-----
PEDOMAN KARYA
Kamis, 16 Juni 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (128):
Pasukan
Rasulullah Menang Besar Melawan Kaum Yahudi
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Orang-orang Yahudi Khaibar yang hendak berangkat ke
kebun sangat terkejut melihat kedatangan Rasulullah ﷺ dan pasukannya pagi-pagi
sekali.
“Itu Muhammad, demi Allah, Muhammad dan pasukannya!”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Allahu Akbar! Runtuhlah Khaibar!
Allahu Akbar! Runtuhlah Khaibar! Jika kita tiba di pelataran suatu kaum, maka
amat buruklah bagi orang-orang yang layak mendapat peringatan!”
Setelah mendirikan markas, Rasulullah ﷺ mengajak
seluruh pasukannya berdoa, “Ya Allah, Rabb langit yang tujuh serta apa-apa yang
dipayunginya. Rabb bumi yang tujuh dan apa-apa yang dikandungnya, Rabb
setan-setan dan apa yang disesatkannya. Sesungguhnya kami mohon kepada-Mu
kebaikan dusun ini, kebaikan penduduknya, dan kebaikan apa pun yang ada di
dalamnya. Kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan dusun ini, kejahatan
penduduknya, dan kejahatan apapun yang ada di dalamnya. Majulah dengan nama
Allah.”
Pada malam menjelang penyerbuan, Rasulullah ﷺ
bersabda, “Besok aku benar-benar akan menyerahkan bendera kepada seseorang yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya juga dicintai Allah dan rasul-Nya.”
Para sahabat sangat berharap bahwa merekalah yang
terpilih esok harinya. Rasulullah ﷺ memanggil Ali bin Abi Thalib, saat itu Ali
sedang sakit mata namun Rasulullah ﷺ mengusap dan berdoa agar Allah
menyembuhkan mata menantunya itu. Mata Ali pun sembuh dan ia memimpin pasukan
hebat yang terdiri atas rangkaian banteng-banteng yang kuat.
Pertempuran seru meletus berhari-hari. Pemimpin Yahudi
khaibar maju sambil bersyair, “Khaibar sudah mengenal, akulah Marhab, memanggul
senjata tajam pahlawan berpengalaman.”
Amir bin Akwa maju menghadapinya sambil bersyair, “Khaibar
sudah mengenal, Akulah Amir, memanggul senjata tajam pahlawan petualang.”
Dalam duel seru, Marhab menebas tempurung Amir
sehingga ia gugur dan syahid.
Rasulullah ﷺ bersabda tentang Amir, “Sesungguhnya dia
memperoleh dua pahala, dia telah berusaha dan telah berjuang. Tidak banyak
orang Arab yang berjalan seperti dia.”
Kini Ali bin Abi Thalib maju dan membalas syair Marhab
dengan garang. Dalam duel Ali berhasil membunuh Marhab.
Perang khaibar terjadi pada bulan Muharram tahun ke
tujuh Hijriyah. Sekitar 1500 pasukan nabi menghadapi 10.000 orang pasukan
Khaibar, akan tetapi Rasulullah ﷺ berhasil mengalahkan lawan yang begitu besar
itu. Kaum muslim kehilangan 18 jiwa sedangkan pihak musuh kehilangan 93 jiwa.
Kemenangan
Setelah itu satu persatu pemimpin Yahudi jatuh dalam
pertempuran dahsyat. Benteng Naim takluk setelah Marhab terbunuh. Benteng Ash
Sha'ab bin Muadz direbut dengan cara dikepung selama tiga hari. Ketika itu
persediaan makanan kaum muslimin sudah sangat tipis, hingga mereka kelaparan.
Rasulullah ﷺ pun berdoa dan akhirnya pasukannya bangkit
sehingga berhasil menaklukkan benteng itu. Di dalamnya, banyak terdapat
ternak-ternak gemuk untuk dimakan.
Benteng Az Zubair dikepung selama tiga hari, namun
mereka bisa bertahan karena mempunyai mata air sendiri. Rasulullah ﷺ
memerintahkan serangan untuk merebut mata air. Setelah mata air dapat direbut,
Benteng Az Zubair pun takluk.
Orang-orang Yahudi di benteng Ubay menantang duel satu
lawan satu. Semua pahlawan Yahudi yang maju berduel berhasil ditaklukkan oleh
para pahlawan Islam. Kemudian Abu Dujanah yang kepalanya diikat kain merah jika
sudah bertekad mati, memimpin pasukan komando masuk dan menyusup ke dalam
benteng. Setelah bertempur seru, benteng Ubay pun takluk.
Benteng An Nizar adalah benteng yang sangat kuat
karena letaknya tinggi dan susah diserang. Rasulullah ﷺ memerintahkan
penggunaan manjaniq atau pelontar batu besar. Maka dinding-dinding benteng
jebol dan pasukan muslim pun akhirnya membanjir masuk untuk menaklukkan musuh.
Ketiga benteng yang tersisa dikepung selama 14 hari.
Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa sempat terjadi pertempuran di benteng
Al Qamush, namun kedua benteng yang lain: Al Wathih dan As Sulalim menyerahkan
diri lewat perundingan.
Orang Yahudi meminta mereka yang di benteng tidak
dibunuh, anak-anak tidak ditawan dan mereka siap meninggalkan Khaibar dengan
segenap keluarga, menyerahkan semua harta kekayaan Khaibar yang berupa tanah,
emas, perak, kuda, keledai dan baju-baju perang.
Rasulullah ﷺ pun menyetujui hal itu seraya bersabda, “Aku
juga membebaskan kalian dengan perlindungan Allah dan Rasul-Nya apabila kalian
tidak menyembunyikan sesuatu pun dariku.”
Mereka setuju. Namun orang Yahudi memang licik. Beberapa dari mereka ketahuan menyembunyikan harta di balik reruntuhan. Maka mereka pun dibunuh, karena melanggar perjanjian, sebagai pembalasan atas terbunuhnya beberapa sahabat atas tindakan mereka. Selesailah sudah penaklukan Khaibar. Allahu Akbar! (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya: