atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh, dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (QS 2 / Al Baqarah, ayat 19)
-----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 05 Agustus 2022
Surah
Al-Baqarah, Ayat 19:
Seperti
Orang-orang Yang Ditimpa Hujan Lebat, Gelap, Guruh dan Kilat
atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh, dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (QS 2 / Al Baqarah, ayat 19)
Tafsir QS 2 / Al-Baqarah, ayat 19:
Tafsir Al-Muyassar /
Kementerian Agama Saudi Arabia:
Atau seperti kondisi
sekelompok orang-orang munafik lainnya yang suatu ketika telah tampak jelas
bagi mereka kebenaran dan pada saat yang lain Mereka meragukannya. Menyerupai
sekelompok manusia yang tengah berjalan di tanah tandus lalu hujan deras turun menyirami
mereka yang diiringi dengan kegelapan yang bertumpuk-tumpuk diatas mereka
serta sambaran guruh dan kilatan cahaya terang dari petir dan suara suara
guntur yang menggelegar yang menyebabkan mereka meletakkan jari-jari mereka ke
lubang telinga mereka akibat saking mencekamnya suasana karena mereka takut
mati. Dan Allah ta'ala meliputi orang-orang kafir dan mereka tidak akan lolos
dari nya dan tidak bisa melakukan sesuatu pun yang menghindari siksaannya.
Tafsir Al-Mukhtashar /
Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram):
19. Adapun maksud
perumpamaan dengan air ialah mereka seperti air hujan lebat dari awan yang
gelap berlapis-lapis, guruh dan kilat. Hujan lebat itu turun kepada suatu kaum
lalu mereka mengalami ketakutan yang luar biasa. Lalu mereka menutupi telinga
dengan ujung-ujung jari karena kerasnya suara petir yang menyambar dan takut
mati. Dan Allah Maha Mengetahui dan Menguasai orang-orang kafir. Mereka tidak
mungkin dapat menghindar dari-Nya.
Tafsir Al-Madinah
Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr.
Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah:
19. Allah juga membuat
perumpamaan lain bagi mereka untuk menekankan makna dan menyingkap
faktor-faktor lain. Orang-orang munafik yang berada dalam dua keadaan; keadaan
ketika jiwa mereka terpanggil oleh kebaikan saat mendengar petunjuk dari
al-Qur'an, dan keadaan ketika jiw Mereka terapanggil oleh keburukan dengan
mengolok-olok kaum muslimin. Allah memperumpamakan mereka seperti hujan yang
didalamnya tercampur antara butiran air, cahaya, dan campuran yang membuat air
menjadi keruh. Perumpamaan ini sesuai dengan perumpamaan-perumpamaan yang
sering dibuat oleh orang-orang Arab yang ahli dalam balaghah. (lihat: at-tahrir
dan at-tanwir 1/310).
Makna dari perumpamaan
ini yaitu sifat mereka seperti suatu kaum yang berjalan pada malam hari yang
gelap gulita diiringi hujan lebat dari awan yang gelap gulita pula dan disertai
kilat dan petir, maka mereka menutup telinga mereka dengan jari jemari mereka
karena ketakutan. Setiap kali kilat menyambar, mereka dapat melihat jalan
sehingga mereka dapat berjalan; namun jika kilat telah hilang, maka mereka
kembali kebingungan. Demikian pula keadaan orang-orang munafik, jika mereka
mengucapkan kalimat tauhid maka mereka mendapat cahaya sehingga mereka dapat
berjalan; namun ketika mereka ragu maka mereka kembali kebingungan dalam
kegelapan. Mereka takut terhadap orang-orang beriman jika urusan mereka
tersingkap, namun Allah mengetahui segalanya tentang mereka, dan Dia akan
membalas apa yang telah mereka perbuat.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah:
Dan perumpamaan
orang-orang munafik itu ketika meniru orang lain adalah seperti orang yang
berada di tengah hujan lebat yang diselingi petir yang sangat keras dan kilat
yang (menyala) sangat cepat. Mereka takut dengan petir-petir itu, yang memiliki
suara sangat keras dan merusak yang di dalamnya terdapat api yang membara dan
mereka takut mati karena tidak dapat berlindung darinya. Dan Allah mengunci
orang-orang kafir dalam gengamanNya sehingga mereka tidak mampu menghindar dari
takdir dan siksaNya. Asbabun Nuzul ayat-ayat ini sebagaimana yang dikatakan
Ath-Thabari dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas dan sahabat lainnya bahwa banyak orang
masuk Islam setelah peristiwa hijrah, kemudian mereka melakukan kemunafikan.
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang berada dalam kegelapan dan
menyalakan api, kemudian api itu padam; dan seperti orang yang menerjang hujan
lebat yang diiringi petir dan kilat, lalu dia berusaha menghindarinya karena
takut, kemudian meninggalkannya dan kembali kepada kekafirannya, sehingga dia
menjadi orang yang tidak mengetahui halal-haram dan baik-buruk. Itulah
perumpamaan orang munafik. Dia berada dalam gelapnya kemusyrikan, kemudian dia
masuk Islam lalu kembali tersesat lagi. Perumpamaan pertama untuk menunjukkan begitu
cepatnya kepura-puraan mereka terbongkar dan perumpamaan kedua untuk
menunjukkan kebingungan dan kegelisahan mereka
Referensi : https://www.tafsirweb.com/250-surat-al-baqarah-ayat-19.html
-----
Ayat sebelumnya: