“Dulu pernahmi jadi menteri, terus jadi Ketua MPR RI, ketua lembaga tertinggi negara, terus Wakil Ketua MPR RI, sekarang turun lagi jadi menteri, padahal dia juga masih menjabat ketua umum parpol,” tutur Daeng Nappa’.
“Jadi, apa ini maksudta’? tanya Daeng Tompo’.
“Pantaskah itu kirasa kita’?” Daeng Nappa’ balik bertanya.
----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 17 Juni 2022
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Pernahmi
Jadi Ketua MPR, Sekarang Turun Jadi Menteri
“Pernahmi jadi Ketua MPR
RI, sekarang malah turun jadi menteri,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat
ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Oh begitukah?” tanya Daeng
Tompo’.
“Dulu pernahmi jadi
menteri, terus jadi Ketua MPR RI, ketua lembaga tinggi negara yang melantik presiden, terus turun jadi Wakil Ketua MPR RI, sekarang turun lagi
jadi menteri, menteri itu kan pembantu presiden, padahal dia juga masih menjabat ketua umum parpol,” tutur Daeng
Nappa’.
“Jadi, apa ini maksudta’?
tanya Daeng Tompo’.
“Pantaskah itu kirasa
kita’?” Daeng Nappa’ balik bertanya.
“Logikanya tidak pantas,”
jawab Daeng Tompo’.
“Nah, berarti samaji
pikiranta’,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi menurut kita’,
bagaimana seharusnya?” tanya Daeng Tompo’.
“Seharusnya, kalau memang
dikasiki hadiah jatah menteri dari presiden, kasikanmi jabatan menteri itu ke
salah seorang pengurus parpol yang kau pimpin, janganmi kau lagi yang turun
jadi menteri, karena pasti turun wibawamu dan wibawa partaimu,” kata Daeng
Nappa’.
“Tidak beranima’
berkomentar kalau begitu,” kata Daeng Tompo’sambil tersenyum. (asnawin)
Jumat, 17 Juni 2022
-----
Obrolan sebelumnya: