-------
PEDOMAN KARYA
Senin, 13 Juni 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (127):
Rasulullah
Mengirim Surat, Najasyi Raja Habasyah Langsung Masuk Islam
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Surat
Kepada Najasyi, Raja Habasyah
Selain itu Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada
Najasyi, Raja Habasyah yang menerima kaum muslimin yang mengungsi ke negerinya.
Amir bin Umayyah adh Dhamri menyampaikan surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi,
Bismillahirrahmanirrahim,
Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi, Pemimpin
Habasyah (Habsyi). Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma
ba'd.
Aku memuji bagi tuan kepada Allah yang tiada ilah
selain-Nya. Dialah penguasa yang Maha Suci, yang memberi kesejahteraan memberi
perlindungan dan yang berkuasa.
Aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah roh Allah dan
kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, dan menjaga
kehormatan diri lalu dia mengandung Isa dari roh-Nya dan tiupan-Nya sebagaimana
Dia menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Aku menyeru kepada Allah semata, yang tiada sekutu
bagi-Nya dan senantiasa mentaati-Nya, dan hendaklah tuan mengikuti aku, beriman
kepada apa yang diberikan kepadaku. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan
aku menyeru tuan dan pasukan tuan kepada Allah Azza wa Jalla. Aku sudah
mengajak dan memberi nasihat maka terimalah nasihatku. Kesejahteraan bagi siapa
pun yang mengikuti petunjuk.
Begitu Najasyi menerima surat Rasulullah ﷺ ia langsung
mengangkat surat itu dan meletakkannya di depan matanya. Ia turun ke lantai
dari singgasananya, lalu masuk Islam di hadapan Ja'far bin Abu Thalib yang
masih berada di sana bersama para pengungsi Muslim.
Najasyi membalas surat Rasulullah ﷺ yang menyetujui
bahwa Nabi Isa memang benar seorang utusan Allah yang lahir dari Maryam yang
suci. Najasyi juga menyatakan bahwa ia memeluk Islam dan menyatakan sumpah
setia kepada Rasulullah ﷺ.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga meminta
Najasyi agar mengirim pulang Ja'far bin Abi Thalib ke Madinah. Najasyi pun
menyediakan dua perahu. Turut pula dalam rombongan itu Amir bin Umayyah sang
pembawa surat.
Najasyi wafat pada bulan Rajab tahun ketujuh Hijriyah.
Rasulullah ﷺ bersedih hati atas kematiannya dan menyelenggarakan shalat ghaib.
Rasulullah ﷺ pun mengirim surat yang sama isinya kepada pengganti Najasyi. Akan
tetapi sejarah tidak mencatat apakah penggantinya juga memeluk Islam atau
tidak.
Perang
Khaibar
Setelah orang Quraisy setuju untuk berdamai, kini ada
satu musuh yang tidak kalah berbahaya. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang
kini berkumpul di Khaibar, Kota Benteng yang sangat kuat.
Para penghuni Khaibar inilah yang dulu menghasut
pasukan Quraisy untuk menyerang Madinah dalam Perang Khandaq.
Rasulullah ﷺ mengetahui bahwa jika dibiarkan mereka
akan menempuh cara yang lebih berbahaya untuk membasmi kaum muslimin. Maka
Rasulullah ﷺ pun menyiapkan pasukannya, namun beliau paham bahwa pertempuran
yang mereka hadapi akan sangat berat.
Karena itu, yang boleh bergabung hanya orang-orang
yang benar-benar siap berjihad. Maka berkumpulah orang-orang yang gagah berani
yang terdiri atas 1400 pasukan berjalan kaki dan 100 penunggang kuda.
Diam-diam Abdullah bin Ubay mengirim pesan kepada orang-orang Khaibar, “Muhammad hendak mendatangi kalian. Bersiap-siagalah dan kalian tak perlu takut. Jumlah dan kekuatan kalian sangat banyak sementara kaum Muhammad hanya sedikit dengan persenjataan terbatas.”
Rasulullah ﷺ meminta dua petunjuk jalan. Keduanya
menunjukkan empat jalan yang dapat ditempuh kaum muslimin agar kedatangan
mereka tidak diketahui orang-orang Yahudi di Khaibar.
Jalan-jalan itu bernama Syasy (kacau), Hathib (sial),
Huzn (kesedihan), Marhab (selamat datang). Maka Rasulullah ﷺ pun memilih
melewati jalan Marhab.
Setelah shalat ashar Rasulullah ﷺ meminta bekal
makanan. Karena hanya sedikit, beliau disuguhi tepung gandum yang tidak
seberapa banyak. Rasulullah ﷺ kemudian mengolah tepung itu sehingga menjadi
cukup buat beliau dan semua orang.
Seorang penyair bernama Amir bin Akwa melantunkan
karyanya,
“Kalau bukan karena engkau ya Allah,
Kami tidak akan mendapatkan hidayah
Tidak pula shalat dan bersedekah
Ampunilah dosa kami sebagai tebusan
selagi kami tegar dalam
ketakwaan,
Teguhkanlah pendirian kami dalam peperangan
Berikanlah kepada kami ketentraman hati
Kami tidak ingin hidup jika musuh
mengalahkan kami.”
Mendengar syair itu Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah merahmatinya.”
Para sahabat hafal bahwa jika Rasulullah ﷺ memohon ampunan bagi seseorang, orang itu akan mati syahid demikianlah yang terjadi pada Amir bin al Akwa dalam pertempuran ini. (bersambung)
------
Kisah sebelumnya:
Menghina Rasulullah, Raja Persia Dibunuh oleh Putranya Sendiri