Tanah Khaibar berjumlah 36 kelompok. Setiap kelompok dibagi menjadi 100 bagian sehingga jumlah totalnya sebanyak 3.600 bagian. Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin mendapat separuhnya.
Beliau mendapat satu bagian seperti halnya kaum muslimin yang lain. Sisanya dikhususkan untuk para wakil beliau dan urusan umum kaum muslimin. Orang-orang muslim yang ikut dalam perjalanan perjanjian Hudaibiyah mendapat masing-masing satu bagian-bagian, entah mereka itu ikut dalam perang Khaibar atau tidak. Alasannya berkat jasa mereka jugalah kaum Muslimin dapat menaklukkan Khaibar.
-------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 19 Juni 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (129):
Kaum
Muslimin Peroleh Pembagian Harta Rampasan dari Perang Khaibar
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Rasulullah ﷺ ingin agar orang-orang Yahudi pergi dari
Khaibar, namun sebagian orang Yahudi itu berkata,
“Wahai Muhammad, berilah kami kesempatan untuk tetap
berada di tanah ini, agar kami bisa mengolah dan menanganinya. Kami lebih
berpengalaman daripada kalian.”
Rasulullah ﷺ pun berpendapat bahwa mereka benar.
Beliau dan para sahabat tidak mempunyai cukup tenaga untuk mengolah tanah-tanah
pertanian Khaibar yang lebih luas. Karena itu Rasulullah ﷺ pun setuju untuk
mengijinkan Yahudi mengolah tanah itu dan membagi hasil panen dengan kaum
muslimin.
Tanah Khaibar berjumlah 36 kelompok. Setiap kelompok
dibagi menjadi 100 bagian sehingga jumlah totalnya sebanyak 3.600 bagian.
Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin mendapat separuhnya.
Beliau mendapat satu bagian seperti halnya kaum
muslimin yang lain. Sisanya dikhususkan untuk para wakil beliau dan urusan umum
kaum muslimin. Orang-orang muslim yang ikut dalam perjalanan perjanjian
Hudaibiyah mendapat masing-masing satu bagian-bagian, entah mereka itu ikut
dalam perang Khaibar atau tidak. Alasannya berkat jasa mereka jugalah kaum
Muslimin dapat menaklukkan Khaibar.
Setiap kuda yang ikut mendapat dua bagian,
penunggangnya mendapat tiga bagian, sedangkan pejalan kaki mendapat satu
bagian.
Rampasan Khaibar ini begitu banyak sampai Ibnu Umar
berkata, “Sebelumnya, kami tidak pernah merasa kenyang, sebelum kami bisa
menaklukkan Khaibar.”
Aisyah pun berkata, “Saat Khaibar ditaklukkan, kami bisa
kenyang karena makan kurma.”
Setelah kembali ke Madinah, kaum Muhajirin
mengembalikan apa yang dulu pernah diberikan oleh kaum Anshar, yakni berupa
pohon dan buah kurma, karena kini mereka telah memiliki banyak pohon dan buah
kurma di Khaibar.
Di Madinah Ja'far bin Abi Thalib dan rombongannya
telah tiba dari Habasyah. Rasulullah ﷺ begitu gembira melihat Ja'far sehingga
beliau bersabda, “Demi Allah, aku tidak tahu, karena aku gembira dengan
penaklukan Khaibar dan kedatangan Ja'far.”
Ja'far dan rombongannya pun masing-masing mendapatkan
satu bagian tanah Khaibar.
Shafiyah
Di antara para tawanan terdapat Shafiyah binti Huyay.
Ia adalah Putri Huyay bin Al Akhtab, pemimpin Bani Nadhir yang menghasut
Quraisy untuk menyerang Madinah dalam Perang Khandaq.
Suaminya, Kinanah bin Abul Huqaiq, dibunuh akibat
berkhianat kepada Rasulullah ﷺ karena menyembunyikan harta Bani Nadhir.
Shafiyah binti Huyay diberikan kepada Dihyah bin Al Khalifah.
Namun, seorang sahabat merasa iba kepada putri
bangsawan Yahudi itu. Ia mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata, “Wahai
Rasulullah, apakah engkau menyerahkan Shafiyah binti Huyai, putri pemimpin
Quraidhah dan Bani Nadhir kepada Dihyah? Shafiyah hanya pantas dimiliki oleh
engkau.”
Untuk menjaga kehormatan Shafiyah, Rasulullah ﷺ
meminta Dihyah mengambil tawanan yang lain. Beliau menawarkan kepada Shafiyah
agar masuk Islam. Shafiyah pun menerimanya. Setelah itu Shafiyah pun menerima
pinangan Rasulullah ﷺ dengan kebebasannya sebagai mahar.
Di Ash Shaba', dalam perjalanan pulang ke Madinah,
Rasulullah ﷺ menyelenggarakan walimah nikah. Ummu Sulaim merias Shafiyah. Untuk
makan, dihidangkan kurma, makanan dari tepung, dan keju. Rasulullah ﷺ berada di
sana selama tiga hari. Pada saat itu, beliau melihat memar-memar biru pada
wajah Shafiyah, lalu beliau bertanya, “Ada apa ini?”
“Wahai Rasulullah, sebelum engkau mendatangi kami, aku
bermimpi melihat bulan seakan-akan terlepas dari tempatnya dan jatuh ke
bilikku. Aku menceritakan mimpi ini kepada suamiku dan aku tidak
menyebut-nyebut dirimu sedikit pun, namun ia menempeleng wajahku.”
Rasulullah ﷺ tersenyum dan memberikan kata-kata
menghibur, “Rupanya engkau dianugerahi kerajaan yang ada di Madinah.”
Pada saat itu, ada seorang wanita Yahudi bernama Zainab
binti Al Haris yang mencoba membunuh Rasulullah ﷺ dengan mengirimkan daging
domba beracun.
Rasulullah ﷺ menggigit satu kunyahan, tapi segera
memuntahkannya kembali sambil bersabda, “Tulang ini mengabarkan kepadaku bahwa
di dalam daging disusupi racun.”
“Apa yang membuatmu melakukan perbuatan itu?” tanya
Rasulullah ﷺ kepada Zainab binti Al Haris.
“Aku berkata kepada diriku sendiri, kalau memang
Muhammad adalah seorang raja, maka ia pasti akan mati memakan daging itu, tetapi
jika ia seorang nabi, tentu Allah akan memberitahunya,” jawab Zainab.
Tadinya Rasulullah ﷺ akan melepaskan wanita itu, namun karena ada seorang sahabat bernama Bisyr bin Al Barra yang meninggal karena memakan daging tersebut, maka Zaenab binti Al Harits pun diqishash. (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya: