Di depan Ka’bah, Rasulullah ﷺ membiarkan lengan kanan atasnya terbuka sambil mengucapkan, “Ya Allah berikanlah rahmat kepada orang yang hari ini telah memperlihatkan kemampuan dirinya.”
Kemudian beliau menyentuh Hajar Aswad (batu hitam) dan berlari-lari kecil. Setelah menyentuh Rukun Yamani di sudut selatan, beliau melakukan perjalanan biasa sampai kembali menyentuh Hajar Aswad, kemudian berlari-lari lagi berkeliling sampai tiga kali dan selebihnya berjalan biasa. Setiap kali beliau berlari, 2000 sahabat ikut berlari-lari, setiap kali Rasulullah ﷺ berjalan mereka pun serentak ikut berjalan.
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 11 Juli 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (131):
Rasulullah
dan Kaum Muslimin Melaksanakan Umrah Qadha
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Tidak terasa setahun sudah berlalu sejak perjanjian
Hudaibyah disepakati. Rasulullah ﷺ segera memanggil para sahabat agar siap-siap
berangkat melakukan umratul qadha atau umrah pengganti.
Seruan itu disambut dengan penuh semangat. Kali ini
2000 sahabat berangkat dengan mengenakan pakaian ihram. Mereka tidak membawa
senjata kecuali pedang yang disarungkan. Namun Rasulullah ﷺ tetap waspada
terhadap pengkhianatan, karena itu beliau memerintahkan Muhammad bin Maslamah
memimpin 100 pasukan berkuda untuk berangkat mendahului rombongan haji.
Kaum muslimin berangkat ke Mekah dengan hati penuh
rindu untuk berthawaf di sekeliling Ka’bah.
Kaum Muhajirin sudah terlalu lama menunggu untuk
melihat lagi tempat mereka dilahirkan. Mereka ingin lagi menghirup udara tanah
suci yang harum dengan penuh rasa hormat dan syahdu. Mereka ingin menyentuh
bumi suci yang penuh berkah tempat Rasulullah ﷺ dilahirkan dan tempat Wahyu
pertama diturunkan.
Sesuai dengan perjanjian Hudaibyah, ketika orang-orang
Quraisy mengetahui kedatangan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, mereka segera
keluar dari Mekah. Penduduk Mekah mendirikan tenda tenda di bukit-bukit sekitar
Mekah dari bukit Abu Qubais atau dari Hiro. Mereka melihat dengan penuh rasa
ingin tahu bekas kawan-kawan mereka yang dulu pernah mereka usir.
Umrah
Qadha
Begitu Ka’bah terlihat, kaum muslimin serentak
berseru, “Labaik, Labaik!”
Di depan Ka’bah, Rasulullah ﷺ membiarkan lengan kanan
atasnya terbuka sambil mengucapkan, “Ya Allah berikanlah rahmat kepada orang
yang hari ini telah memperlihatkan kemampuan dirinya.”
Kemudian beliau menyentuh Hajar Aswad (batu hitam) dan
berlari-lari kecil. Setelah menyentuh Rukun Yamani di sudut selatan, beliau
melakukan perjalanan biasa sampai kembali menyentuh Hajar Aswad, kemudian
berlari-lari lagi berkeliling sampai tiga kali dan selebihnya berjalan biasa.
Setiap kali beliau berlari, 2000 sahabat ikut berlari-lari, setiap kali
Rasulullah ﷺ berjalan mereka pun serentak ikut berjalan.
Semua ini sangat mempesona orang-orang Quraisy,
hilanglah anggapan mereka bahwa Rasulullah ﷺ dan sahabatnya adalah orang-orang
yang lemah dan dalam keadaan sulit.
Gerak kaum muslimin di umrah Qadha itu menunjukkan
siapa golongan yang mulia. Bukanlah disebut mulia orang yang berumah besar dan
bermobil mewah.
Orang yang mulia adalah orang yang membangun umat,
membuka selubung kebodohan, memberi peringatan, menuntut hak yang terampas,
memberi ingat dari lalai. Itulah orang yang mulia, meski tempat tinggalnya
hanya gubuk buruk dan pakaiannya hanya baju bertambal.
Setelah selesai thawaf, beliau melakukan Sa’i antara
Safa dan Marwah. Setelah selesai melakukan Sa'i, sementara hewan-hewan kurban
berada di Marwah, beliau berkata,
“Di sinilah tempat menyembelih hewan qurban dan setiap
tempat di Mekah dapat dijadikan tempat untuk menyembelih hewan qurban.”
Kemudian beliau menyembelih hewan qurban dan mencukur
rambut di Marwah. Demikian pula kaum muslimin, mereka melakukan seperti apa
yang beliau lakukan. Setelah itu, beliau mengutus orang-orang agar pergi ke
Ya'jaj untuk menggantikan orang-orang yang telah diberi tugas menjaga persenjataan,
agar mereka dapat melaksanakan manasik umroh. Mereka kemudian datang dan
melaksanakan manasik.
Rasulullah ﷺ tinggal di Mekah selama tiga hari.
Pagi-pagi pada hari keempat orang-orang musyrik mendatangi Ali dan berkata, “Katakanlah
kepada sahabatmu agar meninggalkan tempat kami, karena waktunya sudah habis.”
Maka Nabi ﷺ pun keluar meninggalkan Mekah dan singgah
di Saraf. Ketika hendak keluar meninggalkan Mekah mereka diikuti oleh putri
dari Hamzah yang berjalan sambil memanggil, “Paman ......! Paman ......!” Kemudian
ia dihampiri dan diambil oleh Ali.
(sesampai di Madinah) Ali, Ja'far dan Zaid berebut
untuk mengurusnya. Namun Nabi ﷺ memutuskan bahwa yang berhak untuk mengurusnya
adalah Ja'far, karena istri Ja'far adalah saudara dari ibu putri Hamzah
tersebut (saudara perempuan ibu sama kedudukannya dengan ibu).
Islamnya
Khalid Bin Walid
Dalam masa 3 hari di Mekkah, Rasulullah ﷺ menerima
lamaran seorang wanita bernama Maimunah. Usianya 26 tahun. la adalah Bibi
Khalid bin Walid. Rasulullah ﷺ ingin sekali mengundang orang-orang Quraisy
dalam pesta pernikahannya.
Namun orang-orang itu menolak dan meminta beliau
bersama para sahabatnya keluar dari Mekah karena waktu yang disepakati telah
habis. Maka, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya pun berangkat pulang.
Perbuatan kaum muslimin yang menjauhi minuman keras,
tidak berbuat maksiat dan tidak rakus dalam hal makan minum membuat hati Khalid
bin Walid sangat tertarik. Ditambah lagi bibinya sendiri telah menikah dengan
Rasulullah ﷺ.
Khalid berkata kepada kawan-kawannya, “Sekarang sudah
nyata bagi orang yang berpikiran sehat bahwa Muhammad bukan tukang sihir, juga
bukan seorang penyair. Apa yang dikatakannya adalah firman Tuhan alam semesta
ini. Setiap orang yang mempunyai hati nurani berkewajiban menjadi pengikutnya.”
Ikrimah bin Abu Jahal ngeri mendengarnya. Dia langsung berkata, “Khalid, bukankah para pengikut Muhammad telah melukai ayahmu, juga membunuh paman dan sepupumu? Demi Allah, aku tidak akan masuk Islam dan berkata-kata seperti itu!” (bersambung)
-----
Kisah sebelumnya: