang Uhud, Rasulullah ﷺ memerintahkan
seorang muadzinnya untuk kembali mengumpulkan pasukan. Namun hanya Pasukan Uhud
saja yang boleh ikut. Tujuannya untuk memburu pasukan Abu Sufyan yang belum
lagi tiba di Mekah.
Berita keberangkatan kaum muslimin itu dengan cepat
sampai ke telinga Abu Sufyan. Seketika itu juga ketakutan melanda pasukan Mekah.
Mereka mengira kaum muslimin berangkat dari Madinah dengan bantuan baru, padahal
mereka masih berada di Rauha, jauh dari Mekkah.
Sementara pasukan Madinah sudah sampai di Hambra
Al-Assad. Kemudian lewatlah Ma'bad Al Khuza'i yang saat itu belum masuk Islam.
Ia baru saja melewati tempat pasukan Madinah berkemah.
Abu Sufyan bertanya tentang keadaan pasukan muslim,
Ma'bad menjawab, “Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencari
kamu dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu. Orang-orang yang
dulunya tidak ikut, sekarang menggabungkan diri dengan dia. Mereka semua
terdiri atas orang-orang yang sangat geram kepada orang-orang yang hendak
membalas dendam!”
Kebingungan melanda Abu Sufyan Apa yang harus saya
lakukan sekarang ini. Orang Arab pasti akan mencemooh apabila sekarang pasukan
Quraisy mundur begitu saja, padahal baru saja mereka merebut kemenangan.
Namun apabila mereka memaksakan diri kembali
menghadapi kaum muslim, Abu Sufyan yakin mereka tidak akan mampu menghadapi
kemarahan musuh. Karena itu, ia melakukan sebuah siasat licik.
Abu Sufyan menitipkan pesan kepada kafilah suku Abdul
Qais yang sedang menuju Madinah, kafilah Itu diminta memberitakan bahwa pasukan
Quraisy akan menemui pasukan Islam di Hambra Al-Assad dan akan menyerang
habis-habisan.
Mendengar itu, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya
menunggu tiga hari sambil menyalakan api unggun. Namun pada saat yang sama
orang-orang Quraisy terus pulang ke Mekah.
Pasukan
Abu Salamah
Pasukan muslim kembali ke Madinah. Kewibawaan pihak
muslim sedikit terangkat karena ternyata musuh tidak berani kembali untuk
menghadapi mereka. Akan tetapi, segera tersiar berita bahwa Tulaihah dan
Salamah bin Khuwailid sedang menggerakkan Banu Assad untuk menyerang Madinah
dan menggempur Rasulullah ﷺ sampai ke rumahnya sendiri.
Selain itu, tujuan Banu Assad adalah untuk merampas
ternak kaum muslimin yang digembalakan di ladang-ladang sekeliling Madinah.
Rasulullah ﷺ segera bertindak, beliau memanggil Abu
Salamah bin Abdul Asad. Beliau yang memerintahkan Abu Salamah membawa anggota 150
pasukan.
Rasulullah ﷺ menyuruh agar pasukan hanya berjalan pada
malam hari dan siangnya bersembunyi. Mereka harus menempuh jalan yang tidak biasa
dilalui orang.
Abu Salamah berangkat dan melaksanakan perintah perang
Rasulullah ﷺ secermat dan secepat mungkin. Ia pun berhasil. Mereka menyergap
musuh yang sedang dalam keadaan tidak siap.
Pagi buta itu rasa takut menyumbat kerongkongan Banu
Assad karena tiba-tiba saja tanpa peringatan, pekik takbir membahana dan
pasukan muslim menyerang tenda-tenda mereka. Banu Assad berusaha bertahan
sekuat dan selama mungkin, namun gagal. Mereka mundur sambil membawa apa pun
yang bisa dibawa.
Setelah menguasai perkemahan musuh, Abu Salamah
mengirimkan dua pasukan pengejar. Sementara itu, ia dan pasukan ketiga menjaga
perkemahan. Pasukan pengejar kembali dengan membawa harta rampasan.
Seperti yang sudah diatur dalam Islam seperlima harta
rampasan itu diberikan untuk Rasulullah ﷺ, orang-orang miskin, dan orang orang
yang kehabisan bekal di perjalanan. Sisanya dibagikan kepada anggota pasukan.
Setelah itu mereka kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan.
Hanya saja Abu Salamah tidak hidup lebih lama, sesudah
itu, luka-lukanya pada Perang Uhud kembali ternganga dan ia syahid karenanya.
Judi
dan Minuman Keras
Setelah Yahudi Bani Qainuqa diusir, Yahudi Bani Nadhir
ingin mewarisi Pasar Bani Qainuqa. Namun kesempatan itu sudah tertutup oleh
pasar kaum muslimin yang berkembang sedemikian besar, maka dari itu Bani Nadhir
pun melakukan cara lain untuk meraih kemakmuran. Mereka membuka rumah-rumah
judi. Di tempat itu juga disediakan banyak sekali minuman keras.
Saat itu Rasulullah ﷺ belum melarang judi dan khamar. Karena itu banyaklah para lelaki muslim yang datang ke rumah-rumah judi. Mereka banyak menghabiskan uang untuk berjudi, meminum khamar sampai mabuk. Para lelaki muslim ini masih terguncang oleh kekalahan pada Perang Uhud dan lepasnya harta rampasan yang sudah mereka kumpulkan. (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya: