-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 25 Juli 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (135):
Pasukan
Muslim Bergerak Menuju Mekah, Abu Sufyan Masuk Islam
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Surat
Hathib bin Abi Balta’ah
Rasulullah ï·º memerintahkan semua orang untuk
mengadakan persiapan. Beliau memberi tahu bahwa sasaran mereka kali ini adalah
Mekah. Beliau pun berdoa, “Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak
mendengar kabar ini, hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba.”
Namun seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi
Balta'ah menulis surat kepada Quraisy tentang rencana ini. Surat itu dibawa
oleh Sarah, salah seorang budak wanita yang diberi uang oleh Hathib. Setelah
menyembunyikan surat dalam gulungan rambutnya wanita itu pun berangkat.
Kemudian Rasulullah ï·º diberi wahyu tentang hal
tersebut sehingga beliau cepat menyuruh Ali Bin Abi Thalib dan Al Miqdad
menyusul pembawa surat itu. Keduanya pun memacu kudanya kencang-kencang.
Mereka berhasil menyusul Sarah dan berkata, “Serahkan
surat yang kau bawa!”
“Aku tidak membawa sepucuk surat pun.”
Ali dan Al Miqdad meggeledah hewan tunggangan dan
barang bawaan wanita itu dengan teliti. Ketika tidak juga menemukan apa yang
dicari, Ali Bin Abi Thalib berkata, “Aku bersumpah bahwa Rasulullah ï·º tidak
pernah berbohong, jika engkau tidak menyerahkan surat itu, kami benar-benar
akan memeriksa dirimu!”
Mengetahui kesungguhan Ali, wanita itu pun menyerahkan
suratnya. Setelah surat itu sampai di tangannya, Rasulullah ï·º memanggil Hathib,
“Apa ini wahai Hathib?”
“Rasulullah,” jawab Hathib, “Demi Allah, saya tetap
beriman kepada Allah dan Rasulullah. Sedikit pun tidak ada perubahan pada diri
saya. Namun, saya mempunyai seorang anak dan keluarga di tengah-tengah Quraisy.
ltu sebabnya saya hendak memberitahu mereka.”
Umar bin Khatab maju dan berkata, “Rasullulah,
serahkan kepada saya, akan saya penggal lehernya. Orang ini bermuka dua.”
Rasulullah ï·º bersabda, “Wahai Umar, sesungguhnya ia
pernah ikut dalam Perang Badar. Apakah kau tahu kalau Allah meninggikan
martabat orang yang turut dalam Perang Badar, lalu Allah menitahkan, Berbuatlah
sekehendak kalian, kalian Ku-ampuni?”
Umar pun menangis sambil berkata, “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.”
Saat berhadapan dengan musuh, kemampuan menyimpan
rahasia menjadi sangat penting. Abu Hurairah melaporkan bahwa Rasulullah ï·º
pernah bersabda, “Manusia lebih banyak tergelincir karena mulutnya daripada karena
kakinya.”
Kerahasiaan dalam gerakan ke Mekah ini diperlukan agar
pasukan muslimin mampu memberikan kejutan, sehingga Mekah bisa takluk tanpa
pertumpahan darah.
Pasukan
Muslim Berangkat
Akhirnya berangkatlah pasukan muslim. Saat itu adalah
tahun ke-8 Hijriyah. Di tengah perjalanan, suku demi suku datang bergabung.
Karena itu ketika tiba di Marr Az Zhahran, jumlah mereka mencapai 10.000 orang!
Jumlah yang belum pernah disaksikan dalam sejarah Madinah.
Pihak Quraisy yang sampai saat itu belum tahu adanya
bahaya akhirnya mulai curiga. Mereka mengutus Abu Sufyan untuk mengetahui apa
yang terjadi.
Suatu malam ketika Abu Sufyan sedang mengintai, ia dipergoki
Abbas paman Rasulullah ï·º. Abbas membawa Abu Sufyan ke perkemahan kaum muslimin.
Keesokan harinya Ia diterima Rasulullah ï·º di dalam tenda beliau.
“Kasihan engkau Abu Sufyan,” sabda Rasulullah ï·º.
“Bukankah sudah saatnya bagimu mengetahui, bahwa tiada
Tuhan selain Allah?”
“Demi ayah dan ibuku,” jawab Abu Sufyan, “Engkau sungguh
orang yang murah hati, mulia dan menjaga hubungan kekeluargaan. Aku memang
sudah menduga bahwa tiada Tuhan selain Allah itu sudah mencukupi segalanya.”
“Kasihan engkau wahai Abu Sufyan,” demikian sabda
Rasulullah ï·º lagi, “Bukankah tiba waktunya engkau harus mengetahui bahwa aku Rasulullah?”
“Demi Ayah Ibuku engkau sungguh bijaksana, pemurah dan
suka menjaga hubungan kekeluargaan, namun untuk mengakui engkau adalah utusan
Allah masih ada ganjalan di hatiku.”
Akhirnya, Abbas pun turun bicara,”Celaka engkau Abu
Sufyan, bersaksilah bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah
Rasulullah, sebelum beliau menghukum mati engkau karena permusuhan keras yang
telah engkau lancarkan pada Islam!”
Abu Sufyan pun memeluk Islam. Kemudian Abbas berbisik,
“Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah orang yang suka membanggakan diri, maka berilah
dia sedikit kebanggaan.”
“Baiklah,” sabda Rasulullah ï·º, “Barangsiapa yang
berlindung di rumah Abu Sufyan, dirinya akan aman. Barangsiapa yang memasuki Masjidil
Haram, juga akan aman.”
Setelah itu Rasulullah ï·º meminta Abbas memperlihatkan
keagungan pasukan muslim.
Dari atas bukit, Abbas dan Abu Sufyan melihat pasukan
lewat barisan demi barisan. Begitu melihat bahwa Rasulullah ï·º dikelilingi
pasukan Muhajirin dan Anshar, Abu Sufyan berkata, “Tidak seorang pun sanggup
menghadapi mereka Abbas, kerajaan keponakanmu akan menjadi besar!”
“Wahai Abu Sufyan, ini bukan kerajaan melainkan
kenabian.”
“Kalau begitu akan lebih bagus lagi.”
Untuk mengelabui musuh, Rasulullah ï·º mengirim patroli kecil di bawah pimpinan Abu Qatadah ke arah Batan ldam 30 mil dari Madinah ke arah Syria. Tujuan ekspedisi ini untuk memberi kesan kepada orang Quraisy bahwa Rasulullah ï·º akan mengadakan serangan ke sana, bukan ke Mekah. (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya: