ARTIKEL OPINI. Wartawan senior, Asnawin Aminuddin. membawakan materi Teknik Menulis Artikel Opini, pada Pelatihan Penulisan Artikel Opini yang diadakan Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, di Gedung Perpustakaan Pusat Kampus Unismuh Makassar, Selasa, 31 Mei 2022. (Foto: Fahruddin Sunusi)
------
Selasa, 31 Mei 2022
Penulis
Artikel Opini Harus Berani dan Percaya Diri
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Penulis artikel opini harus berani dan
percaya diri. Berani menyoroti dan mengkritik penguasa dan percaya diri bahwa
artikel yang ia tulis memang bagus dan menarik.
“Penulis artikel opini
harus berani. Berani mengkritik penguasa. Kalau takut, lebih baik tidak usah
menulis. Makanya, opini yang kita buat harus kuat datanya dan memang sesuai
fakta,” kata wartawan senior, Asnawin Aminuddin.
Hal itu ia kemukakan saat
membawakan materi Teknik Menulis Artikel Opini, pada Pelatihan Penulisan
Artikel Opini yang diadakan Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar, di Gedung Perpustakaan Pusat Kampus Unismuh Makassar,
Selasa, 31 Mei 2022.
Pelatihan diikuti puluhan
peserta terdiri atas dosen, mahasiswa, dan alumni Unismuh Makassar, serta
pelajar dari SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
“Penulis artikel opini
juga harus percaya diri bahwa tulisannya bagus dan akan dibaca orang. Karena
itulah disarankan agar sebelum mengirim tulisan ke media massa, penulis terlebih
dahulu melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tulisannya dan meyakinkan diri
bahwa tulisannya memang baik dan akan dibaca orang,” kata Asnawin.
Pemegang sertifikat
pelatih nasional wartawan PWI mengatakan, artikel opini sesungguhnya adalah
artikel ilmiah. Ciri khas artikel ilmiah yaitu objektif, dalam pembahasannya,
didukung informasi yang relevan, biasanya diharapkan menjelaskan “mengapa” atau
“bagaimana” suatu perkara itu terjadi, tidak pandang bulu, eksak, serta bahasanya
baku.
Meskipun ilmiah, artikel
opini harus disajikan dengan gaya bahasa popular. Maka artikel opini
sesungguhnya adalah artikel ilmiah popular.
“Ilmiah karena didahului
dengan kajian atau penelitian pustaka, observasi lapangan. Artikel opini akan
kering kalau tidak disertai kajian pustaka, data, atau fakta-fakta terbaru. Gaya
bahasa populer harus digunakan dalam penulisan artikel opini, karena pembaca
sangat beragam dan umumnya manja,” kata Asnawin.
Ibarat makanan, katanya, tulisan
yang kita suguhkan harus enak dan renyah. Pembaca tidak senang bila disuguhi
bahasa ilmiah, bahasa baku seperti model makalah, skripsi, tesis, disertasi, yang
kerap membuat kening berkerut
Judul
Menarik
Salah satu yang paling
menentukan sebuah artikel opini akan dibaca orang atau tidak yaitu judul,
karena judullah yang pertama kali dilihat orang sebelum membaca isi tulisan.
Berdasarkan penelitian, katanya,
dari semua pengunjung yang membaca judul artikel di dunia maya (internet),
hanya 20 persen yang akan membaca artikel tersebut. Artinya, dari 100 orang
yang membaca judul sebuah artikel, hanya dua puluh (20) orang yang akan
melanjutkan membaca isinya, tentu dengan beragam alasan.
“Karena itulah, judul
harus menarik. Menarik artinya menyenangkan, membangkitkan rasa ingin tahu,
mengundang rasa penasaran, memengaruhi hasrat untuk memperhatikan,” jelas
Asnawin.
Judul yang menarik
biasanya unik (lain dari yang lain), keren, mengandung unsur kontroversi, singkat
(diupayakan jangan lebih dari lima kata), padat, serta ada unsur kedekatan
dengan sasaran pembaca.
Selanjutnya, lead atau paragraf
pertama sebuah tulisan juga diupayaan semenarik mungkin. Lead ini bisa dalam
bentuk ringkasan, pernyataan yang menonjol, pelukisan, anekdot, pertanyaan,
peribahasa, atau penggalan lagu.
“Sedangkan dalam menulis bagian pembahasan atau tubuh utama sebuah artikel opini, disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, batasi dengan subjudul-subjudul, bahas topik secara lebih mendalam, serta menguraikan persoalan yang perlu dibahas, dan membandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan,” tutur Asnawin. (met)