-----
Selasa, 28 Juni 2022
Unismuh
Makassar Bangun Lab Observatorium, Gubernur Sulsel Bantu Rp650 Juta
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar
akan membangun laboratorium observatorium di Lantai 18 Menara Iqra Kampus Unismuh,
Jl Sultan Alauddin, Makassar.
Rencana tersebut
disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Rektor Unismuh, Dr Abdul Rakhim Nanda, yang
didampingi Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri, dan Wakil Dekan III Fakultas
Agama Islam Elly Oschar MPdI, kepada Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, di
Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Senin, 27 Juni 2022.
Gubernur Sulsel Andi
Sudirman Sulaiman mengaku sangat gembira dengan akan dibangunnya laboratorium
observatorium di Kampus Unismuh Makassar, dan langsung menyerahkan bantuan
senilai sebesar Rp650 juta.
“Pemerintah Provinsi Sulsel mendukung pembangunan laboratorium observatorium di Kampus Unismuh Makassar,” kata Andi Sudirman.
“Kita tentu berterima
kasih pada Bapak Gubernur Sulsel, atas bantuan hibah untuk pembangunan
Laboratorium Observatorium di lantai 18, Puncak Menara Iqra Unismuh,” kata
Andis, sapaan akrab Andi Sukri Syamsuri.
Ia menyebutkan, fasilitas
ini juga dapat menjadi tempat praktik pelajar di Sulawesi Selatan untuk melihat
benda-benda langit.
“Selain itu, dapat
menjadi tempat berkunjung jika ada tamu-tamu kampus. Kita bersyukur atas nikmat
Allah berikan kepada kita atas bantuan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Semoga Allah membalas budi baik ini,” ungkap Andis.
Plh Rektor Unismuh Abdul
Rakhim Nanda menyebut, kehadiran observatorium Unismuh Makassar untuk
memperkuat perhitungan ilmu hisab dengan observasi ilmiah dan pengembangan
astronomi bagi mahasiswa dan dosen.
”Jangan dipahami
Muhammadiyah akan beralih dari hisab ke rukyah. Tingkat kebenaran hitungan itu
sudah meyakinkan. Misalnya, dalam menentukan kapan gerhana matahari, gerhana
bulan, sangat akurat waktunya. Hisab punya tingkat kebenaran yang tinggi,” kata
Rakhim.
Dalam sejarah Islam, katanya,
ilmuwan-ilmuwan muslim terinspirasi dari sejumlah ayat-ayat Al-Quran yang terus
membicarakan bintang yang gemerlapan, bulan yang bercahaya, dan matahari yang
bersinar.
“Dari situlah lahir ilmu
falak yang berkenaan dengan perhitungan arah kiblat, waktu shalat, prediksi
gerhana, dan pergantian bulan,” terang Rakhim Nanda.
Selain sebagai instrumen
penguatan ilmu falak, Unismuh menargetkan observatorium yang akan dibangun bisa
berfungsi sebagai wahana wisata edukasi.
Mahasiswa jurusan ilmu
falak atau yang mengambil mata kuliah tersebut, ujar dia, dapat menjadikan
Observatorium Unismuh sebagai tempat praktik.
Karena itu, kehadiran
observatorium yang akan dibangun Unismuh ini merupakan wujud apresiasi terhadap
sains dan teknologi yang merupakan bagian dari peradaban dan peribadatan.
Rakhim mengatakan,
observatorium Unismuh bakal melengkapi observatorium milik Muhammadiyah yang
sudah terlebih dahulu ada di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
dengan nama Observatorium Ilmu Falak, dan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
Yogyakarta bernama Pusat Studi Astronomi (Pastron). (zak)