Anirwan, Dosen Fisip Unpacti Makassar Raih Gelar Doktor Ilmu Administrasi Publik

RAIH DOKTOR. Anirwan (kelima dari kiri) didampingi istri, ibu, dan mertuanya, foto bersama Rektor Unpacti Makassar, Dr H Rusdin Nawi (keempat dari kanan), Wakil Rektor I Dr H Ampauleng (ketiga dari kanan), Wakil Rektor II Nur Afny Syahnyb SE MM (kedua dari kiri), Wakil Rektor III Dr Sumardi (paling kanan), dosen Fisip Dr Suparman Mekah (kedua dari kanan) dan Kepala BAAK Unpacti Fatma MSi (paling kiri), seusai berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Administrasi Publik, Fisip Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Senin, 15 Agustus 2022. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)


-----

Selasa, 16 Agustus 2022

 

 

Anirwan, Dosen Fisip Unpacti Makassar Raih Gelar Doktor Ilmu Administrasi Publik

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Dosen Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Pancasakti (Unpacti) Makasar, Anirwan, berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Administrasi Publik, Program Pascasarjana, Fisip, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Senin, 15 Agustus 2022.

Anirwan meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di Kota Makassar”, di hadapan tim penguji yang dipimpin Dekan Fisip Unhas, Dr Phil Sukri SIP MSi.

Tim penguji terdiri atas Prof Muhammad Akmal Ibrahim (promotor), Dr Hasniati (Ko-Promotor I), Dr Suryadi Lambali (Ko-Promotor II), Prof Alwi, Dr Nurdin Nara, Dr Muhammad Yunus, dan Dr Andi Aslinda (penguji eksternal dari Universitas Negeri Makassar / UNM).

Dalam disertasinya, Anirwan mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa pada tahun 2018, jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat sebanyak 25,95 juta orang atau 9,82 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Sedangkan persentase kemiskinan di Kota Makassar dalam delapan tahun terakhir, yakni tahun 2013 sampai dengan tahun 2020, yaitu berkisar 4 persen lebih per tahunnya dari total jumlah penduduk Kota Makassar.

Terkait kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kota Makassar, dari hasil penelitiannya, Anirwan menyimpulkan, komitmen dan koordinasi lembaga pelaksana kebijakan belum efektif.

“Hal ini dibuktikan dengan pendataan masyarakat miskin belum terakomodir secara keseluruhan, sehingga tidak ada keseragaman penggunaan data kemiskinan oleh lembaga pelaksana kebijakan terkait,” kata pria kelahiran Gilireng, Wajo, 10 Maret 1981.

Pendiri Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia juga menemukan fakta bahwa tidak ada otonomi bagi birokrat / aparat tingkat bawah unuk menerjemahkan pekerjaan mereka, karena kebijakan penanggulangan kemiskinan bersifat top-down.

Masyarakat miskin di Kota Makassar, kata Anirwan, merespons positif implementasi kebijakan, namun pada tataran implementasinya tidak tepat sasaran dan tidak mampu mengubah pola perilaku masyarakat miskin.

“Mereka masih menggantungkan hidupnya pada program bantuan yang diimplementasikan, sehingga mempengaruhi kinerja birokrat dan aparat tingkat bawah dan dampak kebijakan,” kata Anirwan.

Implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kota Makassar, tambahnya, tidak signifikan menurunkan angka kemiskinan. Tren penurunan angka kemiskinan tergolong kecil dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2014-2019), yakni 0,01 persen.

“Tidak signifikannya penurunan angka kemiskinan menunjukkan bahwa kebijakan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan, tidak memberikan dampak positif pada pencapaian tujuan kebijakan, yakni pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan,” papar Anirwan.

Ujian promosi doctor Anirwan, dihadiri Rektor Unpacti Makassar, Dr Rusdin Nawi, Wakil Rektor I Dr Ampauleng, Wakil Rektor II Nur Afni Syahnyb, Wakil Rektor III Dr Sumardi, Dekan Fisip Drs Qamal MSi, Dekan FKIP Dr Jafar, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Rama Nur Kurniawan, Kepala BAAK Unpacti Fatma SE MSi, serta sejumlah keluarga dan kerabat Anirwan. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama