“Enak refreshing di plaza itu,” kata istri saya, Yusrah Taqiyah Tadjuddin, ketika ditanya kenapa ke plaza itu.
“Enakan ke JIS, Bu,” kata driver itu sopan. Saking sopannya, dia tidak jelaskan bahwa JIS itu Jakarta International Stadium.
“JIS bagus ya, Pak?” istri saya penasaran rupanya.
“Bagus banget, Bu,” katanya berpromosi, “Megah banget. Padahal di situ dulu lahan kumuh. Lokasinya di Tanjung Priok, Bu.”
----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 03 Juli 2022
OBROLAN JALANAN
Ada
yang Berobah di Jakarta Rupanya
Oleh:
AM Iqbal Parewangi
“Lebih bersih,” kata
istri saya ketika kami melintasi sejumlah ruas jalan dari BSD menuju Gedung Dakwah
PP Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
“Banget bersihnya, Bu,”
ralat driver online yang mengantar kami.
Lain lagi obrolan driver
online yang mengantar kami dari kantor MUI Pusat ke plaza dekat Senayan,
esoknya.
“Enak refreshing di plaza
itu,” kata istri saya, Yusrah Taqiyah Tadjuddin, ketika ditanya kenapa ke plaza
itu.
“Enakan ke JIS, Bu,” kata
driver itu sopan. Saking sopannya, dia tidak jelaskan bahwa JIS itu Jakarta
International Stadium.
“JIS bagus ya, Pak?” istri
saya penasaran rupanya.
“Bagus banget, Bu,”
katanya berpromosi, “Megah banget. Padahal di situ dulu lahan kumuh. Lokasinya
di Tanjung Priok, Bu.”
“Koq saya jarang baca ya
tentang JIS,” sergah istri saya mulai dihinggapi kepo complex.
“Tidak banyak diberitakan
memang, Bu.”
“Kenapa, Pak?”
“Mungkin karena gubernurnya
Pak Anies kali, Bu,” jawab driver itu enteng.
Saya cuma menyimak, tidak
sempat ikutan kepo. Tapi diam-diam saya recording, naluri riset sosial saya
tersentuh. Saya nikmati saja obrolan jalanan itu sebagai refreshing intelektual
alami.
Betapapun, hasil diskusi
tajam & bernas di PP Muhammadiyah dan MUI Pusat dalam dua hari itu, terkait
gagasan kepemimpinan umat untuk bangsa yang kami bawa roadshow keliling, sudah
cukup memenuhi bilik-bilik memori saya.
Hasil yang alhamdulillah dahsyat.