Senin, 12 September 2022
Kisah Rian, Bocah Kelahiran Papua Mendaftar Sekolah di SDN Tanggul Patompo I Makassar
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ini kisah Rian, bocah kelahiran Jayapura, Papua, yang dibantu Kadis Pendidikan Kota Makassar, H Muhyiddin SE MM, dan tim Massikola sehingga bisa bersekolah lagi, sejak September 2022.
Kisah ini bermula ketika Founder Massikola (Makassar Siap Sekolah), dr Udin Shaputra Malik mendapatkan laporan masyarakat bahwa ada anak yang sudah berusia 9 tahun tapi tidak bisa bersekolah karena tidak memiliki Kartu Keluarga (KK). Laporan ini didapatkan dr Udin dari Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Karang Anyar, Umi Kalsum. Anak itu bernama Rian, berdomisili di RT 03 RW 03.
Menurut informasi dari tantenya, Rian diasuh sejak usia 9 bulan. Hanya saja nama anak itu telah tercantum di Kartu Keluarganya yang berada di Jayapura. Tantenya menduplikasi akta kelahiran Rian untuk keperluan ke depan.
Kisah tentang Rian diceritakan kala tim Massikola dan Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) bertemu tantenya sekira dua pekan lalu.
Ibu RT dan tim JPKP kemudian ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Makassar untuk mengurus penarikan data Rian yang diketahui ikut pada KK orangtuanya di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Setelah dibantu pihak Dukcapil dan berbagai pihak, datanya keluar lebih cepat. Semula diperkirakan pada Jumat, 9 September 2022. Namun ternyata, data itu keluar pada Selasa, 6 September 2022.
Akhirnya Rian diadaptasikan masuk ke sekolah sejak Selasa itu juga. Setelah itu, Rian dijadwalkan akan diantar langsung oleh dr Udin Malik, Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Lurah Karang Anyar, Ketua Rumah Zakat Sulawesi Selatan, Bapak Amir, Tim Massikola dan Pengurus JPKP.
Founder Massikola, dr Udin, Kadisdik, Lurah Karang Anyar dan tim memulai aktivitas dengan shalat berjamaah di Masjid Shalatu Khairun. Setelah menunaikan Shalat Jumat, dr Udin diminta oleh pengurus masjid untuk memberikan informasi mengenai program Massikola.
Di tempat tersebut dr Udin mengajak masyarakat untuk melaporkan jika menemukan anak putus sekolah (APS) dan tidak sekolah (ATS). Selepas itu, rombongan pun berjalan ke rumah Rian. Setiba di dalam rumah, baik dr. Udin, Kadisdik, Ketua Rumah Zakat dan Lurah pun berdiskusi dengan tantenya mengenai situasi Rian.
Kemudian rombongan berjalan kaki dari rumah Rian menuju ke sekolah untuk mendaftarkan Rian masuk ke SDN Tanggul Patompo I. Tiba di depan sekolah, tim diterima oleh Kepala Sekolah dan para guru dan langsung menuju ke ruang guru. Tak lama berselang, tim pun mendaftarkan Rian ke dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dihubungkan langsung dari Kadis Pendidikan ke Manager Dapodik Disdik. Tantenya Rian dan Ibu RT, Ummi Kalsum pun membawa data Akta Kelahiran dan KK barunya dari Dukcapil untuk dipakai mendaftar.
"Ke depan semua anak harus sekolah, tidak boleh ditolak oleh sekolah. Tim Massikola nanti membantu saya dalam membuat data besaran angka putus dan tidak sekolah. Jadi mari kita bekerja sama menyelesaikan program Walikota kita untuk membuat semua warga Makassar bersekolah”, kata Muhyiddin.
Pak Lurah Karang Anyar, Nasrullah ST mengatakan, “Kami pasti mendukung dengan membuka kontainer Makassar Recover menjadi tempat anak-anak belajar dan mengembangkan minat dan bakatnya yang di-handle oleh Massikola dan yang lainnya."
Ketua Rumah Zakat Sulawesi Selatan turut memberi pernyataan. Katanya, “Rumah Zakat akan membantu semampu kami dalam mendukung anak-anak yang ingin kembali atau baru masuk sekolah, terlebih jika mereka adalah orang yang pantas mendapatkan bantuan”.
Dukungan seperti ini tentu sangat diharapkan Massikola dan terutama anak-anak. Massikola, kata dr Udin, butuh banyak saran, kritik dan bantuan dari berbagai pihak. Rian dan anak-anak lainnya tidak akan berhasil kalau tidak ada kolaborasi dari RT/RW, Lurah, Disdik, ibu-ibu PKK bahkan Dukcapil dan pihak swasta.
"Sekolah perlu dukung upaya ini demi mewujudkan impian dan cita-cita Rian serta anak-anak lainnya," imbuh dr Udin. (Rusdin Tompo)