-----
Ahad, 10 April 2022
Ibu-ibu Pengrajin Milenial Takalar Populerkan Batik Shiborita
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA). Ketua Dekranasda Takalar yang juga Ketua
Tim Penggerak PKK Takalar, Dr Hj Irma Andriani, memang kreatif. Baru-baru ini,
ia kembali berkreasi mengajak ibu-ibu pengrajin milenial di Takalar membuat
batik shibori.
Batik shibori kreasi Irma
Andriani itu ia beri nama batik shiborita, singkatan dari Shibori Takalar. Bahkan
ia sendiri yang langsung mempraktekkan dan membimbing ibu-ibu pengrajin di
Takalar membuat batik shiborita di rumah jabatan Bupati Takalar.
Praktek membuat batik
shiborita dilakukan dalam suasana gembira bersama para ibu-ibu pengrajin
milenial, mulai dari mengikat kain putih, menyiapkan air yang diberi pewarna
indigo,.dan mencelupkan kain yang telah diikat tersebut, lalu mengeringkannya.
Setelah kering, maka jadilah batik shiborita dengan berbagai macam corak sesuai
yang diinginkan.
Dengan kreasi yang
dibuatnya itu, kain yang awalnya tidak memiliki nilai jual, akhirnya disulap oleh
ibu-ibu pengrajin milenial anggota Dekranasda Takalar menjadi motif batik shibori
yang cantik.
Usai membatik shiborita, Irma
Andriani tidak henti-hentinya mengajak ibu-ibu dan kaum millenial Takalar untuk
berlatih sendiri membuat batik sendiri shiborita dan memberi motivasi agar
semangat berkreasi dan rasa cinta produk sendiri tumbuh dalam diri ibu-ibu di
Takalar.
“Dengan keterampilan ini,
para istri bisa membantu suaminya menambah penghasilan keluarga. Batik shiborita
ini menjadi ajang bagi kaum milenias untuk berkreasi. Cara pembuatannya sangat
cepat dan mudah, sehingga ibu-ibu rumah tangga bisa menjadikannya sebagai
pengisi waktu senggang, Baju dan jilbab polos yang bekas juga bisa disulap
menjadi baju dan jilbab baru dengan shiborita dalam waktu 20 menit,” tutur Irma.
Perempuan yang
sehari-hari yang sehari-hari dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, juga mengajak ibu-ibu rumah
tangga belajar membuat batik shibori untuk mengisi waktu dan menambah
penghasilan rumah tangga.
“Ayo cari dan belajar membuat
batik shibori di Takalar,” ajak Irma.
Berasal
dari Jepang
Dari hasil penelusuran di
internet, ditemukan bahwa shibori berasal dari kata Jepang, shiboru yang merupakan
teknik pewarnaan kain dengan mengandalkan ikatan dan celupan.
Motif yang dihasilkan
seringkali tak jauh berbeda dengan batik, mmeskipun dari segi pengerjaan lebih
mudah dan sederhana. Maka kain hasil ikatan dan celupan ini sering juga disebut
batik asal Jepang.
Teknik shibori ini telah
digunakan sejak zaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun lalu, bahkan
beberapa pewarna alami dapat bertahan 600 tahun lamanya.
Konsep pembuatannya pun
juga serupa dengan teknik tie dye yang mengandalkan teknik ikat celup. Dengan
teknik ini, beberapa kain “dilindungi” agar tidak terkena corak pewarna, sehingga
pada hasil akhirnya tercipta pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan “dilindungi.”
Teknik “melindungi” kain
shibori ini dilakukan dengan menggunakan teknik seperti melipat, melilit,
mengikat kain, kemudian mencelupkannya pada pewarna indigo.
Di Jepang, ada enam
teknik pewarnaan shibori, yaitu kanoko shibori, miura shibori, arashi shibori,
itajime shibori, kumo shibori, dan nui shibori.
Proses
Pembuatan
Membuat batik shibori
membutuhkan perlengkapan yang cukup sederhana, antara lain kain primis,
penjepit pakaian, karet, baskom, air, sendok, serta pewarna kain.
Proses pembuatan batik
shibori dimulai dengan melipat kain primis menggunakan penjepit pakaian lalu
dilipat panjang dan kecil agar sesuai dengan motifnya. Setelah dilipat, kain
diikat menggunakan karet dengan bentuk segi empat atau segi tiga sesuai pola
yang diinginkan.
Tuangkan pewarna kain
jenis remasol dan water glasses ke baskom yang sudah diberi air. Kemudian, aduk
secara merata menggunakan sendok. Celupkan kain yang terikat karet tadi ke
dalam larutan pewarna dengan hati-hati, pastikan sampai meresap ke kainnya.
Selanjutnya, tiriskan dan diamkan beberapa menit, lalu lepaskan karet yang
terikat di kain.
Angkat dan bentangkan
kain dengan dua orang, lalu bilas kain dengan air bersih. Jemur kain di bawah
terik sinar matahari, pastikan sampai mengering. (Hasdar Sikki)
-----
Baca juga:
Pengrajin Anyaman Lontar di Takalar Masih Berorientasi Pesanan
😊👍🏻👍🏻
BalasHapus