-----
Senin, 19 September 2022
Murid SDN 35 Pao-pao Maros Dilatih Menulis Puisi dan Cerpen
MAROS,
(PEDOMAN KARYA). Siswa UPTD SDN 35 Pao-pao, Kecamatan
Mandai, Kabupaten Maros, yang telah mengikuti kelas Ekskul Bahasa Inggris unjuk
kreativitas dengan menulis sebuah puisi dan cerita pendek (cerpen) dengan tema beragam.
Selain mereka belajar
Bahasa Inggris, mereka diarahkan untuk mengenal dunia literasi baca-tulis.
Mereka dibimbing langsung oleh tentor Bahasa Inggris sekaligus penggiat
literasi oleh Melati Syahrir.
“Mengenalkan literasi
harus dimulai sedini mungkin, supaya kelak ketika mereka dewasa dapat mencintai
dunia literasi. Dengan mencintai literasi, anak-anak tidak akan mudah termakan
budaya hoaks,” kata Melati Syahrir, kepada Pedoman
Karya, di Makassar, Senin, 19 September 2022.
Ia sengaja menyelipkan
aktivitas literasi baca tulis di sela-sela bimbingan ekskul Bahasa Inggris. Dia
mengatakan kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan menerjemahkan lingkungan
lewat tulisan.
Karangan siswa ini
merupakan kumpulan tulisan dari siswa kelas IV, kelas V, dan kelas VI yang
mengikuti kegiatan ekskul Bahasa Inggris di UPTD SDN 35 Pao-pao.
“Kumpulan tulisan mereka
akan dijadikan sebuah buku bunga rampai cerita pendek karya anak. Dengan
bimbingan guru, ternyata usia dini tidak menghalangi anak untuk dapat
menggoreskan tinta dan mulai menulis,” kata Melati.
Hadirnya karya ini
mengenalkan anak bahwa menjadi penulis tidak dibatasi oleh umur, namun yang
harus senantiasa dilakukan adalah terus menuangkan ide dalam lembar-lembar
tulisan yang dapat dinikmati oleh orang-orang, serta dapat menjadikan manfaat
bagi pembaca.
Awalnya hanya sekedar
kegiatan belajar Bahasa Inggris yang dikoordinir oleh guru Syaridawati, Ketua
oleh Ibu Partini, Sekretaris Ibu Diana, Bendahara Ibu Syamsinar, yang tidak
lain mereka adalah orangtua dari siswa itu sendiri.
Kepala UPTD SDN 35
Pao-Pao, Mantang SPd MM, mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi pembiasaan
literasi yang dilakukan di kegiatan ekskul Bahasa Inggris.
“Dengan mengajak ataupun
membimbing mereka menulis puisi atau cerita sederhana tentang pengalaman mereka
di kegiatan tersebut, saya yakin dan percaya bahwa dari pembiasaan itu akan
lahir pribadi yang gemar menulis ataupun mampu mengeluarkan isi hatinya melalui
goresan pena dan nanti semakin cerdas dalam berlitetasi,” tutur Mantang.
Ia sangat bersyukur
karena selain semangat dari anak-anak, dukungan penuh dari orang tua mereka
sangat bernilai untuk kegiatan ini. Ia menilai kegiatan ini adalah sebuah
dedikasi untuk membantu kemajuan anak bangsa.
Mantang berharap kegiatan
literasi bukan milik sebagian orang, melainkan kerja bersama semua pihak yang
terlibat, yakni murid, guru, dan orang tua siswa.
“Tujuan kita sama. Ingin
membangun bangsa dengan sumber daya manusia yang kuat dan harus dimulai dengan
literasi,” kata Mantang. (asnawin)