-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 09 November 2022
Andi Sukri Syamsuri Jadi
Profesor Setelah 16 Tahun Sandang Doktor (7):
Hanya Klausa ‘Jaga Jarak’
Yang Muncul Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia
Penggunaan Klausa
Klausa merupakan satuan
gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat, namun terdapat
perbedaan bentuk neologisme yang muncul di Indonesia dan Malaysia terkait
dengan klausa.
Dari segi proporsi
kemunculannya, penggunaan klausa di Malaysia lebih dominan daripada di
Indonesia. Di Indonesia ditemukan hanya ada satu bentuk penggunaan klausa pada masa
pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease).
Sementara itu, di
Malaysia ditemukan ada empat kategori klausa yang didayagunakan selama masa pandemi
Covid-19.
“Bentuk neologisme dari
aspek klausa di Indonesia ditemukan hanya ada satu, yaitu klausa jaga jarak.
Sementara itu, di Malaysia ditemukan ada empat klausa yang muncul yaitu kita
jaga kita, jaga kita, kawalan pergerakan, dan pengambilan vaksin,” kata Andi
Sukri Syamsuri.
Hal itu ia sampaikan
dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik (Bahasa)
Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar,
Senin, 31 Oktober 2022.
Andis, sapaan akrab Andi
Sukri Syamsuri, membacakan pidato pengukuhan dengan judul “Neologisme
Linguistik di Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus di Indonesia dan Malaysia.”
“Bentuk neologisme dari
sisi klausa yang ditemukan di Indonesia itu sebenarnya berasal dari bahasa
Inggris, yaitu social distancing. Klausa ini mengacu pada pembatasan sosial
yang bertujuan untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease,” kata Andi Sukri.
Sementara itu, klausa “kita
jaga kita” digunakan untuk melawan penularan Covid-19 di Malaysia.
“Menariknya, klausa kita
jaga kita merupakan sebuah lagu dari sebuah film 2019, yang ditulis oleh
Altimet dan Bo Amir Iqram. Lagu ini juga dinyanyikan oleh Altimet dan dua lagi
penyanyi yaitu Cuurley dan Malik Abdullah. Lagu ini kemudian populer karena
menjadi pilihan kerajaan Malaysia sebagai lagu untuk melawan Covid-19,” tutur Andi
Sukri.
Hal ini menunjukkan
bentuk neologisme “kita jaga kita” di Malaysia itu merupakan bentuk neologisme
diakronis, yakni suatu satuan lingual adalah neologisme jika kemunculannya
baru.
Ini seperti dikemukakan
oleh Janssen (2005) bahwa secara diakronis, neologisme tidak memiliki
arti—bukan kata yang “baru” yang abstrak dan tidak lekang oleh waktu, tetapi
neologisme adalah kata yang baru dalam bahasa tertentu pada suatu waktu.
Penggunaan Kalimat
“Kalimat mengacu pada
kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Kami
menemukan bahwa bentuk neologisme pada aspek penggunaan kalimat pada masa
pandemi Covid-19 di Indonesia dan Malaysia cenderung lebih sedikit daripada
kategori lainnya, seperti frasa dan klausa,” kata Andi Sukri.
Bahkan, di Indonesia
tidak ditemukan di dalam data penelitian mengenai bentuk neologisme dari sisi
penggunaan kalimat di masa pandemi Covid-19. Sementara itu, di Malaysia
ditemukan hanya ada satu wujud neologisme dari sisi penggunaan kalimat pada
masa pandemi Covid-19.
Kalimat yang muncul di
Malaysia berupa kalimat perintah yang bersumber dari tenaga medis. Kalimat ini
pada dasarnya berakar dari Bahasa Inggris, yaitu face shild. Kalimat ini
berupa imbauan untuk menggunakan penutup muka sebagai langkah pencegahan
Covid-19.
Bentuk neologisme dari
sisi penggunaan kalimat tidak ditemukan di Indonesia. Hal ini berbeda dengan di
Malaysia, yang menggunakan bentuk neologisme yakni pakai peliput muka.
“Pakai peliput muka adalah
kalimat yang berupa himbauan atau perintah untuk menutup muka, memakai masker
atau pelindung muka selama pandemi Covid-19,” kata Andi Sukri.
Penggunaan kalimat
perintah yang muncul sebagai neologisme itu digunakan untuk mencegah terjadinya
penularan Covid-19 di Malaysia. Hal ini seperti Teori Yule (1985) bahwa
neologisme biasanya mucul akibat dari perkembangan suatu bahasa yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung, sehingga dapat diterima oleh
pemakai bahasa tutur itu sendiri.
Pada masa epidemi, muncul
beragam istilah atau pengenalan konsep baru untuk merujuk pada pandemi
Covid-19. Meskipun, istilah atau konsep baru yang muncul itu, baik di Indonesia
maupun di Malaysia, merupakan istilah medis dan berakar dari bahasa Inggris,
tetapi pengenalan konsep baru itu telah diadopsi atau diadaptasi ke dalam
bentuk bahasa Indonesia.
Bentuk neologisme pakai
peliput muka yang muncul di Malaysia misalnya, berasal dari bahasa Inggris
face shild. Demikian pula pada frasa penjarakan sosial (social
distance), dan klausa kawalan pergerakan (movement control) berakar dari
bahasa Inggris.
Bentuk neologisme seperti
disebut oleh Cabré (1999) dengan istilah borrowed neologisme (atau neologisme
pinjaman).
“Jenis neologisme ini dapat berupa kata true borrowings atau pinjaman asli atau secara bentuk dan makna benar-benar serupa dengan kata asing yang menjadi kata asalnya, serta loan translation atau terjemahan,” kata Andi Sukri. (asnawin / bersambung)
-----
Artikel sebelumnya:
Bagian 6:
Neologisme Diciptakan Guna Mengisi Kekosongan Leksikal
Bagian 5: