-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 09 Agustus 2022
Surah
Al-Baqarah, Ayat 22:
Janganlah
Mengadakan Sekutu-sekutu Bagi Allah
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS 2 / Al-Baqarah, ayat 22)
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Robb kalian itulah yang
telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian, supaya kehidupan kalian
berjalan dengan mudah di atas permukaannya. Dan langit sebagai atap yang kuat
dan menurunkan hujan dari awan yang dengan itu dia mengeluarkan untuk kalian
beragam buah dan berbagai macam tumbuhan sebagai rezeki bagi kalian. Maka
janganlah kalian mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah dalam beribadah,
sedangkan kalian mengetahui keesaannya dalam menciptakan dan memberi rezeki
serta hak tunggalnya untuk diibadahi.
----
Tafsir Al-Mukhtashar /
Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram)
22. Dia lah yang telah
menjadikan bumi terhampar sebagai tempat berpijak bagimu dan menciptakan langit
di atasnya dengan yang kokoh. Dan Dia lah yang memberi kenikmatan dengan
menurunkan air hujan, sehingga bisa menumbuhkan beragam buah-buahan di muka
bumi sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menyekutukan dan
menyamakan Allah dengan apapun, sedangkan kalian tahu bahwasanya tidak ada sang
pencipta selain Allah -'Azza wa Jalla-.
----
Zubdatut Tafsir Min
Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir
Universitas Islam Madinah
22. فِرَاشًا (hamparan)
yakni sebagai pijakan
agar kalian dapat menetap diatasnya
وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖ
(dan langit sebagai atap)
Yakni seperti kubah atau
atap rumah yang kalian huni.
فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ
رِزْقًا لَّكُمْ ۚ (lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu)
Yakni dengan hujan itu
Dia mengeluarkan berbagai jenis buah-buahan dan tanaman agar dapat kalian
nikmati sampai batas waktu tertentu.
فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ
اَنْدَادًا( karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah)
Yakni jangan kalian
menjadikan sekutu-sekutu yang kalian sembah sebagaimana kalian beribadah
kepada-Ku.
وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ(padahal
kamu mengetahui)
yakni mengetahui bahwa
sekutu-sekutu itu tidak menciptakan kalian, tidak menjadikan bumi itu hamparan,
tidak menjadikan langit sebagai atap, tidak menumbuhkan tanaman.
----
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Allah adalah Dzat yang
menciptakan bagimu bumi yang membentang agar kamu dapat tetap berdiri di
atasnya dan hidup di dalamnya; dan menciptakan langit sebagai bangunan dan
tatanan yang sempurna layaknya kubah dan atap, sehingga tidak jatuh (menimpa)
bumi, melainkan menurunkan air dari awan yang dapat menumbuhkan buah-buahan dan
berbagai jenis tumbuhan agar kamu dapat menikmati dan memakannya. Maka
janganlah kalian menyekutukan Allah dengan menyembah selainNya layaknya
menyembahNya, sedangkan kalian mengetahui bahwa sekutu itu tidak bisa
menciptakan kalian dan tidak memberi kalian rejeki. Sesungguhnya Allah adalah
Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi Rejeki
----
Tafsir Ash-Shaghir /
Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin
Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
(Dialah) Dzat yang
menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan} sebagai permadani yang
dibentangkan {dan langit sebagai atap} sebagai atap yang diangkat di atas bumi
{dan menurunkan air dari langit} hujan {lalu Dia menumbuhkan dengan air itu
buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian mengadakan
tandingan-tandingan bagi Allah} sekutu-sekutu dalam peribadatan {padahal kalian
mengetahuinya
-----
Tafsir as-Sa'di / Syaikh
Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
22. Dan Dia memberikan
nikmat kepada kamu dengan nikmat-nikmat lahiriyah mapun batiniyah, Dia
menjadikan untukmu dunia ini sebagai hamparan yang menjadi tempat kamu menetap,
dan kamu mengambil manfaatnya dengan membangun rumah, pertanian, pembajakan,
dan berkelana dari suatu tempat menuju tempat lain, dan lain sebagainya dari
bentuk-bentuk pemanfaatannya, lalu Dia menjadikan langit sebagai atap bagi
rumah sebagai tempat tinggal kalian dan menyediakan manfaat-manfaat yang
merupakan kebutuhan pokok hidup kalian dan kebutuhan dasar, seperti matahari,
bulan dan bintang, "dan Dia menurunkan air hujan dari langit.” Langit
adalah segala yang ada di atas kalian, oleh karena itu para ahli tafsir
berkata, ”Maksud dari langit disini adalah awan di mana Allah ta’ala menurunkan
air hujan darinya, “lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan,
” seperti biji-bijian dan hasil-hasil dari pohon kurma, buah-buahan, tanaman
dan lain sebagainya, ”sebagai rizki untukmu” yang dengannya kamu mendapatkan
rizki, kamu makan, kamu hidup, kamu bahagia.
