-----
Senin, 05 September 2022
Konsumen
Merasa Ditipu dan Dipermalukan, Hajatan Ultah di Warunk Ropang Nyaris Ricuh
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Hajatan pesta ulang tahun ke-60 seorang
wartawan senior yang digelar di Warunk Ropang, Jl Perintis Kemerdekaan Km 12,
Makassar, Ahad malam, 04 September 2022, nyaris diwarnai kericuhan akibat tidak
komitmennya pihak manajemen rumah makan tersebut.
Kronologis kejadiannya
bermula Sabtu malam, 03 September 2022, ketika pihak yang punya hajatan
menghubungi via telepon ke pihak Warunk Ropang untuk melakukan reservasi tempat
guna melaksanakan acara ulang tahun tersebut yang diagendakan pada Ahad malam, 04
September 2022.
Dalam pembicaraan
telepon, Virginia, putri sulung dari sang punya hajatan mempertanyakan apakah
di rumah makan itu ada tersedia fasilitas hiburan 'live music' seperti yang ada
dalam promosi di media sosial, dan kemudian dijawab oleh staf Warunk Ropang bahwa
hiburan 'live music' ada pada setiap hari Sabtu malam dan Ahad malam.
Untuk memastikan
pernyataan petugas rumah makan itu, pada Ahad pagi pihak yang punya hajatan
datang langsung ke Warunk Ropang guna mempertegas apakah benar ada tersedia
fasilitas hiburan 'live music' sekaligus memilih area yang hendak ditempati
pelaksanaan acara ulang tahun.
Lagi-lagi seorang staf
wanita yang menerima kehadiran pemilik hajatan memberikan jaminan kepastian
jika malam nanti tersedia hiburan 'live music'. Mendapat kepastian tersebut,
dipilihlah area depan panggung 'live music' untuk tempat pelaksanaan acara,
lalu melakukan proses reservasi di kasir dengan menitipkan dana deposit.
Kenyataannya, pada malam
harinya sekira pukul 19.00 Wita dan sejumlah undangan sudah berdatangan serta
memesan makanan-minuman hingga menyantapnya dengan lahap, toh tidak terlihat
peralatan musik tersedia dan tak tampak tanda-tanda bakal adanya aktivitas
hiburan panggung 'live music'.
Saat hal itu ditanyakan
kepada salah seorang petugas rumah makan, dijawab bahwa hiburan 'live music'
setiap hari Sabtu dan Minggu dimulai pada pukul 19.30 Wita. Namun hingga lewat
pukul 20.00 Wita belum juga ada aktivitas di panggung tersebut. Pemilik hajatan
dan bahkan sejumlah tamu kembali mempertanyakan ke petugas Warunk Ropang hingga
terjadi perdebatan dan ketegangan.
Tak lama kemudian datang
seorang pria bernama Yadi yang diduga Staf Security bersama wanita dari pihak
manajemen rumah makan mencoba menenangkan suasana dan menyampaikan permintaan
maaf karena hiburan 'live music' tidak dapat dilaksanakan dengan alasan
penyanyinya berhalangan datang, sementara pemain musiknya (player) masih dalam
perjalanan akibat macet di sepanjang Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.
Penyampaian Yadi tersebut
mulai menyulut kemarahan pemilik hajatan dan para undangan yang berasal dari
bermacam profesi seperti wartawan, pemimpin media, musisi, penyanyi, dosen,
aktivis Ormas hingga pengusaha, yang tidak menerima baik alasan-alasan
tersebut.
Bahkan salah seorang musisi
dan penyanyi senior sampai maju menghadapi kedua staf rumah makan itu dan
meminta pihak manajemen segera menyiapkan peralatan musik (keyboard) dan
memberitahukan cukup banyak player serta penyanyi kawakan yang hadir di acara
ulang tahun ini.
“Kami sebagai konsumen
tidak mau tahu dengan alasan-alasan tersebut. Bertindaklah profesional dalam
mengelola sebuah usaha. Kasihan pemilik acara yang di hari ulang tahunnya kalian
permalukan kepada tamu-tamu undangan yang hadir. Segera persiapkan alat musiknya,
nanti kami yang main dan menyanyi,” ucap Dr Yohan C Tinungki SMus MSn, pakar
musik senior yang juga Ketua Komite Investigasi Negara Provinsi Sulsel.
Namun sampai beberapa
waktu kemudian, permintaan mempersiapkan alat musik di panggung 'live music'
tak dapat dipenuhi pihak manajemen dengan beralasan lagi jika alat musik dibawa
pulang oleh pemainnya (player).
Yadi, petugas security di
tempat itu kembali mempertegas jika pemain musiknya tidak bisa datang sehingga
hiburan 'live music' ditiadakan.
Penegasan Yadi membuat
pemilik hajatan memuncak kemarahannya karena selain merasa sudah ditipu oleh
pihak manajemen Warunk Ropang, juga harus menanggung malu akibat telah
mengecewakan para undangan, serta pula membuat suasana acara tidak nyaman serta
agenda acara yang telah disusun jadi rusak dan kacau balau.
“Saya merasa telah ditipu
oleh pihak manajemen Warunk Ropang. Saya juga telah dirugikan dan dipermalukan
kepada tamu-tamu undangan. Padahal sejak awal melakukan reservasi, saya sudah
pertegas mempertanyakan apakah ada hiburan 'live music' di tempat ini. Jika
tidak ada, maka saya tidak jadi melaksanakan disini dan akan mencari tempat
lain. Tapi petugas rumah makan memberikan jaminan dan kepastian bahwa setiap
Sabtu-Minggu ada hiburan 'live music'. Atas dasar itulah saya kemudian
melakukan reservasi dan menitip dana deposit di kasir,” ungkap James, pemilik
hajatan yang juga seorang wartawan senior di kota ini.
Menurut James yang juga
anggota Dewan Penasehat PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Provinsi Sulsel dan
Wakil Pemimpin Umum Media Online Pedomanrakyat.co.id, serta Pemimpin Umum Media
Online Sorotmakassar.com, selain tindakan 'wan prestasi' (ingkar janji) yang
ditunjukkan pihak manajemen Warunk Ropang, pelayanan order hingga penyajian
makanan-minuman di tempat itu tampak sangat kacau, dan bahkan saat pembayaran
di kasir harus berlangsung lama karena sistem administrasi yang semrawut.
Manajer Warunk Ropang,
Ivan yang ditemui dan dikonfirmasi terkait tindakan pihak manajemen rumah makan
yang dinilai telah menipu, merugikan dan mempermalukan konsumen, awalnya dengan
nada tinggi menyampaikan berbagai alasan sepihak yang terkesan jika pihak
manajemennya tidak merasa bersalah terhadap kejadian ini, tapi karena kesalahan
personel-personel saja.
Setelah terjadi
perdebatan sengit dan dipaparkan kronologis kejadian hingga fakta yang terjadi,
serta diberikan masukan-masukan untuk bagaimana bersikap profesional dalam
menjalankan pengelolaan sebuah usaha rumah makan agar tidak merugikan konsumen,
barulah sang manajer melunak dan meminta maaf atas kejadian yang menimpa
pemilik hajatan. (jw)