Seusai Perang Uhud, Rasulullah ﷺ pulang ke Madinah dengan beban pikiran yang cukup berat. Fatimah Az-Zahra putri beliau membasuh luka-luka ayahnya dengan air.
Ternyata, para tawanan perang Badar yang dulu dikasihani dan dibebaskan, kembali memerangi kaum muslimin.
Rasulullah ﷺ teringat lagi kata-kata Umar Bin Khattab dulu, “Ya Rasulullah, bunuh orang-orang ini agar tidak seorang pun berpidato mengobarkan api kebencian terhadap dirimu.”
------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 10 Maret 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (99):
Pulang
dari Perang Uhud, Rasulullah Teringat Kata-kata Umar bin Khattab
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Dukacita
untuk Hamzah
Tidak cukup menganiaya mayat Hamzah. Hindun binti
Utbah bersama wanita-wanita lain menganiaya mayat kaum muslimin.
Melihat semua itu, Abu Sufyan menghampiri seorang
muslim dan berkata, “Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan. Akan tetapi
aku sungguh tidak senang juga tidak benci. Aku tidak melarang, juga tidak
memerintahkan.”
Selesai menguburkan mayat-mayat temannya sendiri,
orang-orang Quraisy pun pergi. Sekarang, kaum muslimin kembali ke garis depan
untuk menshalatkan dan menguburkan mayat-mayat para syuhada.
Rasulullah ﷺ berkeliling medan tempur mencari jasad
pamannya, Hamzah. Ketika dilihatnya jasad Hamzah sudah dianiaya dengan perut
yang sudah terurai, beliau merasa sedih, sedih sekali sampai beliau berkata, “Tak
kan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti ini. Belum pernah aku
menyaksikan suatu peristiwa yang begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian
ini.”
Selanjutnya beliau bersabda, “Demi Allah, kalau pada
suatu ketika Allah memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, akan kuaniaya
mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab.”
Nah saat itulah turun firman Allah Quran surat An Nahl
16 ayat 126-127 yang artinya:
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ
بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan
yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu
bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (Surah
An-Nahl 16:126)
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ
عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
“Dan bersabarlah (hai Muhammad) dan kesabaranmu itu
semata-mata dengan pertolongan Allah, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap
(kekafiran) mereka, dan jangan (pula) kamu bersempit dada terhadap apa yang
mereka tipu dayakan.” (Surah An-Nahl 16:127)
Setelah Firman itu turun Rasulullah ﷺ memaafkan pihak
musuh. Ditabahkannya hatinya dan beliau melarang orang melakukan penganiayaan.
Di jalan, Rasulullah ﷺ mendengar para wanita bani
Asyhal menangisi para syuhadanya.
“Tidak ada wanita yang menangisi Hamzah,” ujar Rasul.
Mendengar ini Saad bin Muadz menyuruh para wanita Bani
Asyhal menangis untuk Hamzah.
Rasulullah ﷺ bergegas menemui mereka dan bersabda, “Bukan
ini yang saya maksudkan. Pulanglah, semoga Allah memberikan rahmat dan tidak
boleh menangis lagi setelah hari ini.”
Abdullah
bin Ubay
Rasulullah ﷺ pulang ke Madinah dengan beban pikiran
yang cukup berat. Fatimah Az-Zahra putri beliau membasuh luka-luka ayahnya
dengan air.
Ternyata, para tawanan perang Badar yang dulu
dikasihani dan dibebaskan, kembali memerangi kaum muslimin.
Rasulullah ﷺ teringat lagi kata-kata Umar Bin Khattab
dulu, “Ya Rasulullah, bunuh orang-orang ini agar tidak seorang pun berpidato
mengobarkan api kebencian terhadap dirimu.”
Orang muslim pantang berbuat kesalahan untuk kedua
kalinya. Karena itu, beliau memerintahkan untuk membunuh seorang tawanan yang
tertangkap. Orang itu adalah tawanan perang Badar yang sudah dibebaskan.
Rasulullah ﷺ juga memikirkan belas kasihan yang
diberikan kaum muslimin kepada pihak musuh. Semua muslim menahan pedang ketika
mereka menemui Hindun di medan perang. Padahal jika dia dibunuh tidak akan
terjadi Hamzah disiksa sedemikian rupa.
Pembunuh Hamzah yang berkulit hitam itu sebenarnya
juga tidak tahu wajah Hamzah. Hindun-lah yang menunjukkannya.
Pasukan Quraisy yang telah lari lintang pukang, juga
tidak akan kembali lagi untuk menyerang, apabila tidak dikejar oleh Hindun dan
diberitahukan bahwa kaum muslimin tengah diserang Khalid bin Walid dari
belakang.
Kemudian Rasulullah ﷺ pergi ke masjid. Di sana, beliau
melihat ada tangis penyesalan pasukan panah yang telah jelas-jelas melanggar
perintah Rasulullah ﷺ. Hati beliau amat lembut karena itu beliau memaafkan
mereka semua.
Sebelum itu, di sana beliau melihat Abdullah bin Ubay
tengah berpidato agar orang-orang mencintai Rasulullah ﷺ.
Inilah gembong kaum munafik yang telah membujuk 300
Orang prajurit kembali ke Madinah. Beberapa sahabat yang ikut ke Uhud melompat
ke arah Abdullah bin Ubay, lalu menarik bajunya sampai terhuyung-huyung.
“Mengapa kalian menyerangku pada saat aku menganjurkan
kepada orang-orang agar patuh dan cinta kepada Muhammad?” demikian Abdullah bin
Ubay menjerit.
Umar Bin Khattab meminta izin untuk membunuh si penghianat itu, namun sekali lagi Rasulullah ﷺ melarangnya. (bersambung)
------
Kisah sebelumnya: