-----
Jumat, 21 Oktober 2022
Pustakawan Sangat Mudah
Jika Ingin Menulis Karya Ilmiah
Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Sulsel Gelar Bimtek Penulisan Karya Ilmiah
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Para pustakawan setiap hari berkutat dengan buku-buku,
bahannya sudah banyak, sehingga sangat mudah jika ingin menulis, termasuk untuk
mendapatkan bahan penulisan karya ilmiah.
“Tinggal bagaimana agar bisa sering membaca dan bisa lebih produktif untuk menulis, dan menjadikan menulis itu menjadi kebiasaan,” kata penulis dan budayawan Idwar Anwar, saat tampil sebagai pemateri pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Karya Ilmiah Bagi Pustakawan yang diadakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, di Grand Sayang Park Hotel, Makassar, Jumat, 21 Oktober 2022.
Idwar Anwar yang membawakan
materi “Sistematika Penulisan Karya Ilmiah”, pada kesempatan itu banyak
bercerita dan membagikan pengalaman menulisnya dengan harapan dapat memberikan
motivasi untuk mendorong para pustakawan untuk menulis.
“Sebagai seorang
pustakawan, modal dasarnya sudah ada untuk menulis. Jadi hanya butuh menumbuhkan
keinginan. Menulis jangan dianggap sebagai bakat, tetapi merupakan kemampuan
yang lahir dari kebiasaan dan kerja keras yang terus menerus diasah,” kata Edo,
sapaan akrab Idwar Anwar.
Edo yang merupakan orang
pertama melakukan penulisan ulang Epos La Galigo (Epos terpanjang dan terbesar
di dunia) menjadi novel populer 12 jilid, mengajak semua pustakawan untuk
menulis.
“Menulis itu memindahkan
apa yang ada dipikiran menjadi sebuah tulisan. Saya disini hanya untuk
memanas-manasi teman-teman untuk menulis,” ujar Edo sambil tersenyum.
Pemateri lainnya, Eddy
Thamrin, yang seorang dosen, penulis, dan juga tokoh penggerak literasi Sulsel,
membawakan materi “Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah”, dan mengupas tuntas
perbedaan judul, tema dan topik.
Eddy Thamrin yang lebih
dikenal dengan nama Yudhistira Sukatanya, juga mengajak semua peserta untuk
menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan.
Yudhistira juga
menyampaikan harapannya kepada semua peserta agar nanti ada buku yang ditulis,
apakah ditulis sendiri-sendiri atau ramai-ramai dalam bentuk antologi atau
bunga rampai.
“Saya berharap ada output
dari kegiatan ini, sehingga ketika kita selesai, ada hasil yang kita lihat,” kata
Yudhistira. (win)