“Karena itu janganlah kau
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, ” yakni yang diserupakan dan disepadankan
dari makhluk-makhlukNya, lalu kamu menyembahnya sebagaiman kamu menyembah
Allah, kamu mencintainya sebagaimana kamu mencintai Allah padahal mereka itu
sama saja seperti kalian, mereka adalah makhluk yang diciptakan, diberi rizki,
dan diatur, dimana mereka tidak memiliki seberat biji atom pun di bumi dan
tidak pula di langit, serta mereka tidak dapat memberikan manfaat kepadamu dan
tidak juga menimpakan mudarat.
“padahal kamu mengetahui,
” bahwasanya Allah tidak memiliki sekutu, tidak pula kesamaan, tidak pada
mencipta, memberi rizki, dan mengatur semesta, tidak pula pada peribadahan dan
kesempurnaan, lalu bagaimanakah kamu menyembah tuhan-tuhan lain bersamaNya
padahal kalian mengetahuinya? Hal ini merupakan perkara yang paling mngherankan
dan yang paling bodoh.
Ayat ini menyatukan
antara perintah untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan larangan dari
beribadah kepada selain Allah, dan penjelasan akan dalil yang sangat jelas atas
kewajiban beribadah kepadaNya dan batilnya beribadah kepada selainNya, yaitu
penyebutan tauhid rububiyah yang mengandung keesaanNya, dalam mencipta, memberi
rizki, dan mengatur semesta. Lalu apabila setiap orang menetapkan bahwasanya
tidak ada sekutu bagi Allah dalam hal itu, maka itulah yang seharusnya, maka
haruslah seperti itu juga penetapannya bahwasanya Allah itu tidak ada sekutu
bagiNya dalam beribadah kepadaNya. Ini adalah dalil logika yang paling terang
atas keesaan Sang Pencipta, Allah ta’ala dan batilnya kesyirikan.
Dan firmanNya, ”Agar kamu
bertakwa, ” kemungkinan maknanya adalah, bahwasanya karena kamu sekalian
beribadah hanya kepada Allah semata, maka dengan hal itu kalian telah menjaga
diri kalian sendiri dari murka dan AzabNya, karena kalian telah melakukan sebab
yang mendorong hal tersebut. Kemungkinan lain maknanya adalah, bahwasanya jika
kamu menyembah Allah semata, niscaya kamu menjadi golongan orang-orang bertakwa
yang memiliki sifat ketakwaan. Kedua arti ini adalah benar, dan keduanya saling
berkaitan, karena barangsiapa yang melakukan ibadah secara sempurna, niscaya ia
menjadi golongan orang-orang bertakwa, dan barangsiapa yang tergolong dalam
orang-orang bertakwa, pastilah ia akan memperoleh keselamatan dari azab dan
murka Allah.
Referensi : https://www.tafsirweb.com/259-surat-al-baqarah-ayat-22.html
-----
Ayat sebelumnya: