-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 16 Agustus 2022
Kisah
Nabi Muhammad SAW (138):
Rasulullah
Perintahkan Hancurkan Berhala Uzza, Suwa’, dan Manat
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Penaklukan Mekah terjadi pada tanggal 17 Ramadhan
tahun ke-8 Hijriyah. Allah memberikan kemenangan besar kepada kaum muslimin
justru pada saat mereka tengah menunaikan ibadah shaum. Lima hari sebelum
Ramadhan berakhir.
Rasulullah ﷺ mengirim Khalid bin Walid beserta 30
penunggang kuda untuk menghancurkan berhala-berhala Uzza di Nakhlah. Berhala
ini milik Quraisy dan Bani Kinanah.
Khalid merobohkannya, kemudian kembali. Namun
Rasulullah ﷺ bertanya,
“Apakah engkau melihat sesuatu?”
“Tidak,” jawab Khalid
“Kalau begitu, engkau belum benar-benar merobohkannya.
Kembali lagi ke sana dan robohkan!” demikian sabda Rasulullah ﷺ.
Dengan perasaan bergejolak, Khalid kembali sambil
menghunus pedang. Namun, ketika sampai di tujuan, Khalid dihadang seorang
wanita berkulit hitam tanpa baju yang menggeraikan rambut. Orang-orang menjerit
melihat tingkah wanita. Khalid segera menebasnya sampai mati. Ketika ia kembali
ke Mekkah, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Dulu aku mengira kalau-kalau Uzza akan disembah
selama-lamanya di negeri kalian ini.”
Selain itu Amr bin Ash juga diutus untuk menghancurkan
berhala Suwa' milik Bani Hudhail di Ruhath.
Ketika Amir bin Ash tiba di sana, penjaga Suwa'
bertanya, “Apa maumu?”
“Aku diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk menghancurkan
Suwa.”
“Engkau tidak akan sanggup!” jawab penjaga sambil
melotot.
“Mengapa?” tanya Amr bin Ash geram.
“Karena engkau akan dihalangi!” seru penjaga dengan
yakin.
“Hingga detik ini, engkau masih juga berada dalam
kebatilan!” seru Amr bin Ash gemas, “Celakalah engkau. Apakah engkau pikir
berhala itu bisa mendengar dan melihat?”
Kemudian Amr bin Ash menghancurkan Suwa' sampai
berkeping-keping. Setelah itu, ia bertanya kepada penjaga, “Bagaimana menurut
pendapatmu?”
“Kalau begitu, aku pasrah kepada Allah,” jawab penjaga.
Sa'ad bin Zaid beserta duapuluh pasukan diutus
Rasulullah ﷺ untuk menghancurkan Manat. Berhala itu dulunya milik suku Aus,
Khazraj, Ghassan, dan lainnya. Di tempat itu juga muncul dukun wanita berkulit
hitam yang bertelanjang sambil mengutuk Sa'ad. Sa'ad membunuhnya dan
menghancurkan berhalanya.
Sungguh tak layak berhala disembah, karena Allah Maha
Kaya. Dialah yang memiliki kerajaan bumi dan langit beserta bintang-bintang,
bulan-bulan, asteroid-asteroid, komet-komet, dan segala yang ada di alam semesta
ini
Ancaman
Hawazin dan Tsaqif
Kini kaum Muhajirin sudah tenang. Mereka dapat kembali
ke rumah mereka dan dapat berhubungan lagi dengan keluarga mereka di Mekah yang
sekarang telah memeluk Islam. Hati semua orang sudah yakin bahwa Islam telah
meraih kemenangan.
Namun setelah limabelas hari fathu mekah, tiba tiba
tersiar berita yang membuyarkan semua harapan perdamaian.
Kabilah Hawazin dan Tsaqif yang tinggal di pegunungan
tidak jauh dari Mekah sudah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kaum Muslimin.
Pasukan Hawazin dipimpin oleh Malik bin Auf. Ia
membawa serta semua harta, wanita, dan anak-anak. Seorang tua bijaksana yang
sudah buta, Duraid bin Ash Shima bertanya, “Mengapa sampai harus membawa
wanita, harta, dan anak-anak?”
“Aku ingin setiap prajurit menjadi bersemangat karena
tak ingin istri, anak, dan hartanya dirampas jika mereka kalah,” jawab Malik
bin Auf.
“Wahai Malik, tidak pantas engkau membawa penduduk
Hawazin ini ke tengah pasukan. Bawalah mereka pulang dan bertahanlah di tempat
kita tinggal yang aman dan terlindung. Setelah itu hadapilah orang-orang Muslim
dengan pasukan inti. Jika engkau menang, keluarga dan hartamu tetap aman. Jika
engkau kalah, setidaknya harta dan keluargamu tetap terlindung.”
Namun Malik tidak mau mendengar suara bijak ini. Ia
bahkan mengusir Duraid dan berkata, “Aku tidak mau lagi nama Duraid bin Ash
Shima disebut-sebut!”
Tanggal enam Syawal tahun 8 Hijriyah, Rasulullah ﷺ
meninggalkan Mekah dengan 12 ribu pasukan termasuk dua ribu orang Mekah yang
memeluk Islam.
Menjelang petang muncul seorang penunggang kuda ia
melaporkan bahwa Hawazin membawa seluruh harta dan ternak mereka.
Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda, “Itu adalah harta
rampasan milik orang-orang muslim besok hari, jika Allah menghendaki.”
Jumlah pasukan yang besar itu membuat sebagaian
prajurit muslim berkata dengan bangga, “Kali ini kita tidak mungkin bisa
dikalahkan.”
Sebuah pernyataan yang keliru dan mengakibatkan
bencana. Ketika Rasulullah ﷺ mendengar gerakan musuh di Thaif, beliau mengirim
mata-mata yaitu seorang sahabat bernama Abdullah Bin Abu Hadrod al Aslamy.
Abdullah melakukan pengintaian dan membenarkan
persiapan musuh. Sebagai persiapan, Rasulullah ﷺ meminjam 100 baju perang dan
perangkat senjata kepada Sufyan bin Umayyah yang saat itu belum masuk Islam. (bersambung)